Brilio.net - Setiap insan dewasa, normalnya punya rencana indah untuk melangsungkan pernikahan. Selain ibadah, pernikahan juga salah satu cara untuk meneruskan keturunan agar tidak terputus. Menikah itu jugalah yang menjadi harapan Yani (21), seorang karyawan swasta di Medan, Sumatera Utara. Namun sayang, harapan untuk menikah dengan sang kekasih, Umar terhalang restu ibu sang kekasih.

Melalui layanan Story Telling brilio.net bebas pulsa di nomor 0800-1555-999, Selasa (1/12), Yani menuturkan pada awalnya tidak ada masalah dengan keluarga Umar. Semuanya berubah ketika ayah Umar meninggal dunia.

"Awalnya saya dulu diterima dengan dengan baik oleh keluarga dia, akrab dengan keluarganya, malah disarankan untuk segera menikah. Namun saat ayahnya meninggal dunia, pada hari ketiga selamatan ayahnya mantan kekasih Umar datang. Saya cemburu karena dia duduk disamping Umar. Saat itu juga, adik Umar yang sepantaran dengan saya, yang dulunya akrab dengan saya berubah jadi tak simpatik. Dia memang berharap mantan pacar Umar tersebut yang menjadi istrinya," tutur Yani.

Yani menjelaskan sikap tak simpatik adik Umar selain sering bikin masalah dengan mengatakan masakan Yani tidak enak, Yani orangnya nggak baik dan itu mempengaruhi pikiran ibu Umar yang juga mulai tidak setuju dengan hubungan Yani dan Umar.

"Yang jadi faktor pertimbangan mereka adalah mantan pacar Umar yang usianya lebih dewasa daripada saya. Selain itu mereka kan sama-sama Batak sementara saya keturunan Minang. Ibunya juga menganggap saya nggak bisa jaga Umar dan nggak akan bisa atur keuangan. Kok ibunya bisa menjudge begitu sementara saya saja belum pernah dikasih uang sama Umar," lanjutnya.

Yani menjelaskan, ulah adik ketiga Yani dan Ibunya dalam menghancurkan perasaanya nggak sampai disitu saja. Yani yang berteman dengan adik Umar di Blackberry Messenger (BBM) suatu kali pernah menyindir Yani.

"Kala itu dia pasang Display Picture (DP) mantan pacar Umar tersebut. Lalu dalam Personal Message-nya dia menulis Inilah calon mantu terbaik buat mamahku. Ibunya pun ketika Umar meminta dia melamar saya juga berkata 'Kayak nggak ada wanita lain saja".

Sekali waktu, Yani pernah membahas masalah ini dengan kekasihnya, namun ia menganggap Umar tidak bisa melawan kehendak ibunya karena ibunya jika kemauan sulit untuk dipengaruhi lagi. Yani pun kini dalam posisi dilema, karena jalan untuk menikah dengan Umar seperti terhalang tembok berupa restu keluarga, sementara ia tipe wanita yang sulit membuka hati dan setia.

"Move on adalah masalah sulit buat saya, dulu sebelum dengan Umar pun saya harus pergi dari Medan dulu untuk melupakan mantan kekasih," ungkapnya jujur.

Ia pun berpesan kepada pembaca brilio.net yang saat ini sedang merajut cinta untuk bisa mengambil hikmah dari permasalahan yang ia hadapi bersama kekasihnya.

"Saya hanya ingin berpesan, supaya jangan terlalu dekat dengan keluarga pacar kalau hubungan percintaan kalian belum jelas ke arah pernikahan," tutupnya.