Brilio.net - Wabah virus corona membuat sejumlah barang menjadi langka. Hand sanitizer atau cairan pembersih tangan menjadi salah satu barang yang sempat langka di pasaran. Padahal sebelumnya barang ini selalu tersedia dengan stok banyak. Begitu juga dengan bahan-bahan alami seperti jahe, serai, kunyit, dan kencur yang dipercaya bisa meningkatkan imunitas juga ludes terjual.
Membahas kelangkaan barang selama wabah Covid-19 nggak afdol juga kalau nggak membahas masker untuk mencegah penularan virus corona. Kain yang kerap ditemukan berwarna hijau atau biru ini sulit ditemukan sejak Covid-19 mewabah di Indonesia. Bahkan sekalipun ada, masker menjadi barang mewah dengan harga selangit. Kelangkaan barang-barang ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi masyarakat.
Namun menariknya, di tengah pandemi corona ada-ada saja kreativitas yang dilahirkan seorang ahli pemindai 3D asal Jepang. Pria pemilik akun Twitter @silver_eel, rupanya justru membuat penutup muka dengan desain yang sangat mirip dengan wajahnya.
Dilansir brilio.net dari Oddity Central, Rabu (8/4), pria yang diketahui memiliki identitas Lalarstein itu merupakan seorang ahli pemindaian teknologi 3D dan ahli kamera profesional. Ia juga kerap muncul sebagai orang di balik layar dalam industri film Jepang.
BACA JUGA :
3 Fakta gerakan #Mask4Indonesia, aksi berbagi sekaligus membantu UMKM
foto: Twitter/@silver_eel
Lalarstein menunjukkan topeng 3D yang ia buat dalam akun Twitternya. Pria itu membuat para pengikutnya kagum dengan detail masker yang ia kreasikan. Mulai dari bentuk mata, detail tahi lalat, hingga alis tampak begitu nyata. Ketika kamu membandingkannya dengan wajah sang kreator, tentu akan sulit untuk menemukan perbedaannya.
Tak hanya dari sisi depan, dari samping pun kamu akan percaya kalau itu adalah wajah asli Lalarstein. Sedikit perbedaan hanya tampak pada warna kulit topeng tersebut. Dalam unggahannya, ia tidak menyampaikan secara detail bagaimana proses pembuatan masker itu. Namun ia mengungkapkan bahwa ia menggunakan pemindai 3D super Scan Studio Face Rig dan printer 3D Stratasys J750 3D untuk menyelesaikan pekerjaannya itu.
BACA JUGA :
Ulang tahun ke-30, Kevin Aprilio bagikan masker gratis untuk warga
foto: Twitter/@silver_eel
Warganet Jepang pun membanjiri unggahan Lalarstein dengan pujian atas karyanya. Bahkan berbagai pertanyaan pun muncul mengenai masker yang ia buat. Apakah masker tersebut dapat berfungsi ketika membuka kunci gadget dengan teknologi pengenalan wajah atau tidak. Rupanya ia sudah mengujinya terlebih dahulu, Lalarstein mengutarakan hal tersebut belum bekerja secara maksimal dengan teknologi pengenalan wajah.
foto: Twitter/@silver_eel
Uniknya, masker ini digunakan Lalarstein ketika ia sedang mengikuti pertemuan online. Sehingga ketika ia merasa ingin menutup mata atau tidur, Lalarstein merasa tidak akan menyinggung orang lain.
Jepang memang terbukti dipenuhi oleh orang-orang kreatif. Terbukti sebelumya pada tahun 2011, juga sudah ada perusahaan lain yang mencoba untuk membuat masker realistis yang mencapai harga puluhan juta rupiah untuk satu maskernya. Bagaimana, kamu berminat mencobanya?