Brilio.net - Sosiologi merupakan salah satu cabang dari hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi ini terbentuk dari pengamatan sosial yang dilakukan terhadap masyarakat secara langsung, bukan hasil spekulasi yang belum pasti. Ada banyak orang yang tertarik untuk mempelajari cabang ilmu satu ini.
Namun apakah kalian sudah memahami penuh pengertian Sosiologi tersebut? Jika belum, maka berikut adalah beberapa hal tentang ilmu Sosiologi yang penting untuk dipelajari.
BACA JUGA :
15 Pengertian manajemen strategi menurut para ahli, fungsi & tujuannya
Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (7/3), ini penjelasan detail mengenai pengertian Sosiologi, beserta teori dan ruang lingkupnya.
Pengertian Sosiologi.
foto: pixabay.com
BACA JUGA :
Pengertian norma kesopanan, fungsi, sanksi, manfaat, dan contohnya
Secara umum, Sosiologi merupakan disiplin ilmu mandiri, yang berdiri sendiri dan telah terlepas dari pengaruh ilmu filsafat. Sebab perkembangan Sosiologi memang diawali dengan adanya pengaruh dari filsafat. Kata Sosiologi sendiri berasal dari bahasa Latin Socius, yang berarti kawan atau teman.
Kemudian ditambah dengan kata Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Istilah Socius dan Logos ini digunakan pertama kali pada buku berjudul Cours De Philoshopie Positive yang ditulis oleh Auguste Comte.
Pada hakikatnya, ketika mempelajari ilmu Sosiologi, artinya kalian sedang mempelajari ilmu tentang masyarakat. Mengapa? Sebab masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki hubungan satu sama lain dan sama-sama mempunyai kepentingan, termasuk juga memiliki budaya dan kebudayaan. Sebagai ilmu yang lahir dengan tujuan Ilmu pengetahuan, Sosiologi mempelajari berbagai hal yang terjadi di dalam masyarakat.
Seperti perilaku individu dalam masyarakat, perilaku masyarakat itu sendiri, tindakan sosial, dan masih banyak hal lainnya. Ilmu Sosiologi didapatkan dari hasil pengamatan terhadap perilaku sosial individu maupun masyarakat. Baik yang sedang berlangsung ataupun yang sedang dibangun oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan tersebut bisa dilakukan dengan banyak objek, baik keluarga, etnis atau suku tertentu, organisasi atau lembaga, negara, dan berbagai cakupan politik, sosial, ekonomi, serta budaya. Semua itu menjadi objek dari perkembangan ilmu Sosiologi.
Bapak Sosiologi dunia yang dikenal luas adalah seorang ilmuwan Prancis. Beliaulah yang memperkenalkan istilah Sosiologi sebagai cabang dari ilmu sosial. Sampai kemudian, muncullah Emile Durkheim yang melembagakan Sosiologi menjadi sebuah disiplin ilmu akademis yang sistematis dan kritis. Ia juga merupakan ilmuwan ternama dari Prancis.
Awalnya, Auguste Comte, sebagai Bapak Sosiologi dunia melakukan sebuah penelitian sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola kehidupan perilaku masyarakat di abad ke-19. Penelitian ilmiah yang dilakukan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya guncangan sosial sebagai efek revolusi Industri Prancis di Eropa.
Hal tersebut menimbulkan banyaknya urbanisasi dan eksploitasi tenaga kerja. Kekhawatiran pun kemudian menjalar di masyarakat. Hal tersebut menjadi latar belakang munculnya Sosiologi.
Jadi, secara sederhana bisa dikatakan bahwa Sosiologi mempelajari tentang perilaku, tindakan, serta berbagai macam fenomena sosial. Selain Auguste Comte dan Durkheim, datanglah seorang ahli Sosiologi berikutnya yaitu Herbert Spencer. Ia mempublikasikan karyanya yang berjudul Sociology di tahun 1876.
foto: pixabay.com
Lalu di Amerika juga terbit sebuah penelitian berjudul Dynamic Sociology karya Lester F Ward. Ilmu Sosiologi pun menjadi semakin terkenal dan berkembang. Hal tersebut juga dibarengi dengan kesadaran para ilmuwan terhadap kondisi sosial, situasi sosial, adanya perubahan sosial dan juga fenomena sosial yang terus terjadi di tengah masyarakat. Sehingga trend penelitian nya pun juga ikut berkembang.
Ilmu Sosiologi menjadi ilmu yang membahas pengetahuan kemasyarakatan yang disusun secara terampil dari hasil pemikiran-pemikiran kritis para ilmuwan. Maka orang lain dan masyarakat masih dapat mengonsumsinya, atau bahkan melakukan kritik terhadapnya. Sehingga ketika hendak mempelajari Sosiologi, maka kalian juga harus melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat secara lebih detail dan terus menerus.
Pengertian Sosiologi menurut para ahli.
foto: pixabay.com
Ilmu Sosiologi baru diterima sebagai sebuah ilmu empiris di Universitas Eropa pada akhir abad ke-19. Penerimaan ini juga dibarengi dengan munculnya pergeseran dinamika sosial kehidupan bermasyarakat sehingga pembaharuan pun terjadi terus-menerus.
Kemunculan Sosiologi menjadi penyeimbang netral bagi banyaknya fenomena sosial di masyarakat. Caranya adalah dengan mengamati dan melakukan penelitian terhadap kehidupan sosial masyarakat secara sistematik dan menggunakan metode empiris.
Comte dan Spencer, sebagai ilmuwan yang mengawali keberadaan Sosiologi menyebutkan bahwa masyarakat menjadi unit dasar dari analisis sosiologi. Lalu lembaga seperti politik, keluarga, keagamaan, ekonomi, dan interaksi yang terjadi di dalamnya merupakan bagian dari sub unit analisisnya.
Karena konteks yang ditekankan pada ilmu ini adalah kemasyarakatan, maka kemudian para pakar akademis di berbagai perguruan tinggi pun ikut menjelaskan Sosiologi sebagai ilmu yang membahas kelompok sosial dan interaksi di antara mereka. Untuk mengetahui pengertian Sosiologi yang dikemukakan oleh para ahli, berikut adalah ulasannya:
1. August Comte.
Pengertian Sosiologi menurut August Comte sebagai yaitu berasal dari kata Socius yang berarti kawan atau teman, dan Logos yang berarti pengetahuan. Jadi, Sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pertemanan atau dalam lingkup besar menjadi masyarakat.
2. Emile Durkheim.
Sosiologi menurut Emile Durkheim yaitu sebuah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, seperti fakta tentang cara individu berpikir, bertindak, dan berperasaan. Fakta yang berada di luar individu tersebut dianalisis sebagai sesuatu yang dapat memaksa serta mengendalikan individu.
3. Max Weber.
Menurut Max Weber pengertian Sosiologi adalah sebuah ilmu yang berusaha untuk mempelajari tentang tindakan sosial dalam bermasyarakat. Weber memberikan sebuah batasan, bahwa Sosiologi menjadi ilmu yang berhubungan dengan pemahaman interpretatif tentang tindakan sosial.
4. Roucek dan Warren.
Selanjutnya Roucek dan Warren juga mengemukakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia atau individu dengan kelompok sosialnya.
5. Paul B. Horlon.
Paul B. Horlon juga menyatakan, Sosiologi sebagai ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok tersebut, termasuk produk yang dihasilkan oleh kelompok.
6. William F. Ogburn dan Mayer F Nimkopf.
Selanjutnya ada William F. Ogburn dan Mayer F Nimkopf yang mengatakan bahwa pengertian Sosiologi yaitu sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan terhadap hasil dari interaksi sosial, yaitu organisasi sosial.
7. Pitirim Sorokin.
Pitirim Sorokin juga menjelaskan bahwa Sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan serta pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial.
8. Allan Jhonson.
Kemudian menurut Allan Jhonson, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan, meliputi perilaku yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
9. William Kornblum.
Selanjutnya William Kornblum juga menyatakan, Sosiologi adalah sebuah upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat, termasuk perilaku sosial yang terjadi di dalamnya.
