Sifat wajib bagi rasul.
foto: Unsplash/Madrosah Sunnah
BACA JUGA :
Pengertian dan Perbedaan Nabi dan Rasul menurut Islam serta tugasnya
Sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh para rasul disebut dengan sifat wajib rasul. Sifat wajib rasul merupakan sifat yang wajib ada pada diri rasul-rasul Allah. Para rasul memiliki empat sifat wajib yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fatanah (cerdas).
1. Siddiq atau jujur.
Kata siddiq digunakan untuk menggambarkan kekuatan di mana hanya orang-orang yang memiliki kekuatan dalam diri saja yang dapat mengungkapkan kebenaran. Makna kata siddiq secara luas bukan hanya sebagai kekuatan, namun juga kesungguhan dan kedisiplinan. Kepemilikan sifat siddiq menuntut individu untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan setiap tugas, bahkan dalam setiap aktivitas yang dilakukan serta cara dalam menyampaikan kebenaran. Rasulullah memiliki sifat siddiq yang berarti memiliki sikap jujur, benar, dan memiliki integritas tinggi dalam bertindak berdasarkan hukum dan peraturan.
Apabila seorang rasul tidak memiliki sifat jujur, tentu misinya untuk mengajak manusia pada agama Islam tidak terlaksana. Maka dalam melaksanakan tugasnya, rasul harus memiliki sifat jujur yang diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-harinya.
BACA JUGA :
Kisah malam Lailatul Qadar yang membuat Rasulullah takjub melihatnya
2. Amanah atau dapat dipercaya.
Amanah memiliki arti sebagai sifat dapat dipercaya, tidak curang, memiliki legitimasi dan akuntabel dalam mempergunakan kewenangan yang telah dipercayakan dalam segala hal. Seorang rasul wajib memiliki sifat amanah karena tanggung jawab yang diemban lebih besar daripada manusia biasa. Amanah juga dapat diartikan sebagai kejujuran yakni kejujuran terhadap Allah, jujur terhadap sesama makhluk, dan terhadap diri sendiri. Sifat amanah dalam konteks kepribadian rasul dimaknai dengan memelihara dan menggunakan segala sesuatu sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Amanah merupakan tanggung jawab terhadap perkataan, perbuatan, dan tidak menghindar dari tanggung jawabnya. Dengan kata lain, rasul memiliki sifat amanah yang artinya ucapan dan perbuatannya dapat dipercaya. Sifat amanah yang dimiliki oleh rasul erat kaitannya dengan penetapan sumber hukum kedua dalam Islam yaitu hadits.
3. Tabligh atau menyampaikan.
Tabligh adalah sifat yang dimiliki oleh Rasulullah berupa menyampaikan hukum dan wahyu Allah dengan tidak menyembunyikan kebenaran untuk seluruh umat dan bukan untuk diri sendiri. Tabligh juga dapat diartikan sebagai keterbukaan. Keterbukaan tersebut akan melahirkan rasa kepemilikan bersama. Tabligh atau penyampaian yang dilakukan oleh rasul diimbangi dengan cara penyampaian yang baik dengan mempertimbangkan waktu, tempat, dan sasaran.
Salah satu contoh peristiwa yang menguatkan adanya sifat tabligh dalam diri rasul yakni peristiwa pemindahan arah kiblat yang semula dari baitul maqdis ke ka'bah atau baitullah. Pada peristiwa tersebut, Allah menguji keteguhan hati para umat Islam apakah senantiasa beriman pada rasul-Nya atau terpengaruh dengan cacian musuh Islam. Dalam peristiwa tersebut pula rasul telah menyampaikan pemindahan arah kiblat tersebut kepada muslim.
4. Fatanah atau cerdas.
Fatanah dapat berarti sebagai kecerdasan, khususnya kecerdasan yang berkaitan dengan fungsi atau peranan yang diemban. Fatanah bukan hanya diartikan sebatas kecerdasan intelektual, namun juga cerdas secara spiritual dan emosional. Dalam menyampaikan wahyu Allah seorang rasul harus memiliki sifat cerdas yang tidak hanya sebatas kecerdasan dalam menguasai teori saja, tetapi juga kecerdasan spiritual dan emosional yang diperlukan dalam berdiplomasi dan menyikapi segala tantangan dalam mengemban tugas Allah SWT.