Brilio.net - Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Prabowo Subianto sebagai presiden menghadirkan banyak tokoh penting dengan latar belakang militer. Salah satu yang paling menonjol adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang pernah menempuh pendidikan di Akademi Militer (Akmil). Namun, AHY bukanlah satu-satunya lulusan Akmil yang kini mengemban amanah sebagai pemimpin di kabinet ini. Beberapa menteri dan wakil menteri lainnya juga memiliki latar belakang yang serupa.
BACA JUGA :
9 Momen anggota Kabinet Merah Putih tiba di Akmil Magelang, tak boleh posting selama nginap di tenda
foto: Instagram/@agusyudhoyono
Lulusan Akmil seringkali dikenal karena disiplin dan kemampuan kepemimpinan yang kuat, serta karakteristik yang dibutuhkan dalam dunia pemerintahan. Dalam Kabinet Merah Putih, keberadaan mereka menjadi salah satu cerminan komitmen Prabowo terhadap penegakan keamanan dan stabilitas nasional. Dengan berbagai pengalaman di lapangan, para menteri dan wakil menteri dari kalangan militer ini diharapkan mampu menghadapi tantangan berat dalam menjaga kedaulatan dan kesejahteraan negara.
Selain AHY, setidaknya ada 5 menteri dan wakil menteri lainnya yang juga merupakan lulusan Akmil dan memegang posisi penting dalam kabinet. Siapa saja mereka? Diangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (25/10), berikut ini adalah daftar menteri dan wakil menteri yang merupakan lulusan Akmil dan bagaimana latar belakang militer mereka mempengaruhi kiprah mereka dalam pemerintahan.
BACA JUGA :
Tegang naik pesawat militer, momen Nusron Wahid Menteri ATR/BPN dzikir selama perjalanan bikin salfok
1. Sjafrie Sjamsoeddin - Menteri Pertahanan.
Tumbuh dalam lingkungan keluarga militer, membuat Sjafrie turut mengikuti jejak keluarganya. Ia masuk ke Akmil dan lulus tahun 1974. Karier militernya diawali dengan jabatan sebagai Komandan Peleton (Danton) di Grup I Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada tahun 1975 hingga 1977.
Dari sana, kariernya terus berkembang pesat, termasuk menjadi Komandan Kompi (Danki) II Grup I Kopassus pada 1977-1980 dan Perwira Intelijen di Grup I pada 1980-1981. Kepercayaan atas kemampuannya semakin kuat ketika ia ditunjuk sebagai Wakil Asisten Operasi Komandan Kopassus pada 1991-1993.
2. Sugiono - Menteri Luar Negeri.
Sugiono yang lahir di Takengon, Aceh, pada 11 Februari 1979 ini merupakan alumni SMA Taruna Nusantara yang lulus pada tahun 1997. Ia satu angkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang kini menjadi Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Begitu menyelesaikan pendidikan di sana, ia melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi militer di Amerika Serikat melalui beasiswa yang dicanangkan oleh Danjen Kopassus saat itu, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto. Ia kemudian mengikuti pendidikan calon perwira di Akademi Militer Magelang dan lulus dengan pangkat Letnan Dua di korps infanteri.
3. Iftitah Sulaiman - Menteri Transmigrasi.
Iftitah merupakan lulusan terbaik Akmil 1999 dan meraih Adhi Makayasa. Selama menjadi prajurit TNI AD, Iftitah banyak bertugas di medan perang. Ia pernah tergabung dalam Operasi Rencong (2003) dan Operasi Pemulihan Keamanan (2004).
Iftitah juga pernah bertugas dalam berbagai misi, termasuk sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon pada tahun 2006, serta menjadi instruktur internasional pertama TNI di Australia, di mana ia melatih puluhan perwira.
4. Lodewijk Freidrich Paulus - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan
Politisi Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus, adalah pensiunan TNI AD. Ia lulus dari Akmil pada 1981, satu angkatan dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) H Moeldoko. Sejumlah jabatan strategis pernah diemban Lodewijk semasa menjadi prajurit TNI.
Puncak karier militer Lodewijk terjadi ketika ia diangkat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus pada tahun 2009, menggantikan Pramono Edhie Wibowo. Jabatan tersebut secara resmi diserahkan kepada Paulus dalam upacara yang dilangsungkan di Markas Komando Kopassus pada tanggal 4 Desember 2009.
Pangkat Paulus kemudian dinaikkan menjadi mayor jenderal dua minggu setelah serah terima jabatan. Ia menjabat hingga 15 September 2011 sebelum akhirnya digantikan oleh Wisnu Bawa Tenaya.
Jabatan ini merupakan bukti kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh pimpinan TNI dan negara atas dedikasi dan kompetensinya. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan pada tahun 2011, dirinya juga memainkan peran penting dalam mengamankan perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 yang berlangsung di Riau.
Kinerjanya yang baik dalam tugas ini kemudian membawanya pada promosi jabatan sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat AD) pada 2013. Di posisi tersebut, ia juga dipercaya memimpin pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013. Lodewijk mengakhiri pengabdian militernya pada 25 Juli 2015, setelah pensiun dari TNI.
5. Ossy Dermawan - Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional
Ossy Dermawan diketahui pernah berkuliah di Universitas Padjadjaran, sebelum akhirnya mengikuti seleksi Akademi Militer dan program beasiswa S1 dari Norwich University, Military School of Vermont di AS.
Di Norwich University, Ossy meraih gelar sarjana Bachelor of Science serta dual degree, Business Administration dan Computer Information System. Selama berkarier di TNI AD, Ossy pernah bergabung dalam sejumlah operasi militer, di antaranya Operasi Perdamaian PBB, Kontingen Garuda XXIII A/UNIFIL di Lebanon pada 2006-2007.
Itu tadi daftar 6 menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih yang memiliki latar belakang militer khususnya yang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Militer atau Akmil.
Akmil sendiri merupakan lembaga pendidikan tinggi yang khusus mencetak perwira TNI Angkatan Darat. Berlokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Akmil memainkan peran penting dalam membentuk generasi baru perwira yang berkomitmen terhadap pertahanan negara.