1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
19 November 2024 17:15

Viral video "awan kinton" turun dari langit Kalimantan Tengah, begini penjelasan BMKG

Warganet mengira jika gumpalan awan tersebut adalah bentuk awan yang turun dari langit. Khansa Nabilah
foto: TikTok/@al_badary3

Brilio.net - Fenomena unik terjadi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah saat sebuah gumpalan putih mirip awan terlihat turun dari langit ke permukaan tanah. Peristiwa yang terekam dalam video amatir berdurasi lebih dari satu menit ini langsung viral di media sosial pada Jumat (15/11) petang karena mirip dengan awan kinton, awan terbang ikonik dalam serial anime Dragon Ball.

Banyak warganet menyebut kejadian ini sebagai fenomena "awan jatuh" setelah melihat benda putih tersebut perlahan turun ke halaman sebuah pabrik di wilayah pertambangan Muara Tuhup. Para pekerja tambang yang menyaksikan langsung kejadian tersebut terlihat berlarian mendekati gumpalan putih misterius untuk melihatnya lebih dekat.

BACA JUGA :
Momen pria bawa gerobak motor di tengah 2 truk ini menantang maut, bak adegan di film Fast and Furious


Warganet mengira jika gumpalan awan tersebut adalah bentuk awan yang turun dari langit. Namun, rupanya BMKG memiliki penjelasan yang berbeda mengenai "awan kinton" yang baru-baru viral ini.

foto: TikTok/@al_badary3

BACA JUGA :
Momen wanita lewati jembatan 'shiratal mustaqim dunia', meleset dikit keselamatan jadi taruhannya

BMKG melalui Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani memberikan penjelasan resmi terkait fenomena tersebut pada Sabtu (16/11). Menurut lembaga ini, gumpalan putih yang tampak seperti awan tersebut bukanlah awan yang jatuh, melainkan hanya kondensasi uap air atau gas yang terbentuk akibat aktivitas di area pertambangan.

Proses terbentuknya fenomena ini terjadi akibat adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari kegiatan pertambangan. Suhu rendah dan kelembapan tinggi di lokasi tersebut menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan uap kondensasi yang tampak seperti awan.

Gumpalan uap atau gas ini memiliki densitas lebih berat dibandingkan udara di sekitarnya. Akibatnya, benda putih tersebut bergerak turun ke area yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi.

"Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan," kata Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani di Jakarta, dikutip brilio.net dari Antara pada Selasa (19/11).

foto: TikTok/@al_badary3

Karakteristik awan sebagai kumpulan tetesan air menjadi perhatian utama dalam penjelasan ini. Partikel-partikel penyusun awan memiliki sifat yang sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah di atmosfer.

Penjelasan ilmiah ini membantah anggapan masyarakat tentang fenomena awan jatuh. Awan pada dasarnya akan menguap sebelum mencapai permukaan tanah ketika terjadi perubahan kondisi lingkungan.

"Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanyalah efek visual, karena sebenarnya yang terlihat hanyalah gumpalan uap yang bersifat sementara," jelasnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags