Brilio.net - Baru-baru ini viral di media sosial sekelompok remaja makan di sebuah restoran cepat saji. Tercatat restoran tersebut merupakan salah satu yang tercatat dalam daftar boikot untuk mendukung Palestina. Namun, yang bikin geram warganet adalah tindakan mereka yang justru mengolok-ngolok penderitaan masyarakat Palestina.
"Darah anak Palestina," ujar salah satu dari remaja tersebut sambil menyantap hidangan yang ada di depan mereka.
BACA JUGA :
Pria ini curhat rela antar jemput ibunda meski sibuk kerja dan kuliah, alasannya bikin haru
foto: Instagram/@chirenggs
Video mereka lantas langsung viral karena diposting oleh berbagai akun. Aksinya pun langsung menuai kecaman dari banyak orang. Netizen beramai-ramai mencari asal usul dan latar belakang dari remaja tersebut.
BACA JUGA :
Pria tua ini simpan uang miliaran di kasur karena tak percaya bank, malah digarong orang tak terduga
Setelah ditelusuri, ternyata remaja yang mengunggah dan membuat video atas aksi tersebut merupakan salah satu siswi dari SMP Negeri 216 Jakarta. Beberapa langsung menekan pihak sekolah untuk mengambil tindakan. Karena itu, melalui Instagram resminya, SMP Negeri 216 Jakarta langsung memberikan klarifikasi.
Dalam keterangannya, pihak sekolah mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah pada Minggu siang tanggal 9 Juni 2024. Keempat remaja itu mampir untuk makan siang di restoran cepat saji setelah pulang dari tempat ibadah.
Selanjutnya, SMPN 216 mengungkap bahwa keempat remaja tersebut tidak tercatat sebagai murid SMP Negeri 216 Jakarta. Namun, yang membuat video serta mengunggahnya di Instastory Instagram terverifikasi sebagai murid sekolah tersebut.
"Yang memvideo dan memposting serta pemilik akun insta story tersebut merupakan salah satu peserta didik kelas 9 SMPN 216 Jakarta yang juga teman dari mereka," tulis pihak sekolah.
foto: smpn216-jkt.sch.id
Dengan demikian, sekolah berkomitmen untuk mendalami video tersebut dan menyayangkan aksi yang terekam. Mereka telah memanggil muridnya yang bersangkutan beserta orang tuanya untuk memberikan klarifikasi dan permohonan maaf kepada semua pihak yang dirugikan.
"Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut," tertulis di keterangan.
"Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakukan," lanjutnya.
Selain menyayangkan, pihak sekolah merasa sudah mengajarkan hal-hal yang baik kepada seluruh muridnya. Mereka juga berkomitmen untuk menjunjung tinggi sikap toleransi.