Tak terasa tahun 2019hampirberakhir. Segala peristiwa penting dari yang berakhir kemenangan bersejarah sampai perpisahan adalah hal yangakan dikenang sepanjang 2019.
Seiring bertambahnya usia, atlet yang sering mengharumkan nama bangsa di berbagai kompetisi internasional akhirnya harus merasakan fase pensiun. Alasan atlet saat menyatakan pensiun bermacam-macam, mulai dari merasa kurang bersaing dengan atlet muda sampai cedera parah. Tanpa disadari, penampilan mereka cenderung menurun drastis. Hal ini membuktikan bahwa tidak selamanya atlet akan selalu berjaya di puncak.
Bagi atlet, pensiun adalah waktu yang tepat untuk menenangkan diri setelah lelah berjuang dalam menaklukkan lawan-lawannya selama bertahun-tahun. Selagi menikmati masa pensiun, mereka bisa mendekatkan diri pada keluarga dan teman-teman sekitar. Sebagai alternatif, mereka mulai merambah pekerjaan di bidang lain seperti entrepreneur, pundit, bahkan pegawai negeri. Tujuannya agar mereka dapat bertahan hidup dan menghasilkan uang demi kebutuhan sehari-harisehingga masa pensiun mereka tidak akan berakhir menyedihkan. Apa pun alasannya, keputusan pensiunnya atlet sudah bulat dan bisa saja berubah tergantung dari niat atlet, kecuali kalau ingin comeback.
Terlepas dari itu, keputusan atlet pensiun tetap saja tidak mudah diterima dalam masyarakat. Banyak penggemar yang merasa sedih sekaligus kecewa. Ibaratnya mereka tidak rela atlet kesayangannya berhenti dari olahraga yang membesarkan namanya sehingga mereka berharap menyaksikan penampilan atlet untuk terakhir kalinya. Sebagai harapan, mereka menginginkan para atlet kembali ke dunia olahraga walaupun dengan peran yang berbeda, semisal menjadi pelatih.
Agar tidak terus-terusan bersedih, inilah 10 atlet yang telah pensiun sepanjang 2019.
1. Jorge Lorenzo.
Foto: www.eurosport.es
Jauh sebelum Marc Marquez berjaya, pembalap asal Spanyol ini dulunya dikenal sebagai raja sirkuit MotoGP. Prestasinya jangan diragukan lagi. Puncaknya adalah tahun 2010 di mana Lorenzo sempat mencatatkan rekor sebagai pembalap tercepat sepanjang sejarah. Lorenzo pernah memenangkan balapan MotoGP selama 5 kali berturut-turut. Uniknya dia melakukannya dengan dua tim berbeda, di antaranya Yamaha dan Ducati.
Semenjak bergabung di Honda, performa Lorenzo di MotoGP tidak seindah dulu karena posisinya terus merosot bahkan hampir terlempar ke posisi 19 di mana posisi ini adalah pencapaian buruk Lorenzo sepanjang karirnya di MotoGP. Apalagi Lorenzo pernah mengalami kecelakaan parah saat uji coba MotoGP beberapa waktu lalu sehingga karirnya mulai terancam tamat.
Gara-gara performanya yang tak kunjung berprestasi, Lorenzo memutuskan untuk pensiun dari MotoGP pada November 2019. Momen pensiunnya terjadi saat MotoGP Valencia di mana Lorenzo berhasil memperbaiki peringkatnya hingga ke posisi 13.
Menurut kabar yang beredar, Lorenzo akan segera kembali ke MotoGP. Namun posisinya bukanlah pembalap melainkan Lorenzo akan bekerja di paddock,entah sebagai komentator MotoGP, pembalap test driver, ataupun manajemen pembalap. Mengenai kepastiannya, kita lihat saja nanti perkembangannya.
2. Caroline Wozniacki.
Foto: people.com
Petenis cantik asal Denmark ini dikenal sebagai mantan ratu tenis dunia. Namanya mulai mencuat saat memenangkan Grand Slam di Australia Terbuka untuk pertama kalinya. Menariknya, pencapaian Wozniacki ini merupakan satu-satunya gelar yang didapatnya hingga pensiun dan terbilang fantastis. Setelah meraih prestasi tersebut, Wozniacki langsung memegang peringkat 1 dunia pada tahun 2010. Sebagai catatan, Wozniacki adalah petenis wanita Skandinavia pertama dari tunggal putri yang telah mencatatkan sejarah di dunia tenis.
Sebenarnya Wozniacki berencana pensiun pada tahun 2020 mendatang, tetapi kondisi kesehatannya yang mengalami rheumatoid arthritis memaksanya istirahat dari tenis untuk sementara waktu. Walaupun demikian, Wozniacki tidak mempermasalahkan kesehatannya dan memilih fokus untuk menjalani laga testimoninya di mana lawannya adalah Serena Williams yang notabene rival abadinya sekaligus sahabat di luar lapangan. Pertandingan ini sekaligus penutup karier Wozniacki selama 1 dekade di dunia tenis.
