1. Home
  2. »
  3. Wow!
16 Agustus 2022 19:45

Pengertian ukhuwah dalam Islam beserta jenis dan hakikatnya

Secara istilah, ukhuwah dapat diartikan sebagai persaudaraan yang diambil dari akar kata awalnya yang berarti "memperhatikan". Dewi Suci Rahmadhani
Jenis-jenis ukhuwah

foto: pexels.com

BACA JUGA :
Ushuluddin adalah dasar keyakinan agama Islam, ketahui penjabarannya


Merujuk pada Al-Quran dan sunnah, ukhuwah dapat dibedakan ke dalam empat jenis yaitu sebagai berikut:

1. Ukhuwah 'ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan dan ketundukan kepada Allah.

2. Ukhuwah insaniyyah dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara karena mereka semua berasal dari ayah dan ibu.

BACA JUGA :
Pengertian thaharah dalam Islam, pahami dalil dan keutamaannya

3. Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasab yaitu persaudaraan keturunan dan kebangsaan.

4. Ukhuwah fi din al-Islam, persaudaraan antar sesama muslim.

Keutamaan ukhuwah

foto: pexels.com

Menjalin ukhuwah merupakan anugerah dari Allah SWT dan dapat memberikan pengaruh positif bagi manusia dalam menjalani kehidupan sosial dengan masyarakat. Jika ukhuwah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka Allah menjanjikan kemuliaan, keutamaan, dan pahala bagi pelaku ukhuwah. Beberapa keutamaan akan didapatkan orang yang menjalankan ukhuwah:

1. Diampuni dosanya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Salman al-Farisi ra. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya Muslim lainnya, kemudian ia menjabat tangannya maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin tertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan."

2. Mendapatkan naungan Allah.

Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

"Pada hari kiamat di manakah orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku," (HR.Muslim).

3. Mendapat cinta Allah.

Rasulullah SAW bersabda dari Abu Hurairah sa:

"Bahwa seorang pemuda mengunjungi saudara di kota lain. Di tengah perjalanannya, Allah mengutuskan padanya seorang malaikat (yang menyamar). Ketika malaikat tiba padanya, berkata wahai pemuda, engkau hendak ke mana? ia menjawab, "aku ingin bersilaturrahim ke tempat saudaraku di kota ini." Malaikat bertanya lagi, "apakah maksud kedatanganmu ada kepentingan duniawi yang ingin kau cari?" ia menjawab, "tidak, selain hanya karena aku mencintainya karena Allah SWT,". Kemudian malaikat berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah telah mencintaimu, sebagaimana kamu mencintai saudara tersebut," (HR.Muslim).

4. Dapat merasakan manisnya iman.

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda:

"Ada tiga hal yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnya iman, mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya, mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT, tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka," (HR.Bukhari).

5. Wajah bersinar, tidak takut, dan tidak bersedih hati.

"Dari Umar bin Khattab ra, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para Nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun posisi mereka di sisi Allah membuat para Nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah mereka itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, "mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah, meskipun di antara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut dan mereka tidak bersedih hati ketika manusia bersedih hati,".

Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat, "sesungguhnya wali-wali Allah itu mereka yang tidak takut dan tidak pula bersedih hati," (HR.Abu Dawud).

6. Mahabbah karena Allah merupakan asal muasal tertancapnya iman dalam sanubari. Mahabbah pula yang memuluskan jalan seseorang untuk masuk surga.

7. Persaudaraan karena Allah berfaedah untuk mempersatukan keimanan. Ini seperti yang termaktub dalam firman Allah:

"Dan jika mereka bertaubat, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudaramu seagama."

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags