1. Home
  2. »
  3. Wow!
22 Maret 2021 23:26

Pernah dipecat hingga bangkrut, wanita ini sukses bangun bisnis hijab

Lewat bisnisnya itu, Chika Ariska sukses meraup untuk hingga miliaran rupiah dan memiliki puluhan karyawan. Syifa Fauziah

Brilio.net - Saat ini, bisnis jadi salah satu cara seseorang untuk bisa mendapatkan penghasilan yang lebih. Tak heran bila beberapa orang tetap membangun bisnis meskipun sudah memiliki pekerjaan tetap. Atau bahkan ada juga yang memilih resign dari pekerjaannya dan membangun bisnis.


Kita melihat banyak sekali pebisnis yang sudah sukses sesuai dengan bidang yang dijalani. Namun kesuksesan itu tak didapatkan dengan mudah. Tentunya mereka memulai dari nol dengan segala lika liku perjalanan hingga bisa meraih kesuksesan yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang akan memulai bisnis.

BACA JUGA :
Kisah suami istri raih kesuksesan dengan kerja keras ini bikin salut



Seperti halnya dengan salah satu pengusaha muda asal Sulawesi Selatan bernama Riska atau yang akrab disapa Chika Ariska. Chika merupakan salah satu pengusaha yang sukses menjual hijab melalui brand yang dibangunnya bernama Bugis Hijab. Lewat bisnisnya itu, Chika sukses meraup untuk hingga miliaran rupiah dan memiliki puluhan karyawan.


Bahkan usahanya itu dikenal sebagai sebagai brand muslimah yang menyediakan puluhan jenis hijab dengan ratusan varian warna yang berbeda. Namun ternyata kesuksesan yang ia miliki saat ini tak didapatkan dengan mudah. Banyak sekali rintangan dan cobaan yang ia hadapi hingga sukses seperti sekarang ini.


Penasaran kisah perjalanan Chika Ariska membangun bisnis hijabnya? Berikut rangkumannya saat ditemui media dalam acara media gathering tren hijab sambut Ramadan di Jakarta, Senin (22/3).

BACA JUGA :
Cerita perjuangan pengusaha HM Fitno, pernah jualan bubur di pasar


1. Perempuan kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan tersebut bercerita, ia memulai bisnis hijab pada 2017, sesaat setelah dipecat dari toko tempatnya bekerja.

foto: Instagram/@chikaariska23

"Saat itu saya pulang ke Belawa, Wajo, untuk menikah. Setelah menikah saya dipanggil oleh bos dan tiba-tiba saja dipecat tanpa alasan yang jelas," kata Chika menuturkan kisahnya.


2. Kembali ke tahun 2008, Chika yang saat itu masih sangat belia nekat merantau ke Jakarta karena ingin mengubah nasib ibu dan saudara kandungnya di kampung halaman.

foto: Instagram/@chikaariska23

Chika dan keenam saudaranya terbiasa hanya makan nasi dengan garam karena tak memiliki apa-apa termasuk tanggung jawab ayah sebagai kepala keluara.


3. Awal ke Jakarta, Chika mengaku hanya mengantongi uang saku sebesar Rp 500 serta janji akan mendapat pekerjaan di sebuah toko di kawasan Tanah Abang. Saat itu, sang ibu sempat menentang keputusannya merantau karena hanya memiliki bekal ijazah setara SMP.

foto: Instagram/@chikaariska23

"Ibu saya bilang untuk apa ke Jakarta, mau jadi pelacur? Ucapan itu keluar karena ibu tahu Jakarta itu kota yang keras. Apalagi saya perempuan dan masih remaja. Tapi saya terus bertekat tetap mau ke Jakarta untuk mengubah nasib saya dan keluarga," lanjutnya.

Sesampainya di Jakarta, wanita 28 tahun itu berjuang untuk bertahan hidup dengan bekerja dari pagi sampai malam, menjaga toko dengan gaji Rp 250 ribu per bulan.

Saat bekerja pun, Chika mengaku kerap mendapat pengalaman tak mengenakkan mulai dari dituduh yang tidak-tidak sampai terpaksa makan makanan sisa karyawan toko lainnya. "Sampai saya pernah makan makanan sisa teman-teman karena belum menerima gaji bulanan," lanjutnya.


4. Lewat kerja keras dan kegigihannya dalam bekerja, ia menunjukkan dirinya sebagai karyawan yang tekun hingga menyandang status sebagai anak emas dan dipromosikan sebagai kepala toko.

foto: Instagram/@chikaariska23

Di tahun 2017 atau hampir 10 tahun bekerja sebagai karyawan toko, Chika harus menelan pil pahit saat merima status pemecatan dirinya, sesaat setelah melepas masa lajang.


5. Setelah dipecay, Chika dan sang suami Arwin Burhan, mencoba peruntungan dengan berjualan hijab di sebuah toko sepetak berukuran 2x2 meter di Thamrin City, Jakarta Pusat dengan modal uang pesangon yang ia dapat dari bos pemilik toko tempat awal ia bekerja.

foto: Chika Ariska

"Saat itu saya jualan hanya setengah toko dan boleh berjualan hanya di hari-hari tertentu selain hari Senin dan Kamis, hari di mana toko biasanya ramai. Ketika bukan hari berjualan, barang harus dipindah ke gudang padahal saat itu saya sedang hamil muda anak pertama," lanjut Chika.


6. Saat membangun bisnis, ternyata tak semulus itu. Chika mengatakan kerap dipandang sebelah mata dan sulit mendapatkan barang importir saat awal-awal berjualan. Belum lagi nasib malang yang menimpa suami.

foto: Chika Ariska

Arwin sang suami, yang juga seorang perantau kelahiran Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan datang ke Jakarta pada akhir 2013 dengan hanya membawa uang saku sebesar Rp 300 ribu.


7. Sesampai di Jakarta, Arwin sempat menumpang hidup di rumah salah satu sabahatnya yang memiliki usaha konveksi rumahan.

foto: Chika Ariska

Arwin juga kerap berbohong kepada keluarga di kampung dan mengatakan bahwa ia sudah makan enak di Jakarta. "Kenyataannya saya hanya makan tempe goreng. Saya berbohong demi menyenangkan ibunda," kata Arwin.


8. Sebulan menumpang dan makan seadanya di rumah kolega, perlahan usaha konveksi sahabatnya itu menurun dan hampir gulung tikar.

foto: Chika Ariska

"Saat itu dia hampir putus asa. Tidak tahu mau buat apa lagi dan uang tinggal Rp 5 juta. Saya kemudian punya ide untuk membuat kemeja. Saya tahan satu penjahitnya, lalu pergi ke penjual bahan untuk membuat kemeja. Barang habis, dapat uang Rp 7 juta lalu saya putar lagi uang Rp 7 juta itu sampai akhirnya konveksi tidak jadi tutup," tambah lelaki yang besar di Kendari, Sulawesi Tenggara itu.

9. Setelah empat tahun berbisnis bersama sahabatnya, Arwin memutuskan untuk membuat brand fashion sendiri dan memiliki toko di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

foto: Instagram/@bugishijabofficial

Sayang, usaha pakaiannya terpaksa gulung tikar. Saat itu, kata Arwin, ada dua faktor utama mengapa ia mengalami kegagalan. Pertama adalah karena terlalu fokus dengan Bugis Hijab dan kedua, karena memiliki tim yang kurang kompeten di bidangnya.

"Tapi mulai saat itu, kami akhirnya berpikir untuk mengembangkan bisnis hijab yang memang memiliki pasar yang sangat besar," tambah Arwin Burhan.


10. Sama-sama bejuang dari bawah, baik Chika maupun Arwin merupakan wujud nyata kerja keras yang tidak akan mengkhianati hasil.

foto: Instagram/@bugishijabofficial

Chika melalui brand Bugis Hijab telah memiliki tiga toko offline. Arwin kemudian memiliki ide untuk membuat toko online sebagai solusi bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Akhirnya satu toko offline ditutup, dan dialihkan sebagai toko online Bugis Hijab yang berdiri hingga saat ini. Berkat go online, omzet Bugis Hijab naik pesat hingga miliaran dan memiliki lebih dari 70 karyawan.

Brand Bugis Hijab bisa ditemui di toko offline Lantai 5 Blok A12 No. 11; Lantai 5 Blok F11 No. 17 di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat serta platform belanja online Shopee.co.id/bugishijab dan Instagram @bugishijabofficial.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags