Brilio.net - Kereta Rel Listrik (KRL) menjadi moda transportasi umum yang diminati kaum urban Jakarta dan sekitarnya. Terlebih bagi mereka yang bekerja jauh dari rumah, naik KRL menjadi solusi efektif agar terhindar dari macet dan tak capek menyetir sendiri. Harga tiket yang murah mulai Rp 3000-an serta daerah jangkauan yang banyak, terutama ke pusat kota tempat kaum urban bekerja, membuat KRL semakin difavoritkan.
Namun menaiki moda transportasi umum tentu memiliki cerita tersendiri. Mulai dari pengalaman unik sampai yang nggak banget bisa dialami penumpang KRL. Misalnya saja bertemu Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu lalu pulang ke Bogor naik KRL, berdesak-desakan dengan penumpang lain yang berdiri, hingga kondisi tak mengenakkan KRL telat atau AC mati.
BACA JUGA :
Jangan salah, ini 4 cara membedakan MRT, KRL, dan LRT
Situasi makin tak mengenakkan bila ada penumpang yang bikin geram, seperti membuang sampah di gerbong. Tindakan ini jelas bertolak belakang dengan etika naik transportasi umum dan tak boleh ditiru demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Bicara etika naik KRL, ternyata bisa dilihat dari warga Jepang saat menaiki moda transportasi massal. Seperti diketahui Jepang merupakan negara maju dengan transportasi massal kereta api yang juga mutakhir. Bahkan Negeri Sakura ini punya kereta api cepat Shinkansen yang mampu melaju hingga 320 km/jam.
Masyarakat Jepang juga memiliki budaya mengagumkan, seperti kedisiplinan dan ketepatan waktu saat menaiki transportasi umum. Selain itu, mereka punya beberapa etika naik transportasi umum kereta api, dalam hal ini KRL, yang patut dicontoh agar tercipta kenyamanan selama menggunakan transportasi publik. Berikut tujuh etika orang Jepang ketika naik KRL yang sudah disarikan Brilio.net dari berbagai sumber, Senin (6/5).
BACA JUGA :
10 Potret Jokowi tiba-tiba nongol di KRL Jakarta-Bogor, heboh!
1. Dilarang menelepon saat kereta berjalan.
foto: shutterstock.com
KRL merupakan transportasi publik, suara bising tentu akan membuat banyak orang tidak nyaman. Maka dari itu, orang Jepang sebisa mungkin tidak akan menerima telepon saat berada di dalam KRL. Perilaku ini dianggap sangat buruk dan mengganggu banyak orang.
Kebanyakan orang Jepang juga akan menurunkan suaranya jika sedang berbicara saat naik KRL. Mereka juga akan mengubah ponselnya dalam mode getar atau hening. Jika ingin mendengarkan musik atau bermain game, pastikan selalu mengenakan earphones.
2. Tidak makan dan minum di dalam kereta.
foto: shutterstock.com
Mungkin sebagian dari kamu masih kesulitan untuk bangun pagi sehingga akhirnya terpaksa sarapan saat berada di KRL. Namun hal ini tidak berlaku di Jepang. Makan dan minum di dalam transportasi umum tidak diperbolehkan di Jepang.
Bukan tanpa sebab, beberapa jenis makanan atau minuman akan mengeluarkan suara berisik dan bau menyengat. Selain itu remah-remah dan sisa makanan dianggap akan sangat mengganggu penumpang lain.
Meski begitu, orang Jepang memperbolehkan makan dan minum jika naik Shinkansen atau moda transportasi jarak jauh lainnya.
3. Menggunakan masker saat batuk.
foto: shutterstock.com
Berbeda dengan saat menggunakan kendaraan pribadi, saat naik transportasi umum kamu harus lebih menghargai penumpang lain. Apalagi jika saat itu kamu sedang tidak dalam kondisi fit seperti sakit flu dan batuk. Kalau sudah begini, masker harus selalu siap sedia kalau nggak mau semua penumpang tertular penyakitmu.