10. Soerjono Soekanto.
Selanjutnya ada Soerjono Soekanto yang turut memberikan pengertian Sosiologi. Menurutnya, Sosiologi merupakan cabang ilmu yang memusatkan perhatiannya pada segi-segi kehidupan masyarakat yang bersifat umum, dan juga berusaha untuk memperoleh pola-pola umum dalam kehidupan masyarakat.
11. J A A Von Dom dan C J Lammers.
J A A Von Dom dan C J Lammers menyatakan bahwa Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur dalam kemasyarakatan dan proses-prosesnya yang bersifat stabil.
12. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi.
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi juga menyatakan pengertian Sosiologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang akan memberikan penjelasan mengenai hubungan masyarakat yang berlangsung dinamis, dan pada akhirnya juga memberikan kajian pada perubahan sosial.
Ruang lingkup Sosiologi.
foto: pixabay.com
Sosiologi sebagai sebuah ilmu memiliki beberapa ruang lingkup yang menjadi kajian dari ilmu tersebut. Dengan ruang lingkup ini, mempelajari Sosiologi akan jauh lebih mudah dilakukan.
Karena berhubungan dengan masyarakat, maka ruang lingkup ini juga masih berhubungan erat dengan berbagai hal yang ada di masyarakat. Bagi kalian yang ingin belajar lebih banyak, berikut adalah ruang lingkup Sosiologi:
1. Peranan serta kedudukan sosial seorang individu dalam keluarganya sendiri, kelompok sosial tertentu, dan juga lingkungan masyarakat tempat tinggal.
2. Tindakan dan perilaku sosial masyarakat dalam interaksi sesama yang dilandasi oleh norma-norma.
3. Masyarakat serta kebudayaan yang ada di setiap daerah sebagai produk dari submasyarakat nasional Indonesia.
4. Fenomena sosial masyarakat, berupa perubahan yang ada dan masalah sosial maupun budaya yang ditemui dalam masyarakat di kehidupan sehari-hari. Fenomena tersebut tentu berlangsung secara terus-menerus dan pasti terjadi. Ada banyak faktor atau hal-hal yang menjadi penyebabnya, baik internal maupun eksternal.
Ciri-ciri Sosiologi.
foto: pixabay.com
Berdasarkan pengertian Sosiologi yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kajian ilmu Sosiologi tidak terlepas dari keberadaan kelompok masyarakat. Sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan sosial masyarakat.
Berikut adalah ciri-ciri serta karakteristik dari sosiologi:
1. Sosiologi bersifat empiris.
Ilmu sosiologi bersifat empiris, sebab Sosiologi didapatkan dari penelitian dan observasi terhadap hal-hal yang nyata di masyarakat, sehingga dapat diuji secara ilmiah. Jadi, hasilnya pun bukan merupakan sebuah spekulasi yang mendapat kebenaran dari hasil mengira-ngira.
2. Sosiologi bersifat teoritis.
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang dibangun menjadi sebuah teori. Setelah itu disusun secara logis, di mana tujuannya adalah mencari sebab-akibat dari suatu fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
3. Sosiologi bersifat kumulatif.
Ciri berikutnya adalah Sosiologi yang bersifat kumulatif. Jadi, ilmu ini berasal dari kumpulan teori-teori yang telah ada sebelumnya. Ilmu ini bersifat dinamis, jadi akan berkembang seiring dengan adanya teori-teori yang baru.
Lalu nantinya, teori tersebut akan dikritisi dan diperbaiki lagi supaya menghasilkan teori baru yang lebih relevan dengan kehidupan masyarakat modern. Atau lebih tepatnya relevan dengan perkembangan masyarakat yang sedang berjalan.
4. Sosiologi bersifat nonetis.
Ilmu Sosiologi bersifat nonetis yang berarti bahwa ilmu ini mempersoalkan sebuah fakta yang ada di masyarakat. Namun bukan terkait hal baik atau buruk.