Brilio.net - Sesuai dengan julukannya 'Kota Sejuta Bunga', Magelang dikenal dengan keindahannya. Tidak hanya soal alam dan penataan kotanya, namun juga keberagaman agamanya. Salah satu yang menyita perhatian adalah wisata religinya. Terdapat satu masjid yang cukup unik, Masjid Al-Mahdi karena perpaduan arsitektur tempat ibadah agama Konghucu.
BACA JUGA :
7 Masjid di Indonesia ini peninggalan zaman kerajaan Islam
Masjid dengan dominasi warna merah ini berada di kawasan elite Jalan Delima Raya, Komplek Perumahan Armada Estate, Kelurahan Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Jika dilihat sekilas, masjid yang dibangun Ustadz Mahdi - seorang mualaf ini tampak seperti Klenteng. Sejarah menyebutkan, masjid ini dibangun pada 1 agustus 2016, kemudian diresmikan oleh Walikota Magelang saat itu pada tanggal 9 april 2017.
BACA JUGA :
7 Potret kemegahan Istana Maimun, simbol peradaban Islam di Indonesia
Pembangunan masjid ini memang relatif cepat, karena Ustadz Mahdi, selaku pemilik masjid memang mempunyai target untuk bisa meresmikan masjid ini saat bulan Ramadhan.
"Pembangunannya berlangsung sekitar 8 bulan, memang relatif cepat karena memang sudah ditargetkan saat ramadhan sudah bisa dipakai," ungkap Ustadz Mahdi.
Masjid dengan arsitektur Klenteng ini terlihat memiliki menara setinggi kurang lebih 5 meter dengan empat tingkatan yang memiliki lubang. Pada puncak menara terdapat kubah dengan tulisan lafadz Allah. Persamaan masjid Al-Mahdi dengan Klenteng didukung dengan lampion-lampion yang tergantung pada langit-langit selasar masjid.
Lampion yang tergantung pada selasar masjid memiliki tulisan kaligrafi dengan macam-macam nama baik Allah dan asmaul husna. Meskipun masjid ini terlihat seperti Klenteng, hal tersebut tidak menghilangkan nilai dan makna Islami dari sebuah masjid, karena terdapat beberapa kaligrafi dengan lafadz Allah dan asmaul husna yang menghiasi dinding-dinding masjid.
Masjid Al-Mahdi dibangun dengan niatan untuk syiar, atau menyebarluaskan hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Menurut Ustadz Mahdi, dengan membangun masjid dengan design Tionghoa akan dapat menyebarluaskan kabar bahwa Islam sudah tersebar dimana-mana, termasuk di China.
"Perkembangan Islam di China itu sangat pesat, maka dari itu niat dari dibangunnya masjid ini adalah untuk syiar, menyebarluaskan berita bahwa Islam itu sudah tersebar dimana-mana, termasuk di China," ungkap Ustadz Mahdi.
Masjid Al-Mahdi memiliki beberapa program rutinan seperti, pengajian intensif dan kuliah subuh. Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, Masjid Al-Mahdi memiliki program khusus yaitu diadakannya pengajian hadist mukhtara' pada pukul 5 sore sebelum buka puasa.
Berbagai macam program diselenggarakan di Masjid ini, dan masyarakat pun turut antusias dalam mengikutinya. Ustadz Mahdi selaku pemilik masjid ini turut senang karena dengan adanya masjid ini akan bisa menjalin ukhuwah yang baik sesama muslim tanpa pandang bulu.
"Ya, saya senang alhamdulillah respon masyarakat sangat positif, ya semoga dengan dibangunnya masjid ini sesama muslim akan bisa menjalin ukhuwah yang baik tanpa pandang bulu," ungkapnya.
Magang: Jessica Tosya