Brilio.net - Perkembangan teknologi di dunia penerbangan semakin hari semakin menakjubkan. Selalu saja ada inovasi yang muncul di dunia penerbangan sehingga dapat lebih memudahkan kebutuhan masyarakat umum.
Kali ini, sebuah pesawat terbesar di planet bumi siap diluncurkan. Pesawat yang diberi nama Stratolaunch itu merupakan proyek ambisius milik salah satu bos besar Microsoft, Paul Allen.
BACA JUGA :
Kisah cinta Clara & Lanang Rangga dari pilot TNI AU ini ngalahin FTV
Dikutip dari laman Space, Sabtu (3/6), Stratolaunch pertama kali keluar dari 'sarangnya' di Gurun Mojave, California pada hari Rabu (31/5) kemarin untuk pengujian bahan bakar.
Rasanya tak berlebihan jika burung besi ini diklaim sebagai pesawat terbesar di dunia. Dari penampakannya, Stratolaunch bagaikan dua buah pesawat yang digabung jadi satu.
BACA JUGA :
Pesawat komersil pertama buatan China ini sukses mengudara
Stratolaunch memiliki lebar sayap hingga 117 meter, atau lebih panjang dari lapangan sepak bola. Sementara panjang dari depan ke belakang mencapai 72 meter, dan tingginya 15 meter.
Sedangkan bobotnya sendiri mencapai 250.000 kilogram dalam keadaan kosong. Jika ditambah dengan bahan bakar, bobot Stratolaunch bertambah menjadi 590.000 kilogram.
Roda pesawat jika ditotal mencapai 28 buah, dan dibutuhkan enam mesin jet jenis Pratt & Whitney PW4056 untuk menjalankan pesawat yang dibangun sejak 2011 tersebut.
Lalu apa tujuan utama dari pesawat Stratolaunch? Pimpinan proyek Stratolaunch, Jean Floyd mengungkapkan tujuan diciptakan pesawat ini adalah bukan untuk penumpang.
Stratolaunch sejatinya dibuat untuk mengangkut roket hingga ke lapisan stratosfer, untuk kemudian diluncurkan dari atas sana. Sang pemilik, Paul Allen sendiri meyakini teknologi peluncuran roket di udara lebih murah dan efisien dibandingkan dengan peluncuran roket di darat.
"Dengan senang hati kami mengumumkan, pesawat Stratolaunch telah mencapai tonggak utama dalam perjalanannya untuk menyediakan akses yang mudah dan rutin ke orbit rendah bumi," ujar Jean Floyd.
"Stratolaunch dirancang untuk meluncurkan roket ke orbit dari ketinggian 9.100 meter. Awalnya, pesawat tersebut akan membawa satu roket Pegasus XL yang dibangun oleh Orbital ATK, namun pesawat Stratolaunch ternyata bisa membawa tiga roket secara bersamaan," sambungnya
Jika sesuai rencana, pada tahun 2019 nanti Stratolaunch dipastikan sudah bisa mengudara.