Brilio.net - Biasanya orang terlalu sering menilai sesuatu dari luarnya saja. Dari apa yang terlihat, orang bisa dengan mudah memberikan predikat mandiri, ramah, dan selalu riang seperti tanpa ada masalah. Padahal ada banyak sisi tak terlihat yang bisa jadi sangat berlawanan dengan apa nampak di depan mata. Hal itu pula yang dirasakan Jelita (27), seorang penyanyi yang tinggal di Jakarta Selatan.
Dia bercerita jika kerap dipuji temannya sebagai wanita yang mandiri dan selalu kuat menghadapi berbagai masalah. Padahal sebenarnya penyanyi aliran jazz ini menghadapi tekanan batin yang sangat keras hingga sering mencoba bunuh diri.
Jelita mengaku hidup menghadapi kerasnya ibu kota sendirian. Kedua orangtuanya telah meninggal. Satu-satunya kakak kandungnya tak begitu peduli dengannya. Karena ketidakcocokan dengan sang kakak, akhirnya Jelita meninggalkan rumah dan memilih untuk indekos sendiri.
"Saya nggak pernah bisa tidur nyenyak karena mikirin hal yang nggak baik pada diri saya. Kenapa ya banyak orang yang nyakitin saya?" cerita Jelita kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Senin (29/2).
Meskipun selalu hidup dalam pergaulan ibu kota yang glamour, Jelita selalu merasa kesepian. Tak ada sosok yang bisa memberikan perhatian lebih kepadanya. Terlebih di usianya yang sekarang, ia mendambakan sosok laki-laki yang siap menjadi pendamping hidupnya.
Ada belasan laki-laki yang mendekatinya, tapi tak berlangsung lama. Mereka mendekati dan berakhir pada urusan hubungan badan saja. Jelita sudah mencoba menghindari, tapi tetap saja akhirnya takluk.
"Sulit banget mencari yang bisa serius dengan saya. Padalah saya merasa nggak jelek, saya juga ada di lingkungan yang nggak buruk. Saya cukup pintar dan punya kemampuan lebih," curhatnya sambil terisak tangis.
Dulu Jelita kerap menceritakan masalahnya kepada salah satu sahabatnya. Tapi lama-lama ia menahannya karena tak mau terus menjadi beban sahabatnya itu. Jelita merasa banyak temannya yang mempunyai masalah pelik dan tak baik jika menambah beban mereka.
Jelita mengaku bingung dengan sikapnya. Di satu sisi ia merupakan orang yang cukup dihargai di lingkungannya. Teman-temannya pun sering curhat tentang masalahnya dengan dirinya. Tapi di sisi lain, ia mengalami banyak tekanan.
"Saat lagi sendiri saya kerap membentur-benturkan kepala ke tembok dan melukai tubuh dengan senjata tajam," ujarnya.
Ia sudah mencoba untuk mendatangi psikolog dan psikiater, tapi tetap saja beban pada dirinya belum bisa surut. Kini ia hanya berharap ada sosok yang bisa datang pada kehidupannya dan menjadi sandaran hidupnya.
Cerita ini disampaikan oleh Jelita melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!
Recommended By Editor
- Gara-gara ayam masuk rumah, hubungan cucu dan kakek ini renggang,lho?
- Agus Tokan, cari biaya sekolah sendiri sejak SMA sampai kuliah, salut!
- Kekasih Aris selingkuh dengan sahabat sendiri, teman makan teman nih!
- Kenapa kasih sayang orangtua berbeda kepadaku? Kisah sedih Riana
- Susahnya jadi orang jujur, berbuat baik Iwan malah difitnah