Brilio.net - Dalam kehidupan rumah tangga, sudah selayaknya suami dan istri saling mendukung. Jika seorang istri tengah berada dalam kondisi terpuruk maka tugas suami untuk menyemangatinya. Begitu pula sebaliknya, jika suami tengah berada memiliki masalah maka tugas istri untuk membantunya merasa lebih baik. Hal ini seperti yang dirasakan oleh wanita bernama Jessica Moore.

Wanita asal Pennsylvania, Amerika serikat ini bekerja sebagai terapis pijat ini didiagnosa menderita sindrom ovarium polikistik yang membuat produksi hormonnya meningkat. Kelebihan kadar hormon ini membuat wajah Jessica ditumbuhi oleh rambut halus, terutama di bagian dagunya. Jessica mulai hidup dengan bulu jenggot di wajahnya sejak saat itu.

Jessica menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berjuang menyembunyikan jenggotnya dari semua orang. Pasalnya, Jessica sempat mendapatkan olok-olokan dari orang saat dirinya berjalan-jalan keluar dengan kondisi jenggot lebat di wajah. Bahkan, dalam setiap menghadiri pertemuan, Jessica selalu siap sedia membawa gunting cukur untuk menghilangkan rambut di dagunya.

menumbuhkan jenggot  2018 dailymail

foto: dailymail.co.uk

Kebiasaan ini dilakukannya hingga 10 tahun lamanya. Lelah dijadikan bahan tertawaan orang-orang, Jessica memutuskan untuk tidak peduli dengan ejekan orang-orang. Dirinya memutuskan untuk membuang pisau cukurnya dan tampil apa adanya. Hal ini dilakukannya usai terinspirasi dari seorang wanita berjenggot lainnya.

Sementara itu, sang suami, Francis memberikan dukungan penuh kepada Jessica untuk membiarkan jenggot tumbuh di wajahnya. Bahkan, Francis yang biasa tampil tak terjenggot pun menunjukkan solidaritasnya dengan ikut menumbuhkan jenggotnya bersama sang istri.

menumbuhkan jenggot  2018 dailymail

foto: dailymail.co.uk

"Dia sudah lama memberitahuku untuk berhenti bercukur, tapi aku berpikir cukup lama sebelum mengiyakan kalimatnya," ungkap Jessica seperti dikutip brilio.net dari Dailymail Sabtu (6/10).

Sementara itu, sebelum Jessica didiagnosa menderita sindrom tersebut, awalnya beberapa rambut halus tumbuh didagunya. Iapun tak mempedulikan hal tersebut sampai akhirnya rambut-rambut itu tumbuh semakin lebat dan banyak melebihi batas normal.

"Aku tidak menghiraukan hal tersebut awalnya. Tapi rambut di tubuhku tumbuh melebihi batas normal, jadi kurasa itulah masalahnya," jelas Jessica.

Bukan hanya itu, Jessica menambahkan, "tidak ada yang pernah berkomentar negatif secara terang-terangan, tetapi orang-orang, terutama laki-laki akan memberi saya tatapan aneh ketika mereka melewati saya di jalan. Itu membuat saya sangat sadar diri, dan hampir malu."

Setelah membaca tentang sejumlah 'wanita berjenggot' lainnya yang memutuskan untuk mempertahankan penampilan mereka, dia menyadari bahwa rambut tubuhnya adalah sesuatu yang harus disyukuri, bukan malah disembunyikan. Ia juga mengaku beruntung karena sang suami sangat mendukungnya untuk keputusan apapun.