Brilio.net - Setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh, seluruh umat Islam akan menyambut hadirnya Hari Raya Idul Fitri atau sering disebut dengan istilah Lebaran.
Pada momen inilah, ada tradisi halal bihalal yang rutin dilakukan. Halal bi halal merupakan aksi saling bermaafan di kala Lebaran. Keluarga dan tetangga pun akan saling mengunjungi dan bersilaturahmi.
BACA JUGA :
Hadits tentang Hari Raya Idul Fitri dan amalan sunnahnya
Karena ada banyak tamu dan keluarga yang berkumpul, biasanya akan ada banyak sajian khas Lebaran yang sudah dipersiapkan. Mulai dari makanan berat hingga berbagai cemilan yang menggugah selera.
Di Indonesia sendiri, ada berbagai makanan khas Lebaran yang sudah tak asing dijumpai. Misalnya saja seperti ketupat, lontong, dan opor ayam. Meski tak selalu harus ada, makanan ini sudah sangat ikonik dan hampir selalu ada di setiap rumah.
Nah, berbicara mengenai sajian khas Lebaran, pemilihan makanan ini ternyata punya filosofi dan makna yang baik lho. Ada yang melambangkan simbol kesucian, ada yang bermakna saling memaafkan, dan masih banyak lagi.
BACA JUGA :
Panduan ibadah Ramadan & lebaran saat pandemi corona dari Kemenag
Penasaran? Berikut filosofi dan makna lima makanan khas Lebaran seperti yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (15/5).
1. Ketupat.
foto: freepik.com
Ketupat merupakan salah satu makanan wajib yang tersedia saat Lebaran. Makanan ini berbahan dasar nasi atau ketan yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda. Tak banyak yang tahu, ketupat ternyata punya makna filosofis bagi masyarakat Indonesia lho.
Menurut kisahnya, orang yang pertama kali mengenalkan ketupat pada masyarakat Jawa adalah Sunan Kalijaga. Beliau sering menggunakan ketupat pada acara bakda, di mana ketupat yang dibuat akan dibagikan pada tetangga sebagai lambang kebersamaan Muslim.
Dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat diartikan sebagai kependekan dari 'ngaku lepat' dan 'laku papat'. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Sehingga ketupat merupakan bentuk pengingat agar manusia sadar akan kesalahan dan dosa-dosanya.
Lalu laku papat artinya tindakan yang empat, yakni lebaran, luberan, leburan, serta laburan. Lebaran dimaknai dari sebuah kata dasar lebar, yang berarti selesai atau telah tuntas melaksanakan ibadah puasa. Luberan dari kata dasar luber atau melimpah yang memiliki arti pahala yang melimpah. Leburan berasal dari kata lebur yang berarti habis atau dosa-dosa yang dibuat habis atau kosong sehingga hati kembali pada kesucian. Laburan berasal dari kata labur yang memiliki arti batu kapur, sehingga dimaknai sebagai hati dan jiwa yang kembali putih bersih ibarat kapur.
Selain itu, anyaman ketupat yang rumit juga diibaratkan sebagai gambaran dari perjalanan hidup seseorang. Artinya, setiap orang pasti pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Cara menganyamnya pun tak boleh putus, sama halnya dengan jalinan silaturahmi. Sedangkan nasi yang ada dalam ketupat melambangkan kesucian hati.
2. Santan.
foto: Instagram/@yunitaanwar
Untuk mendampingi ketupat, biasanya akan ada makanan seperti opor ayam, atau makanan dengan santan lainnya. Nah, dipilihnya santan ini punya filosofi juga lho. Dalam budaya Jawa, santan atau santen bermakna 'ingkang salah nyuwun pangapunten' artinya yang salah meminta maaf. Bisa juga bermakna 'sami-sami paring pangapunten' artinya sama-sama memberikan maaf. Jadi, berbagai olahan dari santan ini juga sebagai tanda bahwa Lebaran adalah momen yang baik untuk saling bermaaf-maafan.
3. Lepet.
foto: Instagram/@ayudiaarisandy
Lepet merupakan salah satu camilan yang terbuat dari beras ketan dan kacang. Lepet merupakan singkatan dari 'disilep sing rapet' artinya disimpan yang rapat. Jadi, kesalahan yang sudah dimaafkan tadi hendaknya disimpan rapat-rapat. Jangan sampai mengumbar aib dan kesalahan orang lain.
4. Lontong.
foto: Instagram/@dapurkoejemadi
Meski sudah ada nasi dan ketupat, lontong juga sering menjadi pilihan makanan dikala Lebaran. Jika dijadikan singkatan, maka lontong artinya 'olone dadi kothong' artinya jeleknya menjadi kosong atau hilang. Dalam makna lain, lontong juga menjadi tanda bahwa segala dosa telah diampuni. Segala kesalahan kita pun menjadi nol karena telah saling meminta maaf.
5. Ketan.
foto: Instagram/@jogjacarimakan
Ketan juga menjadi salah satu hidangan yang sering ada dalam momen Lebaran. Biasanya ketan tersaji sebagai kudapan ringan maupun pendamping lauk. Namun ada juga ketan yang dijadikan olahan seperti bubur atau minuman.
Nah, ketan juga punya makna filosofi yakni 'ngraketake ikatan' yang artinya merekatkan ikatan. Makna ini mewakili harapan agar Lebaran juga menjadi saat yang tepat untuk mempererat ikatan kekeluargaan. Apalagi pada saat Lebaran akan ada banyak keluarga yang datang. Selain kekeluargaan, penting pula merekatkan persaudaraan sesama Muslim.