Brilio.net - Bagi seluruh umat Islam, tentu mengetahui dan memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan merupakan takdir dari Allah SWT.Baik itu sebuah kehidupan atau kelahiran, rezeki yang didapatkan, hingga kematian yang datang pada seseorang. Bukan hanya itu, semua hal yang terjadi dalam hidup manusia merupakan campur tangan dari takdir yang digariskan oleh Allah.
BACA JUGA :
Bacaan surat Yasin lengkap dengan Arab, latin, dan terjemahannya
foto: Ilustrasi/pixabay.com
Dengan begitu, seluruh umat muslim sudah semestinya mempercayai hal ini. Bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki segala kekuatan untuk menciptakan dan memberikan keputusan dalam berbagai urusan manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahkan percaya kepada hari akhir atau Qada dan Qadar merupakan salah satu iman Islam yang harus dimiliki setiap umat muslim.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, inilah pengertian Qada dan Qadar menurut Islam pada Jumat, (11/3)
BACA JUGA :
Dulu pusat ibadah, kondisi musala ini sekarang memprihatinkan
Untuk menumbuhkan kepercayaan ini, tentu perlu dipahami terlebih dahulu pengertian Qada dan Qadar menurut Agama Islam. Kedua istilah ini memang mempunyai bentuk kata dan pelafalan yang mirip. Bahkan Qada dan Qadar sering dipahami memiliki arti yang sama.
Antara Qada dan Qadar adalah dua hal yang berbeda, begitu juga dengan pengertian Qada dan Qadar. Untuk itu, kamuperlu memahami makna dari dua istilah ini dengan baik. Selain itu, perlu diketahui pula manfaat keutamaan yang akan didapatkan dengan beriman kepada Qada dan Qadar.
Pengertian Qada dan Qadar
foto: ilustrasi/pixabay.com
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meskipun terdengar mirip namun pengertian Qada dan Qadar berbeda. Qada dapat dipahami sebagai putusan Allah pada azali atau mengenai suatu hal yang akan menjadi apa kelak. Sedangkan Qadar merupakan realisasi Allah atas Qada terhadap diri manusia sesuai kehendak-Nya.
Dengan begitu dapat dipahami, bahwa Qada merupakan suatu kehendak Allah yang akan terjadi kelak kemudian hari. Sementara Qadar merupakan bentuk realisasi atau bentuk nyata dari kehendak yang telah ditetapkan Allah sebelumnya.
Kemudian, secara makna, Qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan dan ketentuan ini sudah diatur Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta. Hal ini berdasarkan firmannya dalam surah Al-Hadid ayat 22: Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya, (QS. Al-Hadid [57]: 22).
Sebagai contoh, sesuai dengan kehendak Allah akan menjadikan seseorang menjadi orang yang alim atau berpengetahuan merupakan Qada. Sementara itu, penciptaan ilmu di dalam diri orang tersebut merupakan qadar karena hadir sesuai dengan kehendak-Nya.
Oleh Allah SWT, sudah ditetapkan juga profesinya, entah menjadi seniman, guru, wirausahawan, dan lain sebagainya. Rujukannya adalah sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).
Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Qadar Mubram dan Qadar Mu'allaq. Pertama, Qadar Mubram adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua, dan lain sebagainya. Kedua, Qadar Mu'allaq yang berarti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang diupayakan hambanya. Dalil mengenai Qadar Mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).
Sebagai Penghibur Ketika Ditimpa Musibah
Setelah memahami pengertian Qada dan Qadar, perlu diketahui pula bahwa perintah Allah bagi setiap umat muslim untuk beriman kepada Qada dan Qadar mempunyai manfaat tersendiri. Dikatakan, orang yang mempercayai atau menaruh iman kepada takdir Allah, ini bisa menjadi bekal untuk menenangkan hati ketika ditimpa suatu musibah.
Dengan beriman kepada Qada dan Qadar, seseorang akan percaya bahwa kenikmatan dan musibah dalam kehidupan akan datang silih berganti. Seperti ketika seseorang diberi kesehatan oleh Allah, pada waktu lain orang tersebut dapat ditimpa suatu penyakit. Atau saat seseorang diberi kekayaan, si lain waktu Allah bisa memberikan musibah pada orang tersebut yang menyebabkan dampak kemiskinan.
Dalam hal ini, iman kepada Qada dan Qadar berguna sebagai penghibur setiap umat manusia ketika tertimpa suatu masalah atau musibah. Dengan hal ini, manusia akan meyakini bahwa seberat apapun masalah yang sedang dihadapi tidak akan bertahan lama dan Allah akan menggantinya dengan keadaan yang lebih baik sesuai kehendak-Nya. Bukan hanya itu, orang yang beriman pada Qada dan Qadar akan bersabar dan selalu bersyukur dengan ketetapan yang diberikan oleh Allah.
Penetapan Takdir
foto: ilustrasi/pixabay.com
Setelah mengetahui pengertian Qada dan Qadar, manfaat serta keutamaannya, berikutnya perlu diketahui penetapan takdir yang diberikan Allah. Dalam hal ini, Allah telah menuliskan takdir di lauhul mahfudz 5000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.
Meskipun begitu, Al Quran dan As Sunnah juga menunjukkan penetapan takdir Allah dalam waktu yang lain. Seperti ketika seseorang berada di rahim ibunya yang terjadi sekali seumur hidup. Atau takdir tahunan seperti munculnya malam Lailatul Qadar maupun takdir harian yang ditetapkan setiap harinya.
Dengan begitu dapat dipahami, bahwa Allah merupakan sebaik-baik penentu takdir. Allah yang memiliki kuasa untuk menciptakan, menentukan, dan memberikannya kepada setiap makhluk hidup. Hal penting yang perlu diingat, bahwa setiap ketentuan yang diberikan Allah selalu mempunyai manfaat kebaikan bagi siapa pun yang menerimanya.
Kewajiban Iman Kepada Qada dan Qadar
Setelah mengetahui pengertian Qada dan Qadar, terakhir perlu ditekankan kembali bahwa Allah telah mewajibkan setiap umat manusia untuk beriman kepada takdir-Nya. Dalam hal ini, manusia harus percaya dan sepenuhnya meyakini kekuasaan Allah dalam menetapkan takdir setiap hambanya. Hal ini dapat diamalkan dengan melakukan setiap perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Selain itu, manusia juga perlu melakukan usaha dengan baik untuk mendapatkan ridho kebaikan dari Allah. Meskipun Allah sudah mengatur takdir setiap makhluknya, namun bukan berarti manusia diam tanpa melakukan usaha sekalipun.
Dalam hal ini, Allah akan memberikan rezeki dan manfaat kebaikan lainnya jika manusia berusaha dengan sungguh-sungguh. Sekalipun gagal, sudah sepantasnya manusia bersyukur dengan ketetapan yang telah diberikan Allah. Dengan begitu, kehidupan akan dijalani dengan lebih mudah dan lapang dada.