1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
9 Januari 2023 20:40

Tak pernah punya sejarah dijajah bangsa lain, begini taktik Thailand tetap jadi negara merdeka

Siam dikenal sebagai Thailand, diambil dari kata "Thai" dan "Land" yang berarti "tanah kebebasan" Muhamad Ikhlas Alfaridzi

Brilio.net - Buat kamu yang belajar sejarah kolonialisme, pasti sudah mengetahui bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan daerah yang dijajah oleh banyak bangsa Eropa.Myanmar, Malaysia dan Brunei, dijajah oleh Inggris. Laos, Kamboja dan Vietnam, dijajah oleh Prancis. Filipina dijajah Spanyol dan Amerika Serikat. Dan tentu saja Republik Indonesia dulu dikoloni oleh Belanda sampai akhirnya tahun 1945 berhasil meraih kemerdekaan.

Namun, fakta menariknya, di zaman itu ada satu-satunya negara yang berhasil lolos dari belenggu penjajahan bangsa-bangsa Eropa. Negara itu adalah Thailand. Ketika negara-negara tetangganya harus didera penjajahan selama puluhan bahkan ratusan tahun, Thailand justru saat itu tetap merdeka sebagai negara berdaulat.

BACA JUGA :
Transformasi makeup Thailand di wajah orang Jawa ini hasilnya tampak fresh natural


Loh kok bisa? Nah, kali ini kamu bisa mengetahui lebih banyak tentang bagaimana bangsa Thailand mampu mempertahankan diri dari kolonialisme bangsa Eropa. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (9/1) berikut ulasannya.

Cerita ini berawal dari sebuah kerajaan yang berdiri pada abad ke-18 bernama kerajaan Thonburi. Kerajaan ini merupakan penerus dari Kerajaan Ayutthaya yang hancur akibat serangan Kerajaan Burma pada 1767.

Setelah pusat kota Ayutthaya dibumihanguskan oleh pasukan besar Burma, ibukota Kerajaan Thonburi di tahun 1768 dipindahkan di Bangkok, di seberang timur sungai Chao Phraya.

BACA JUGA :
5 Cerita Jirayut makin betah di Indonesia, gemar makan ikan asin

foto: Instagram/@payas_bhushan

Kerajaan Thonburi hanya mampu bertahan sampai 15 tahun. Kekuasaan beralih pada tahun 1782 ke Kerajaan Rattanakosin atau Siam yang kemudian mampu bertahan sampai akhir abad 18 dimana era kolonialisme dimulai.

Di masa itu, di kawasan Burma (Myanmar sekarang) dan semenanjung Malaya berhasil dikuasai oleh Inggris. Sementara Laos, Kamboja, dan Vietnam di kawasan Indocina berhasil dikuasai oleh Prancis. Melihat situasi itu, Kerajaan Rattanakosin menyadari pentingnya mempertahankan diri dari ancaman bangsa Eropa.

Strategi Diplomatik dengan bangsa Eropa

Langkah pertama yang dilakukan oleh mereka adalah menjalin beberapa perjanjian gencatan senjata dan hubungan diplomatik dengan bangsa Inggris di sebelah barat, dan Prancis di sebelah timur. Raja Siam saat itu, Mongkut atau Rama IV, menyadari bahwa untuk membuat orang-orang Eropa bersedia menjalin hubungan, bangsa Thailand harus punya level pengetahuan yang sama dengan mereka.

Selain itu, gaya berpakaian, sistem perdagangan juga dibuat menyerupai mereka. Sehingga, pada masa kepemimpinannya antara tahun 1851-1868, Thailand mengalami westernisasi besar-besaran.

Sekolah dibuat menyerupai sekolah-sekolah di Eropa. Gaya berpakaian pun dibuat serupa dengan mereka, militer pun dibuat modern, dan sistem perdagangan pun dibuat serupa.

Hasilnya, beberapa perjanjian berhasil dilakukan seperti Perjanjian Bowring. Raja Mongkut saat itu melakukan perjanjian dengan Gubernur Jenderal Inggris di Hongkong, John Bowring untuk meliberalisasi perdagangan luar negeri di Thailand terutama Kota Bangkok. Perjanjian tersebut membuat sungai Chao Phraya menjadi salah satu pusat perdagangan penting di kawasan Indocina bahkan di Asia.

Negeri Lain Dijajah, Thailand Malah Akrab dengan Barat

Penerus raja Mongkut adalah raja Chulalongkorn atau Rama V yang memimpin Siam dari 18681910. Chulalongkorn yang punya latar belakang pendidikan di Eropa ini merevolusi sistem sosial di Kerajaan Siam dengan meniadakan sistem perbudakan di masyarakat.

Selain itu, pada masa pemerintahannya, Kerajaan Siam mengalami perkembangan infrastruktur yang sangat pesat. Berkat perjanjian dagang yang sudah terjadi sebelumnya, Siam mendapat banyak bantuan dari Inggris untuk membangun banyak infrastruktur.

foto: Instagram/@thailand

Raja Chulalongkorn juga mengizinkan orang-orang Inggris untuk membangun pertambangan di daerah kekuasaannya. Selain itu, mereka juga diizinkan membangun rel kereta sebagai jalur distribusi dari pertambangan tersebut.

Hebatnya, sebagai ganti dari izin tersebut, raja Chulalongkorn meminta sebagian pasukan militer Inggris untuk bergabung menjadi pengawal kerajaan. Bayangin, kok bisa orang-orang Inggris saat itu jadi "bawahan"-nya orang pribumi Thailand?!

Perjanjian Lainnya

Karena negeri Siam dianggap sudah setara dan modern dengan bangsa Eropa, akhirnya pada tahun 1896, Inggris dan Prancis sepakat untuk menjadikan wilayah Kerajaan Siam menjadi wilayah netral dan negara pembatas diantara negara-negara jajahan Inggris dan Prancis.

Sejak saat itulah Siam dikenal sebagai Thailand, diambil dari kata "Thai" dan "Land" yang berarti "tanah kebebasan". Pada masa Perang Dunia II, Thailand pun lolos dari penjajahan karena beberapa perjanjian gencatan senjata. Dalam Perang Dunia II, Thailand memberi hak kepada Jepang untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada saat itu dikuasai Inggris.

Pada tahun 1941 tepatnya di bulan Desember, Thailand dan Jepang menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Prancis (Shan, Malaya, Singapura, sebagian Yunnan, Laos dan Kamboja). Sebagai imbalannya, Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.

Setelah kekalahan Jepang, awalnya Thailand dianggap sebagai negara yang kalah oleh Britania dan Prancis. Negara itu hendak diduduki sebagai konsekuensi dari kekalahan perang. Namun dukungan Amerika Serikat membatasi kerugian yang diderita Thailand.

Thailand hanya perlu mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari Inggris dan Prancis, tetapi Thailand sendiri tidak diduduki. Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika Serikat dan blok Barat yang menghadang rivalitas blok Timur dalam era Perang Dingin.

Begitulah strategi dan taktik Thailand agar bisa lolos dari cengkraman kolonialisme dan menjadi negara merdeka hingga sekarang. Meski pada perjalanan sejarahnya tidaklah sesederhana itu, kamu bisa mengambil kesimpulan, bahwa Thailand tidak pernah dijajah banga Eropa karena kecerdikan mereka menjalin hubungan diplomatik, perdagangan dan militer dengan berbagai kekuatan dunia pada setiap masa.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags