Dunia pendidikan harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik untuk selalu siap menghadapi tantangan zaman di era Distruptive Society 5.0. Anak-anak yang sekarang duduk di bangku sekolah merupakan pemilik masa depan. Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang sesuai dan dapat menunjang pengetahuan peserta didik, salah satunya ialah buku cerdas.
Pengembangan buku cerdas pelajaran berbasis teknologi perlu dikembangkan sebagai konsekuensi tuntutan zaman. Kesadaran masyarakat terhadap teknologi untuk pendidikan juga semakin meningkat.Hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Unicef (2014) menjelaskan bahwa orang tua dan guru semakin menyadari manfaat media digital untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran anak.
Terlepas dari munculnya Distruptive Society 5.0, tidak dipungkiri bahwa telah timbul pandemi Covid-19 di akhir 2019 lalu. Virus ini ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan napas. Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Setidaknya terdapat 179.257.412 kasus positif virus Corona di dunia dengan 3.881.928 kasus kematian.
Di Indonesia sendiri, terhitung hingga 21 Juli 2021 telah terkonfirmasi 2.983.830 kasus positif Covid-19 dengan total kasus kematian mencapai 77.583 jiwa. Karena alasan inilah pemerintah di beberapa negara memutuskan untuk menerapkan lockdown atau isolasi total atau karantina.
Isolasi guna memperkecil penyebaran Covid-19 meimbulkan ganggun psikologi yang cukup berat bagi beberapa pasien. Menurut data Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, sejak pandemi pada Maret hingga Agustus 2020 tercatat ada sekitar 14.619 kasus masalah psikologis.Sehubungan dengan menghadapi pandemi Covid-19 ini, kecemasan perlu dikelola dengan baik sehingga tetap memberikan awareness namun tidak sampai menimbulkan kepanikan yang berlebihan atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk dengan melakukan manajemen stres.
Dalam konteks isolasi pasien, contoh tindakan yang terkendali yang dilakukan salah satunya ialah membaca buku.Menurut sebuah penelitian dari University of Sussex, Inggris, membaca dapat menurunkan stres hingga 68%. Oleh karena itu diperlukan adanya buku yang efektif dan menyenangkan untuk mengatasi masalah stres pada pasien Covid-19 selama isolasi, salah satunya dengan buku Hi World: Fight The Pandemic.
Hi World adalah buku yang mengambil tema pembelajaran perlindungan diri dari virus Covid yang disertai dengan penggunaan bahasa daerah serta bahasa isyarat dengan mengandalkan teknologi augmented reality audio disertai dengan oximeter guna mengecek kadar SpO2 darah.Augmented reality (AR) pada dasarnya adalah sebuah teknologi yang mampu menggabungkan benda maya dua dimensi ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata kemudian memroyeksikanya.Adapun penggunaan bahasa daerah dimaksudkan karena bahasa daerah dirasa lebih mudah dipahami anak-anak dan lansia. Selain itu terdapat oximeter agar pengguna dapat mengecek kadar SpO2 darah sewaktu-waktu.
Hi World merupakan buku yang teruji validasinya sehingga sesuai digunakan untuk pasien Covid-19. Dari penelitian Krismayanti dalam artikel Peran Masyarakat Terhadap Pemutusan Rantai Covid-19 diketahui bahwa ada beberapa hal yang memperparah penyebaran virus ini.Pemahaman literasi masyarakat dalam menerima berita hoaks mengenai Covid-19 adalah salah satunya. Banyak masyarakat yang percaya dan ikut membagikan informasi hoaks yang beredar menyebabkan upaya dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 tidak dapat dilaksanakan dengan baik kerena masyarakat mudah terpengaruh oleh adanya berita hoaks yang menyebabkan terjadinya pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.
Atas dasar ituah Hi World hadir dengan sajian materi terbaru sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu 7M yang telah resmi tervalidasi oleh dr. Sendhi Tristanti P, M.Kes.Adapun yang dimaksud 7M adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, membatasi interaksi, hingga memberikan vaksin kepada masyarakat untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Buku Hi World telah rilis pada 1 Juni 2021 dan dapat dibeli secara bebas pada linktree Instagram @hallo.hiworld yang nantinya akan mengarah ke berbagai platform jual beli online bukalapak, shopee, dan tokopedia dengan harga yang cukup terjangkau senilai Rp 150 ribu dengan beragam fitur yang ditawarkan. Tak hanya berhenti pada produk, Tim Cakrawala Nusantara yang terdiri dari lima mahasiswa Uiversitas Negeri Malang juga menciptakan merchandise dengan seruan melawan pandemi sebagai upaya untuk menunjang hadirnya buku ini.
"Kami telah melakukan pemasaran melalui platform jual beli dengan 10 provisi yang telah terekam sebagai jejak pasar kami, terhitung mulai 1 juni 2021." Ucap Masqurriah selaku manajer pemasaran yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2019 Universitas Negeri Malang
"Saya dan teman-teman berharap nantinya buku ini dapat bekerja sama dengan pihak pihak lain dan Dinas Pendidikan, fitur serta materi terus dikembangkan guna menyelesaikan berbagai problematika yang ada di masa mendatang." Ucap Annas Tohuri selaku desainer buku.
Source
- Penelitian penulis dan dosen Universitas Negeri Malang