Brilio.net - Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke samping yang nggak normal. Penyakit skoliosis sering terjadi pada remaja. Biasanya bentuk normal tulang belakang meliputi lekukan pada bagian atas bahu dan lekukan di punggung bawah. Jika tulang belakang melengkung dari sisi ke sisi atau dalam bentuk "S" atau "C", kemungkinan kamu menderita skoliosis.
Dilansir dari mayoclinic, pada sebagian besar penderita skoliosis, tulang belakang akan berputar atau terpuntir, hal ini yang akan mengakibatkan tulang rusuk atau otot di satu sisi tubuh akan menonjol jauh daripada di sisi lain.
BACA JUGA :
10 Potret dan cerita perjuangan Cinta Kuya melawan skoliosis
Bahkan, menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80 persen kasus skoliosis nggak memiliki penyebab yang pasti dan dapat diidentifikasi. Karena kondisi skoliosis baru dapat didiagnosis pada 7 tahun pertama.
lebih lanjut untuk mengetahui gejala dan penyebab serta cara pengobatan skoliosis, berikut dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Senin (28/3).
1. Gejala Skoliosis.
BACA JUGA :
Cerita 5 seleb idap skoliosis, Jessica Mila sudah sejak SMP
foto: freepik.com
Dilansir dari mayoclinic, berikut ini merupakan tanda atau gejala yang ditimbulkan dari skoliosis.
a. Bahu tidak rata.
b. Pinggang tidak rata.
c. Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain.
d. Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan.
e. Penonjolan pada satu sisi punggung saat membungkuk ke depan.
f. Satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol dari yang lain.
2. Penyebab skoliosis.
foto: freepik.com
Penyebab adanya skoliosis seringkali nggak ditentukan. Namun, faktor utama terjadinya skoliosis disebabkan karena keturunan dalam keluarga. Penyebab lain dari adanya skoliosis sebagai berikut.
a. Cerebral palsy, yang merupakan sekelompok gangguan sistem saraf yang mempengaruhi gerakan, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir.
b. Distrofi otot, merupakan kelainan genetik yang mengakibatkan kelemahan otot.
c. Cacat lahir yang dapat mempengaruhi tulang belakang bayi, seperti spina bifida.
d. Cedera tulang belakang atau infeksi.
e. Kelainan sumsum tulang belakang.
3. Pengobatan Skoliosis.
foto: freepik.com
Pengobatan skoliosis tergantung dengan tingkat kelengkungan tulang belakang dan keparahannya. Sementara, jika skoliosis akan diambil tindakan untuk pengobatan, maka medis tak akan sembarangan dan pastinya mempertimbangkan beberapa faktor. Dilansir dari healthline, seperti berikut ini.
- Umur
- Perkembangan tumbuh seseorang.
- Jumlah dan jenis kelengkungan.
- Jenis skoliosisnya
- Seks, anak perempuan akan memiliki risiko perkembangan yang jauh lebih tinggi daripada laki-laki.
- Keparahan kurva, karena kurva yang besar cenderung akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Berikut ini pengobatan yang perlu dilakukan bagi penderita skoliosis.
a. Braces atau penjepit.
Menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), seseorang yang memiliki skoliosis mungkin perlu menggunakan brances, jika kelengkungannya lebih dari 25 hingga 40 derajat.
Penjepit skoliosis nggak akan meluruskan tulang belakang, tetapi dapat mencegah lengkungan yang meningkat. Jenis penjepit yang paling umum terbuat dari plastik dan dibentuk sesuai dengan tubuh.
Seseorang yang membutuhkan brances, harus memakainya 16 hingga 23 jam dalam sehari sampai berhenti tumbuh. Efektivitas brances akan meningkat dengan jumlah jam dipakainya tiap hari.
Ada dua jenis utama brances, yaitu underarm dan milwaukee.
- Underarm.
Underarm adalah brances yang terbuat dari plastik yang sesuai di badan, penyangga atau penjepit ini wujudnya hampir tak terlihat. Underarm biasanya digunakan untuk mengobati kurva tulang belakang bagian bawah dan pas di sekitar bagian tubuh.
- Milwaukee.
Milwaukee adalah penjepit yang dimulai dari leher dan menutupi seluruh batang tubuh, kecuali kaki dan lengan. Milwaukee digunakan untuk lekukan yang nggak bisa diatasi oleh underarm.
b. Pembedahan.
Pengobatan skoliosis selanjutnya yaitu pembedahan, pembedahan disediakan untuk orang dengan kurva yang lebih besar dari 40 derajat.
Namun, yang perlu diketahui, jika telah didiagnosis skoliosis dan merasa lengkungan tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari, alangkah baiknya konsultasi bersama dengan dokter yang menangani untuk melakukan pembedahan.