Brilio.net - Tinggal beberapa hari lagi umat Islam akan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sama seperti tahun sebelumnya, umat Islam di Indonesia tahun ini masih merayakan hari raya Idul Fitri di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
Idul Fitri atau Lebaran dirayakan pada tanggal 1 Syawal. Saat Idul Fitri, umat Islam melakukan satu ibadah sholat Idul Fitri atau sholat Ied yang biasanya dilakukan berjamaah di lapangan terbuka atau di masjid. Namun, untuk memutus rantai penyebaran virus Corona (Covid-19) umat Islam yang berada di kawasan tingkat penyebaran virus tinggi, dianjurkan melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah.
BACA JUGA :
Sejarah Idul Fitri sebagai Hari Raya umat Islam, penuh keistimewaan
Sholat Idul Fitri di rumah bisa dilakukan dengan berjamaah bersama anggota keluarga atau secara munfarid (sendiri). Pada mahdzab Syafi'i, hukum sholat Hari Raya Idul Fitri adalah sunnah, maka boleh dilakukan sendiri atau berjamaah untuk setiap muslim, baik laki laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila melaksanakan sholat Idul Fitri di rumah, di antaranya mengenai tata cara sholat dan khutbah seusai sholat Idul Fitri. Untuk memperluas pengetahuan, berikut brilio.net telah merangkum artikelnya dari berbagai sumber pada Selasa (4/5) agar bisa langsung dipraktikkan di rumah.
Waktu sholat Idul Fitri.
BACA JUGA :
Persamaan serta perbedaan sholat Idul Fitri dan Idul Adha
foto: Freepik.com
Salah satu ulama besar, Wahbah bin Musthafa al-Zuhaili menulis, para ahli fiqih sepakat bahwa waktu pelaksanaan sholat Hari Raya Idul Fitri adalah setelah terbitnya matahari seukuran satu atau dua tombak. Waktu ini setara setengah jam setelah terbitnya matahari di pagi hari hingga sesaat sebelum tergelincirnya matahari saat dzuhur.
Tata cara sholat Idul Fitri di rumah.
Tata cara sholat Idul Fitri sendiri di rumah tidak berbeda dengan tata cara sholat sunnah pada umumnya. Jika sholat Idul Fitri dikerjakan secara berjamaah di rumah, maka imam disunnahkan untuk mengeraskan bacaan sholat. Namun, jika sholat Idul Fitri tersebut dikerjakan sendiri, maka cukup dibaca dengan suara pelan.
1. Membaca niat.
Untuk menjalankan sholat Idul Fitri, kamu harus membaca niat yang dilafalkan di dalam hati dan fokus melaksanakan ibadah. Sama seperti sholat lainnya, niat sholat Idul Fitri pada setiap posisi, baik sebagai imam, makmum, atau sholat yang dilaksanakan sendiri memiliki perbedaan bacaan.
Untuk itu cobalah hafalkan niat sholat Idul Fitri di bawah ini:
- Niat untuk imam.
Niat sholat Idul Fitri untuk imam:
"Ushalli sunnatan li idil fithri rak ataini imaman lillahi taalaa"
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi imam karena Allah Taala"
- Niat untuk makmum.
Niat sholat Idul Fitri untuk makmum:
"Ushalli sunnatan li idil fithri rak ataini makmuuman lillahi taala"
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menjadi makmum karena Allah Taala"
- Niat sholat sendiri.
Niat sholat Idul Fitri sendiri:
"Ushalli sunnatan li idil fithri rak ataini lillahi taalaa"
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Taala."
2. Takbiratul ihram.
3. Membaca Doa Iftitah.
4. Takbir sebanyak 7 kali.
Setiap takbir membaca bacaan tasbih sebagai berikut:
"Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha ilallah wallahu akbar"
Artinya:
"Maha Suci Allah, segala pujian baginya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."
5. Membaca surat Al-Fatihah.
6. Membaca surat-surat Alquran lainnya, namun apabila menjadi makmum cukup mendengarkan dan menyimak surat yang dibacakan oleh imam. Surat pertama yang dianjurkan untuk dibaca yakni surat Al-Ala.
7. Rukuk dan tumakninah.
8. Itidal dan tumakninah.
9. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
10. Sujud kedua dan tumakninah.
12. Melakukan sholat rakaat kedua seperti sebelumnya.
13. Duduk tasyahud akhir dan tumakninah.
14. Salam.
15. Mendengarkan khutbah apabila menjadi makmum, memberikan khutbah bila menjadi imam, namun jika salat Idul Fitri dikerjakan secara munfarid maka tidak perlu ada kutbah.
16. Khutbah ini dilaksanakan dengan membaca takbir sebanyak 9 kali sebagai pembuka.
Tata cara khutbah Idul Fitri.
Khutbah Idul Fitri disampaikan setelah sholat Idul Fitri dua rakaat. Penyampaian khutbah Idul Fitri tetap disunnahkan meski sholat Idul Fitri dilaksanakan di rumah dengan jamaah terbatas.
Adapun berikut ini adalah rangkaian pelaksanaan khutbah Idul Fitri dilansir dari laman NU Online.
Khutbah pertama:
1. Menghadap jamaah.
2. Mengucap salam.
3. Melafalkan takbir sebanyak 9 kali.
4. Membaca tahmid/hamdalah.
5. Membaca shalawat nabi.
Berikut bunyi sholawat nabi:
"Allahumma shalli al sayyidin Muhammad, wa 'alaa aali sayyidin muhammad."
6. Membaca wasiyyat bit taqwa.
7. Menyampaikan nasihat ketakwaan, terutama soal penting zakat fitrah.
8. Membaca salah satu ayat Alquran.
9. Menutup khutbah pertama.
Khutbah kedua:
1. Membaca takbir sebanyak 7 kali.
2. Membaca tahmid/hamdalah.
3. Membaca shalawat nabi.
4. Membaca wasiyyat bit taqwa.
5. Membaca salah satu ayat Alquran.
6. Membaca doa ampunan untuk umat Islam.
7. Doa sapu jagat.
8. Menutup khutbah kedua.
9. Mengucap salam.
Adapun berikut ini adalah keterangan mazhab Syafi'i perihal khutbah Idul Fitri:
Setelah sholat Idul Fitri, (khatib) dianjurkan untuk menyampaikan dua khutbah di atas mimbar. Jika telah naik ke atas mimbar, khatib menghadap jamaah dan memberi salam kepada mereka dan mereka menjawab salam khatib sebagaimana penjelasan pada bab Jumat. Khatib kemudian berkhutbah seperti dua khutbah Jumat, baik rukun maupun sifatnya. Hanya saja pada khutbah shalat idul fitri, khatib tidak disyaratkan untuk berdiri pada saat khutbah, (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Majmu Syarhul Muhadzdzab, [Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah: 2010 M], juz V, halaman 25).
Khatib pada sholat Idul Fitri boleh duduk atau rebahan meski mampu berdiri. Tetapi tentu saja yang lebih utama khatib menyampaikan khutbah sambil berdiri. Khatib dianjurkan untuk memisah dua khutbah dengan duduk sejenak sebagaimana ia memisah kedua khutbah Jumat, (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: V/25).
Rukun khutbah Idul Fitri.
Rukun khutbah yang harus diperhatikan saat melaksanakan khutbah Idul Fitri tidak berbeda jauh dengan rukun khutbah Jumat. Di antaranya memuji Allah, membaca shalawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu khutbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khutbah kedua.
Hukum penyampaian khutbah Idul Fitri adalah sunnah. Sehingga, jika tidak ada jamaah yang memiliki kemampuan untuk berkhutbah, maka khutbah Idul Fitri ditiadakan dan sholat Idul Fitri tetap sah.