Brilio.net - Solo awalnya merupakan kampung kecil yang kemudian menjadi pusat kerajaan dengan dibangunnya Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton itu dulunya berada di daerah bernama Kartasura. Makanya disebut Keraton Kartasura. Pemilihan Kampung Solo sebagai lokasi keraton yang baru atas saran dari Tumenggung Hanggawangsa, Tumenggung Mangkuyudo dan J.A.B. van Hohendorff setelah Keraton Kartasura dihancurkan dalam kerusuhan Pecinan.
Sejarah kuno Kota Solo dimulai dengan ditemukannya manusia purba Homo erectus di Sangiran, Kabupaten Sragen. Dihimpun brilio.net dari situs Kota Surakarta, Selasa (31/1), penelitian menyebutkan nama Solo ada karena kota Surakarta didirikan di sebuah desa bernama Desa Sala di tepi sungai Solo. Hingga tahun 1744, Solo dikenal sebagai desa terpencil dan damai yang berada di 10 km sebelah timur Kartasura, yang saat itu menjadi pusat Kerajaan Mataram.
BACA JUGA :
Selain selat solo, ini 10 makanan khas Solo yang wajib dicoba
foto: pinterest.com
Namun di bawah pimpinan Susuhan Mataram Pakubuwono II, China mendukung Kerajaan Mataram dalam melawan Belanda. Akibatnya, Belanda kemudian menduduki Kartasura. Keadaan tersebut memaksa Pakubuwono II untuk mencari tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya. Pada 1745, kerajaan Kartasura dibubarkan dan dipindahkan ke Surakarta di tepi sungai Solo.
BACA JUGA :
Apa yang ada dalam Palung Mariana? Lautan dengan kedalaman melebihi ukuran tinggi Gunung Everest
Selain memiliki sejarah panjang, Solo juga punya keunikan karena punya banyak nama. Tak sedikit yang dibuat bingung dengan perbedaannya. Sering dikira sama, ternyata Solo, Surakarta, Solo Baru, dan Kartasura berbeda, lho. Sebagian orang ada yang menyebut Solo dengan nama Surakarta, ada juga sebaliknya. Ada juga yang bingung dengan perbedaan Surakarta dan Kartasura. Bahkan, banyak juga yang bingung dengan wilayah Solo dan Solo Baru.