Brilio.net - Di muka bumi terhampar ratusan ribu pulau. Pulau-pulau tersebut ada yang besar dan juga amat kecil. Pulau-pulau bear seperti yang kita tahu misalnya Borneo, Greendland, dan Nugini.
Selain pulau besar, ada juga pulau-pulau kecil. Beberapa pulau kecil masih bisa ditempati meski dengan populasi penduduk yang tidak padat. Salah satu pulau kecil di dunia yang masih ditempati ialah Pulau Napuka.
BACA JUGA :
Warna donat ini jadi perdebatan, ungu atau abu-abu sih?
Pulau Napuka ialah salah satu kawasan di muka bumi yang masih asli. Pulau yang sering disebut sebagai Disappointed Island ini ialah tempat terpencil di Bumi. Walau terpencil, pulau ini tetap dihuni lho.
Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Rabu (8/5), Disappointed Island memiliki belasan pulau atol dengan 3 pulau utama yakni Tepoto, Napuka dan Puka-puka. Penduduknya adalah orang asli Polinesia, dengan jumlah hanya 508 jiwa. Disappointed Island masuk dalam kekuasaan French Polynesia, pemerintah Prancis.
BACA JUGA :
WhatsApp akan semakin canggih, bisa chat Messenger dan Instagram
foto: andrewevans
Akses ke sana pun sangat sulit, hanya ada penerbangan dari Haiti yang tidak menentu tergantung dari cuaca dengan jarak 1.000 km. Bahkan, hanya 3 bulan sekali. Penerbangannya sendiri pun penerbangan carter, yang juga tidak terdaftar di situs resmi penerbangan Haiti. Jadi risiko ke sana, memang besar sekali.
Menurut sejarah, kepulauan ini pertama kali ditemukan oleh Ferdinand Magellan, pada tahun 1520. Ferdinand dan anak buah kapalnya sempat singgah di pulau ini. Namun ia dan kawan-kawan kesulitan bertahan hidup, karena ketiadaan air bersih di sana. Karena itu, mereka segera meninggalkan pulau ini, dan menyebutnya sebagai 'Unfortunate Islands', alias 'Pulau Kemalangan'.
foto: andrewevans
Selanjutnya pada tahun 1765, John Byron seorang penjelajah dari Inggris melewati pulau itu. Dia sangat ingin berlabuh di sana, namun kesulitan akibat pantainya yang dangkal, dan banyaknya batu karang. Selain itu, penduduk setempat juga terlihat mengangkat tombak, sebagai ungkapan ketidaksukaan dan pengusiran terhadap kehadiran kapal John Byron.
John akhirnya meninggalkan pulau itu, dan lantas memberinya nama sebagai Disappointed Island (Pulau Kekecewaan). Jadi, yang kecewa itu sebenarnya adalah mereka yang mencoba singgah di pulau tersebut, namun sulit menemukan air bersih, sulit berlabuh, dan ditolak oleh warga setempat.
foto: airarchirels
Awalnya tidak ada banyak informasi di internet mengenai Disappointed Island. Hal ini dikarenakan memang belum banyak orang yang mengetahui pulau ini. Selain itu di pulau ini juga tidak ada listrik, jaringan internet, bahkan industri pariwisata. Tapi kini pulau ini sudah berkembang dengan pesat.
Warga di Disappointed Island mulai sedikit demi sedikit mengembangkan industri pariwisata bersama dengan pemerintah. Jadwal penerbangan menuju pulau ini pun sudah mulai tersedia secara khusus dengan berbagai durasi penerbangan. Diketahui durasi penerbangan terlama dari Haiti ke Disappointed Island adalah 3 jam 50 Menit.
foto: airarchirels
Walaupun turis yang berkunjung ke pulau ini masih bisa dihitung dengan jari, tapi warga Disappointed Island sudah sangat terbuka. Warga Disappointed Island selalu menyambut para turis dengan hangat. Di pulau ini turis akan merasakan kehidupan yang jauh dari teknologi, karena melihat pulau ini masih jauh dari kata modern.
Di pulau ini sudah ada pembangkit listrik tenaga surya, tapi itu pun jumlahnya tidak banyak dan sering rusak. Tapi para turis akan dimanjakan Pasir pantainya begitu putih bersih, dengan lautan biru jernih. Terumbu karangnya benar-benar berwarna-warni dengan aneka ukuran. Ikan-ikan pun sangat banyak, yang bisa dibilang lautnya begitu sehat.
foto: ecosailingcharters.com
Mereka sehari-hari hidup dengan cara memancing ikan, serta menjual kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan untuk dijadikan minyak kelapa) lewat pesawat kargo ke Haiti. Tapi sumber mata pencaharian utama di pulau ini adalah sebagai nelayan. Seperti yang telah diceritakan di sejarah mengenai air bersih di pulau ini memang benar adanya. Masyarakat di pulau ini mengandalkan air kepala untuk minum sehari-hari.
Menurut penduduk asli Napuka, kehidupan di Disappointed Island sangatlah damai. Tidak ada perang, tidak ada kriminalitas, semuanya saling membantu untuk bertahan hidup. "Kami punya kehidupan yang sakral di sini, sungguh orisinil dan tidak tersentuh. Kami juga bagian dari sejarah kehidupan umat manusia di Bumi," tambah salah satu warga. Walaupun bernama Disappointed Island tapi warga di pulau ini justru sangat bahagia.