Brilio.net - Belakangan ini Tol Bawen-Salatiga ramai diperbincangkan banyak orang. Tol yang memiliki panjang sekitar 17,5 kilometer tersebut dianggap sebagai tol terindah di dunia karena pemandangan menakjubkan yang disajikannya.
Namun jauh sebelum terkenal dengan tol terindahnya, nama Salatiga sendiri sebenarnya sudah mendunia berkat tangan dingin seorang arsitek bernama Budi Pradono.
BACA JUGA :
10 Foto before vs after editan master Photoshop, beda sama aslinya
Sebuah residensial atau pemukiman rancangan Budi Pradono pernah menyabet penghargaan sebagai proyek residensial terbaik se Asia. Proyek tersebut bernama Dancing Mountain House.
Penasaran seperti apa fakta-faktanya? Yuk simak foto-fotonya di bawah ini seperti dikutip brilio.net dari akun media sosial Adib Hidayat.
BACA JUGA :
Lobster 9 kg ini harganya Rp 13 juta, pemiliknya pilih lepas ke alam
1. Dancing Mountain House, karya Budi Pradono berhasil meraih penghargaan sebagai residensial terbaik se Asia dalam Arcasia Architecture Awards (AAA) 2016.
2. Arcasia sendiri merupakan Dewan Arsitek Regional Asia yang dibentuk oleh 19 organisasi arsitek se-Asia mulai dari China hingga Pakistan.
3. Lembaga ini secara rutin menyelenggarakan kongres arsitektur hingga pemberian penghargaan kepada arsitek-arsitek berprestasi.
4. Dancing Mountain House bisa menjadi yang terbaik karena konsepnya yang mengedepankan peran arsitektur di tengah masyarakat dan kombinasi antara modernisasi dengan unsur tradisional.
5. Proyek perumahan di Salatiga ini sebenarnya sudah rampung sejak 2014 silam. Namun kembali menjadi buah bibir di dunia maya setelah Tol Salatiga booming.
6. Konsepnya yang tanpa sekat membuat Dancing Mountain House memiliki nuansa intim kekeluargaan dalam desain-desainnya.