1. Home
  2. »
  3. Wow!
1 Mei 2021 07:01

Sejarah Idul Fitri sebagai Hari Raya umat Islam, penuh keistimewaan

Idul fitri membawa kebahagiaan dan kegembiraan. Shofia Nida
foto: freepik.com

Brilio.net - Hari Raya Idul Fitri menjadi momen yang ditunggu oleh umat muslim dari berbagai penjuru dunia. Hari raya umat Islam ini dilaksanakan setelah menjalani puasa Ramadhan selama 30 hari penuh. Pada pagi hari usai malam takbiran, umat Islam akan melaksanakan sholat Idul Fitri.

Setelah sholat Idul Fitri, terdapat tradisi saling berkunjung ke rumah saudara untuk silaturahmi. Lebih tepatnya digunakan untuk kegiatan saling meminta maaf dan mengekspresikan kebahagiaan setelah menjalani hari penuh berkah Ramadhan.

BACA JUGA :
7 Ayat Alquran yang dapat menjauhkan diri dari sifat takabur


Perayaan Idul Fitri rupanya memiliki sejarah panjang dari zaman Nabi. Sebuah riwayat yang menceritakan tentang asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri disyariatkan pada tahun pertama bulan Hijriyah, namun baru dilaksanakan setelah tahun kedua Hijriyah. Hari tersebut bertepatan dengan peristiwa Badar, ketika kaum muslimin meraih kemenangan perang skala besar untuk pertama kalinya.

Sejarah perayaan Idul Fitri

foto: freepik.com

BACA JUGA :
Bacaan doa masuk dan keluar rumah lengkap berserta artinya

Jauh sebelum Islam datang, masyarakat jahiliyah di Arab telah memiliki dua hari raya, yaitu hari raya Nairuz dan Mahrajan yang dirayakan dengan sambutan pesta pora yang tidak bermanfaat. Masyarakat memperingati dua hari raya id dalam setahun di mana kondisi cuaca, panas, dan dingin stabil. Ukuran cuaca siang dan malam pada dua hari raya ini sama saja. Hari Id Nairuz adalah awal hari di mana kedudukan matahari beralih ke titik Aries (ekuinoks vernal). Sedangkan hari id Mahrajan adalah awal hari Libra.

Kemudian setelah Islam datang, Allah mengganti isi peringatan kedua hari raya masyarakat Arab dengan ekspresi kebahagiaan yang jauh dari kandungan dosa. Abu Dawud dan An-Nasai mendokumentasikan kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah pada 622 M. Diawali dengan kesinggahan di Quba, pinggiran kota Madinah, Nabi Muhammad SAW mendapati dua hari raya yang berlaku sejak lama di masyarakat, Nairuz dan Mahrajan.

Sahabat Anas RA bercerita bahwa ketika Rasulullah SAW mendatangi Madinah, masyarakat setempat telah memiliki dua hari raya di mana mereka bermain dan berpesta pora di dalamnya.

"Allah telah menggantikan keduanya dengan dua hari raya yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri," kata Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah.

Pada perayaan Idul Fitri pertama, kaum muslimin merayakan dua kemenangan perdana yakni pencapaian ritual puasa Ramadhan setelah berjuang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, sekaligus juga keberhasilan dalam Perang Badar. Makna kemenangannya pun memiliki dua perspektif, spiritual dan sosial. Seiring dengan turunnya kewajiban menunaikan Ibadah puasa Ramadan pada tahun ke-2 Hijriyah, maka turunlah hadits tersebut oleh Rasulullah.

Pada tahun ke-2 Hijriyah ini juga bertepatan dengan peristiwa Badar. Peperangan yang terjadi pada 17 Ramadhan tersebut terjadi karena aksi monopoli pasar dan blockade aktivitas dagang oleh kaum Quraisy Mekah terhadap muslim Madinah. Pasukan yang dipimpin oleh Abu Jahal tersebut membawa pasukan besar sekitar 1.000 tentara lengkap dengan peralatan perang, sedangkan Nabi dari arah Madinah hanya membawa 300 sahabat yang kemudian menuju Badar.

Meski jumlah pasukan Nabi jauh lebih kecil dibandingkan kaum kafir tersebut, atas izin Allah kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan yang menakjubkan. Melihat dari sejarahnya, tak heran jika Idul Fitri kerap disebut sebagai hari kemenangan.

Jika dahulu Idul Fitri adalah perayaan dari kemenangan perang, maka saat ini Idul Fitri menjadi perayaan dari kemenangan menahan hawa nafsu, haus dan lapar saat berpuasa satu bulan lamanya di bulan Ramadhan.

Keistimewaan Idul Fitri.

foto: freepik.com

Dari sejarah tersebut, terdapat beberapa keistimewaan dari Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam. Berikut beberapa keistimewaan yang terdapat dalam Idul Fitri.

1. Membawa kebahagiaan dan kegembiraan.

Dalam Alquran surat Yunus ayat 58, Allah berfirman:

Qul bifadlillaahi wa birahmatihii fa bizaalika falyafrahu, huwa khairum mimmaa yajma'un

Artinya:

"Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"."

Hari Raya Idul Fitri adalah hari ketika umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bergembira karena Allah/ Hal ini dikarenakan mereka telah berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala puasa.

2. Merupakan hari yang baik.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

"Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Ab Daud dan An-Nasai dengan sanad hasan)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Idul Fitri merupakan hari yang lebih baik dari pada hari-hari lainnya.

3. Hari kembali berbuka.

Idul Fitri adalah hari untuk kembali berbuka. Hal ini didasarkan atas makna dari kata 'Id' dan 'fitri'. Kata 'Id' berasal dari kata aada yauudu yang berarti 'kembali'. Sedangkan fitri dalam hal ini diartikan sebagai buka puasa untuk makan.

Fitri berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro yufthiru) dan didasarkan atas hadits berikut. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil." (HR. Bukhari)

4. Kembali suci.

Keistimewaan selanjutnya, Idul Fitri merupakan hari kembali suci. Hal ini berkaitan dengan makna kata 'fitri' yang berarti suci, dan bersih dari segala dosa-dosa. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

"Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Merupakan hari pembagian hadiah.

Idul Fitri merupakan hari pembagian hadiah. Pembagian hadiah ini artinya umat Islam yang telah satu bulan berpuasa serta mengerjakan amalan shaleh karena Allah maka akan memperoleh hadiah berupa ganjaran atau pahala atas ibadah yang telah ia kerjakan.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags