Brilio.net - Isu kerukunan antar umat beragama selalu jadi perhatian banyak pihak di dunia. Karena konflik yang timbul dari permasalahan agama ini memang dianggap membahayakan dan merugikan. Hal itulah yang kemudian mendorong banyak negara maju untuk melakukan berbagai tindakan preventif, agar kedamaian antar umat beragama tetap terjaga.
Salah satu upayanya yaitu dengan didirikannya The House of One, sebuah rumah ibadah tempat berkumpul tiga agama di bawah satu atap. Tidak lama lagi bangunan ini akan berdiri untuk pertama kali di Berlin. Rumah ibadah unik ini nantinya akan menyatukan tiga agama, yakni Islam, Kristen dan Yahudi.
BACA JUGA :
Berhijab, kontestan Miss Minnesota AS ini pilih pakai burkini
Dikutip brilio.net dari Deutsch Walle, Kamis (11/5) rencananya The House of One ini akan memiliki ruang terpisah untuk ketiga agama, dan beberapa ruang umum untuk para pemeluk agama agar bisa saling bersosialiasi. Ide membangun The House of One diusung oleh tiga pemuka agama, yakni Pendeta Gregor Hohberg, Rabi Tovia Ben-Chorin dan seorang imam muslim, Kadir Sanci.
"Ketiga agama ini mengambil rute yang berbeda dalam perjalanannya, tapi tujuannya tetap sama," ujar Kadir Sanci. Menurutnya The House of One merupakan kesempatan baik buat ketiga agama untuk menjalin hubungan dalam kerangka kemanusiaan.
BACA JUGA :
10 Artis cantik ini memutuskan menjadi mualaf di usia muda, wah...
The House of One didesain oleh seorang arsitek Kuehn Malvezzi yang sebisa mungkin mengakomodir permintaan masing-masing rumah ibadah. Meski memiliki tujuan untuk menjaga toleransi dan kedamaian, pembangunan rumah ibadah tiga agama ini sempat dikritik seperti Makam Firaun.
Penggagas proyek The House of One menyadari betul pentingnya peran publik dalam pembangunan. Oleh sebab itu mereka sepenuhnya mengandalkan pendanaan massa alias crowdfunding. Agar setiap orang bisa menyumbang uang buat membeli satu batu bata. Setidaknya sebanyak 4.350.000 batu bata dibutuhkan buat menyempurnakan bangunan ini.