Brilio.net - Bagi sebagian mahasiswa tingkat akhir, tugas skripsi adalah hal yang sangat menakutkan. Hal ini dikarenakan banyaknya proses yang harus dijalani. Mulai dari mencari teori, karya tulis rujukan hingga konsultasi ke dosen pembimbing. Skipsi atau tugas akhir juga membutuhkan banyak dana, dari mulai ongkos cetak hingga transportasi saat survei.
BACA JUGA :
Kisah mantan pemulung tampung ratusan lansia di rumah, penuh haru
foto: its.ac.id
Namun, tampaknya semua masalah tersebut tak begitu berarti bagi salah satu mahasiswa tingkat akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Muharom Gani Irwanda. Ia menjadi mahasiswa yang menghasilkan tugas akhir (TA) setebal 3.045 halaman. Lebih menariknya lagi, Gani menyelesaikan TA hingga Bab IV tak lebih dari satu bulan pengerjaan.
Dilansir dari its.ac.id, hal tersebut dikarenakan ia sedang mengikuti magang bersertifikat dari salah satu perusahaan BUMN. Gani baru benar-benar mengerjakan karya tulis pada H-7 sebelum Lebaran.
BACA JUGA :
Heboh bocah berusia tiga tahun disunat jin di bawah pohon
Lalu setelah itu baru bisa mengerjakan lagi tanggal 29 Juni sampai 5 Juli lalu, kata Gani pada pihak kampus.
foto: its.ac.id
Gani mengerjakan tugas akhir miliknya menggunakan software Microsoft Excel. Tak disangka, tugas akhir yang ia tulis mencapai 3.045 halaman. Pria asli Bojonegoro itu baru sadar saat sang sepupu membantu menghitung total halaman tugas akhirnya.
Saya pikir hanya di kisaran seribu ternyata sampai tiga ribuan, tambahnya.
Ketebalan tugas akhir Muharom Gani Irwanda di luar kebiasaan TA pada umumnya. Bab satu hingga bab tiga dikerjakan dengan total halaman 152. Namun, bab empat hingga bab delapan dari halaman tersebut dari halaman sebanyak 2.893 halaman.
Sisanya adalah lampiran dan cover, kata mahasiswa Program Studi Manajemen Konstruksi itu.
Gani pun menyampaikan bahwa selama proses penyelesaian tugas akhir, ia konsisten memantau melalui layar laptop selama 15 jam. Ia pun rela mengurangi jam tidurnya menjadi hanya 2 jam perhari.
Bahkan ibu saya sampai khawatir dan akhirnya ikut ke Surabaya untuk menemani selama proses pengerjaan tersebut, ibu benar-benar supporting system untuk saya, Gani bercerita sembari tersenyum.
foto: its.ac.id
Selama proses pengerjaan tugas akhir, Gani memakai Gedung Apartemen Denver di kawasan Citraland, Surabaya lantai 37 sebagai bahan penelitian. Ia diimbau oleh sang dosen pembimbing, Ir. Sukobar, MT untuk tidak mengambil gedung tersebut untuk bahan TA. Namun, dosen saya melarang, katanya saya akan kesulitan, katanya.
Alhasil, ia mengerjakan 11 lantai untuk dihitung secara rinci masing-masing lantainya. Saya merasa tertantang, karena tidak bisa mengerjakan 37 lantai, saya harus bisa mengerjakan 11 lantai dengan baik, katanya dengan sungguh-sungguh.
Gedung tinggi berbentuk kotak di bagian bawah tersebut memang memiliki kesulitan di atas rata-rata. Gedung tersebut juga mempunyai kontruksi berbentuk huruf L menjulang ke atas. Contohnya, dalam satu gedung saja, terdapat perbedaan ukuran balok dan besi yang digunakan di dalam gedung.
Saya sudah meniatkan untuk melakukan yang terbaik di TA ini, semoga nantinya dapat berguna dan menjadi referensi untuk teman-teman yang ingin fokus pada metode konstruksi, pungkas Gani.