Brilio.net - Belakangan ini, banyak orang yang menerapkan hidup hemat dengan konsep frugal living maupun gaya hidup minimalis. Tak berbeda jauh, bisa dikatakan, orang-orang yang menerapkan gaya hidup ini lebih memprioritaskan kebutuhan dari segi nilainya dengan meminimalkan pengeluaran untuk investasi di masa depan.
Namun, berbeda dengan yang dilakukan seorang pria asal Singapura ini. Melansir dari whatareyoudoing.sg, pria bernama Daniel Tay ini mampu menghemat uangnya dengan mengikuti gaya hidup freegan, memanfaatkan sampah sebagai kebutuhan hidup. Daniel melakukan 'memulung' dan membongkar tempat sampah untuk mencari benda yang bisa dimanfaatkan kembali, termasuk makanan.
BACA JUGA :
Frugal living-nya melenceng, wanita ini jelaskan atur bujet awal Rp 3,5 juta punya rumah dalam 5 tahun
foto: whatareyoudoing.sg
Gaya hidup yang dijalani Daniel pun membuatnya hanya menghabiskan 8 SGD atau sekitar Rp 91 ribu dalam sebulan untuk biaya makan. Padahal, bagi sebagian orang nominal yang sama bisa dihabiskan hanya untuk sekali makan. Terlebih, bagi mereka yang tinggal di Singapura, sebagai negara dengan biaya hidup yang tergolong tinggi di dunia.
BACA JUGA :
Cara menghasilkan uang dari HP tanpa modal, bisa dari rumah saja
"Dalam dua tahun, saya telah menemukan bahwa, meskipun orang mengeluh tentang biaya hidup, masih mungkin untuk tinggal di Singapura tanpa membeli banyak makanan atau barang lainnya," tuturnya, dilansir brilio.net, Rabu (19/7).
foto: whatareyoudoing.sg
Tak hanya makanan dan kebutuhan sehari-hari, Daniel Tay juga mendapatkan tas, buku, sepatu, jam tangan, kulkas hingga PlayStation 3 yang masih berfungsi. Bukan karena tak punya uang, Daniel diketahui memiliki tabungan senilai 150 SGD atau sekitar Rp 1,7 miliar.
Ia menjadi penganut freegans karena prihatin dengan kenyataan bahwa telah terjadi pemborosan yang dahsyat demi sebuah gaya hidup. Aksinya menghemat pengeluaran tersebut sudah dilakukan sejak Januari 2017 lalu, setelah mengikuti sebuah sesi diskusi mengenai keuangan.
Makanan masih layak konsumsi yang ia temukan tak hanya dihabiskan olehnya saja. Ia juga membagikan kepada yang membutuhkan, seperti pekerja imigran dan orang-orang yang kurang mampu.
foto: whatareyoudoing.sg
"Freeganisme adalah situasi win-win-win-win: Anda menghemat uang, menghemat waktu, membantu orang lain, dan membantu Bumi," imbuhnya.
Sejak menerapkan gaya hidup freegan, uang yang dikeluarkan Daniel Tay hanya untuk kebutuhan tagihan, investasi, dan hipotek. Selebihnya, ia menggunakan barang yang masih layak pakai dan mengonsumsi makanan yang masih bisa dimakan.
Mampu memenuhi kebutuhannya, ia pun memutuskan untuk pensiun dini dari pekerjaannya sebagai penasihat keuangan. Sehingga, ia memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama orang tuanya yang sudah lanjut usia, untuk bepergian, dan menulis.