Ya, rasanya paling nggak enak kalau batuk berdahak mengganggu aktivitas harianmu. Apalagi kalau kamu harus menggunakan transportasi publik dan berdempetan dengan orang banyak. Semua mata pasti tertuju padamu ketika batuk tidak kunjung berhenti. Bikin malu, deh!
Untuk itu kamu juga harus selalu sedia obat batuk yang bisa dibawa ke mana saja. Nah, Konidin OBH yang hadir dalam kemasan sachet bisa jadi andalanmu karena efektif dan praktis dibawa ke mana-mana untuk meredakan batuk berdahak.
foto: Konidin
Kandungan Succus Liquiritae dan Ammonium Chloride di dalamnya efektif meredakan batuk berdahak. Nggak sampai disitu, Konidin OBH juga akan memberikan sensasi hangat dan melegakan di tenggorokan. Konidin OBH sachet bikin kembali cool tanpa batuk berdahak.
4. Taruh barang di bagasi bukan di kursi.
foto: shutterstock.com
Suka kesel nggak sih melihat penumpang yang sengaja menaruh barang bawaan di kursi penumpang lainnya? Selain mengambil hak orang lain, menaruh barang bawaan di kursi penumpang akan mengganggu banyak orang. Sayangnya, pemandangan ini tidak jarang terlihat saat sedang naik transportasi publik.
Namun pemandangan ini tidak akan kamu temukan saat naik transportasi umum di Jepang. Ya, orang-orang di Negeri Sakura ini akan selalu menaruh barang bawaannya di bagasi yang tersedia. Jika sedang terburu-buru mereka lebih memilih memangku atau menaruh barangnya di bawah kursi yang diduduki, sehingga akan lebih mudah dijangkau dan tidak mengganggu penumpang lain.
5. Berpegang pada grab handle ketika berdiri.
foto: shutterstock.com
Tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, berpegang pada grab handle saat berdiri di dalam KRL juga akan memberi kenyamanan bagi penumpang lain. Jika tidak berpegangan pada grab handle, kamu bisa kehilangan keseimbangan dan justru mengganggu banyak orang selama perjalanan.
Usahakan untuk selalu berpegangan pada grab handle jika tidak mendapat tempat duduk atau berpegangan pada besi pegangan di sekitar yang dapat terjangkau tanganmu.
6. Menawarkan kursi prioritas kepada yang membutuhkan.
foto: shutterstock.com
Setiap transportasi umum biasanya terdapat papan tanda untuk selalu memberikan kursi prioritas kepada beberapa penumpang khusus, seperti wanita hamil, para lansia, dan mereka yang berkebutuhan khusus. Tentu hal ini demi kenyamanan semua penumpang.
Jadi, ketika melihat satu di antara penumpang khusus tersebut, wajib bagimu untuk menawarkan kursi prioritas atau kursi yang sedang kamu duduki. Apalagi jika kamu adalah seseorang yang masih muda dan sehat.
Namun yang perlu diperhatikan khusus untuk para lansia di Jepang, mereka terkadang akan merasa tersinggung jika langsung diberi kursi prioritas. Mereka masih menganggap dirinya kuat dan sehat. Di Jepang, jika ingin memberi kursi prioritas pada lansia tanpa menyinggungnya, kamu bisa berdiri sambil mengucapkan "dozo" dan bergeser sehingga mereka tidak perlu menolaknya.
7. Teratur saat mengantre di jalur yang disediakan.
foto: shutterstock.com
Salah satu etika orang Jepang saat naik transportasi umum seperti KRL yang perlu dicontoh adalah keteraturan mereka saat mengantre. Baik ketika hendak masuk dan keluar KRL, hingga saat berada di tangga atau eskalator.
Orang-orang Jepang tahu betul jika dengan teratur mengantre, hal itu akan semakin mempercepat perjalanan mereka. Dengan rapi mereka akan berbaris di tempat yang sudah disediakan untuk masuk dan keluar KRL.