Alasan lainnya adalah Wozniacki ingin mengarungkan pernikahan dengan David Lee, seorang pebasket NBA dan pada akhirnya impiannya menjadi kenyataan.
3. Tony Parker.
Foto: www.expressnews.com
Merasa kalah bersaing dengan pebasket muda menjadi alasan kuat Tony Parker untuk mundur dari dunia basket. Melalui akun twitternya, pebasket yang terakhir bermain di Charlotte Hornets ini beralasan bahwa sudah saatnya regenerasi pemain basket sangat dibutuhkan karena dirinya tidak bisa diandalkan terus-menerus. Dengan adanya regenerasi, semua pemain basket mendapat jam terbang yang tinggi serta mengembangkan skill lebih dalam. Tidak hanya persaingan, trauma mengalami cedera serta rasa jenuh juga membuat Tony semakin mantap untuk berkarir di luar basket.
Buat yang belum tahu, nama Tony Parker mulai melambung saat membawa San Antonio Spurs juara NBA selama 4 kali. Berkat pencapaiannya, Tony dianugerahi MVP NBA Finals 2007 sekaligus prestasi tertingginya selain kontribusi pada tim. Tidak hanya itu, gelar Eurobasket 2013 melengkapi torehan emasnya bersama Timnas Prancis.
Di luar itu, Tony ternyata pernah merambah ke dunia hiburan, di antaranya pernah membintangi iklan Djarum Super Soccer bersama Paolo Maldini serta pernah merambah ke dunia musik dengan mengeluarkan single "Balance-toi" di mana lagu ini merajai tangga lagu Prancis.
4. Lee Chong Wei.
Foto: www.straitsnews.com
Siapa yang tidak kenal dengan Lee Chong Wei? Legenda bulu tangkis Malaysia sekaligus pemegang rekor Superseries terbanyak ini terkenal dengan smashnya yang kencang dan lompatannya setinggi langit. Saking hebatnya, semua lawan bahkan dibuat mati kutu dengan permainan ala Lee Chong Wei. Harus diakui, permainan Lee memang tidak ada tandingannya.
Seiring berjalannya waktu, Lee mulai mengalami masalah serius. Kali ini bukan tentang kasus doping yang membuatnya dia dilarang tampil di berbagai turnamen. Kanker hidung diduga menjadi penyebab Lee harus menghentikan karirnya sejenak. Akibat penyakitnya, Lee sampai rela melepas harapannya untuk tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Uniknya, medali emas Olimpiade merupakan satu-satunya gelar yang lepas dari genggaman Lee.
Setelah menjalani perawatan intensif, kanker yang mengerogoti Lee akhrinya dinyatakan sembuh. Pasca bebas dari kanker, Lee dikabarkan akan terjun ke bulu tangkis lagi namun ia hanya tampil di pertandingan ekshibisi saja yang bertajuk The Grand Match dengan Jonathan Cristie alias Jojo sebagai lawan tandingnya.
5. Fernando Torres.
Foto: www.beinsports.com
Pesepak bola asal Spanyol ini namanya mulai dikenal publik saat memperkuat Liverpool. Torehan golnya yang fantastis serta keberhasilannya meraih Men of The Year di ajang Premier League adalah santapan sehari-hari Torres dalam karirnya yang indah. Tidak hanya menorehkan prestasi di klub, Torres juga mengantarkan Timnas Spanyol menjadi Juara Piala Eropa dua kali berturut-turut dan Piala Dunia 2010. Mengenai pencapaiannya, momen yang paling dikenang bagi Torres adalah saat mencetak gol tunggal ke Jerman di Piala Eropa 2008 melalui aksi solo run.
Sejak berpindah klub dari Chelsea hingga Sagan Tosu, penampilan intensif Torres sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal inilah yang membuat Torres mengisyaratkan dirinya untuk istirahat sejenak dari sepak bola. Meskipun laga akhirnya diakhiri dengan kekalahan telak atas Vissel Kobe, Torres tetap mendapat penghormatan oleh Sagan Tosu atas jasa-jasanya di sepak bola. Sebagai pelengkap, Iniesta selaku rekan Torres di Timnas Spanyol ikut meramaikan suasana pensiunnya Torres sambil berpelukan erat sebagai persahabatan.Dekat dengan keluarga serta ingin menikmati kehidupan baru di Spanyol adalah faktor utama Torres saat memutuskan gantung sepatu.
6. Chris Mears.
Foto: www.bbc.com
Nama Chris Mears mungkin terasa asing di telinga kita. Pemuda berkebangsaan Inggris ini adalah atlet penyelam. Namanya mulai diketahui publik saat Mears berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016 di kategori 3m papan luncur dengan rekor yang mentereng. Tidak hanya di Olimpiade, Mears juga meraih medali emas Commonwealth Games 2014 dan 2018 di kategori yang sama.
Secara mengejutkan, Mears memilih pensiun di usianya yang terbilang cukup muda untuk ukuran atlet, yaitu 25 tahun. Memilih banting setir menjadi DJ adalah alasan utama Mears untuk mengakhiri karirnya di dunia renang. Dengan penuh keyakinan, Mears berencana untuk menciptakan suatu lagu bertemakan romantis demi menembus pasar internasional. Semoga sukses dalam karir barunya, Mears!
7. Bambang Pamungkas.
Foto: www.foxsports.com.my
Pemain Timnas Indonesia sekaligus Legenda Persija Jakarta yang baru saja pensiun ini adalah pemain kesayangan pencinta sepak bola di era 2000-an. Bagaimana tidak, Bepe dikenal sebagai predator gol untuk Timnas Indonesia. Saking garangnya, Bepe lebih dikenal sebagai spesialis gol sundulan yang terkenal mematikan ke jala gawang sampai-sampai membuat tim lawan frustasi.
Tidak hanya sukses di Indonesia, nama Bepe melambung hingga ke Malaysia. Torehan seperti Piala Malaysia dan Liga Malaysia adalah bukti prestasinya selama di luar negeri. Sebagai bukti cinta pada negeri, Bepe memutuskan pulang kampung ke Indonesia dan kembali bermain bersama Persija hingga pensiun di usia 39 tahun.
Berbeda dengan pensiun atlet pada umumnya, momen perpisahan Bepe diwarnai dengan mengucapkan kata perpisahan di hadapan Jakmania serta tidak lupa juga Bepe membentangkan bendera 20 sebagai tanda dedikasinya di Persija sembari disambut oleh kembang api. Tanpa keberadaan Persija, karir Bepe tidak akan sesukses ini di persepakbolaan Indonesia.
8. Liliyana Natsir.
Foto: www.blibli.com
Karir Liliyana Natsir di Indonesia Masters 2019 sekaligus sebagai penampilan terakhirnya harus menanggung malu. Pasalnya dia dikalahkan oleh unggulan pertama yaitu Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan skor rubber game alias kalah tiga game langsung di partai Final. Meskipun diwarnai kekalahan, penampilan Liliyana tidaklah mengecewakan, bahkan penonton hingga pemain lawan menyatakan applause kepadanya sebagai tanda penghormatan.
Sebelum pensiun, pencapaian tertinggi Liliyana Natsir adalah ketika berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016 ganda campuran bersama Tontowi Ahmad. Fakta uniknya adalah Liliyana berhasil memperbaiki catatannya di Olimpiade di mana selama ini dia harus puas meraih perak saat berpasangan dengan Nova Widianto.
Lebih mengejutkan lagi, mempertahankan gelar All England selama 3 tahun berturut-turut serta panen gelar di Kejuaraan Dunia BWF adalah bukti nyata Liliyana sebagai ganda campuran nomor satu sedunia.
Kabar terakhir Liliyana mulai merambah ke dunia bisnis dengan meluncurkan aplikasi Troli. Aplikasi ini berfokus pada kebutuhan belanja online yang mempermudah pelanggan untuk berbelanja secara cepat dan nyaman. Selain menekuni bisnis, Liliyana rupanya mendapatkan hadiah istimewa dari pemerintah yaitu diangkat sebagai PNS di bidang Staf Pemuda dan Olahraga Kemenpora.
9. Debby Susanto.
Foto: www.thejakartapost.com
Sama seperti kompatriotnya Liliyana Natsir, Debby juga harus menutup karir dengan hasil memalukan di Indonesia Masters 2019. Bedanya dia mengalami kekalahan mengejutkan dari pasangan non-unggulan, yaitu Mark Lamsfuss dan Isabel Herrtrich di laga pertamanya bersama Ronald Alexander. Setelah menuai kekecewaan, Debby memantapkan diri untuk pensiun usai pagelaran Indonesia Masters 2019 sembari mengusap air mata. Tidak mau terlarut dalam kekecewaan, Debby menyaksikan langsung Indonesia Masters 2019 sebagai penonton sambil memberikan dukungan kepada atlet-atlet penerusnya.
Berpasangan dengan Praveen Jordan, gelar All England 2016 adalah prestasi tertinggi Debby. Jauh sebelum itu, raihan medali emas Sea Games 2015 seolah melengkapi catatan prestasinya sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai ganda campuran terbaik kedua setelah Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.Pasca pensiun, Kini Debby berfokus pada keluarga dan mengurus anak.
10. Ning Zetao.
Foto: www.straitstimes.com
Perenang asal China ini memiliki kisah pensiun yang unik. Sama seperti Tony Parker, Ning mengumumkan masa akhir karirnya lewat Weibo. Ning berujar bahwa dirinya ingin melanjutkan pendidikan tinggi demi masa depannya. Selain itu, perselisihan dengan manajemen adalah alasan kuat mengapa Ning ingin mengakhiri karirnya dengan happy ending.
Bagaimanapun juga, Ning pernah menorehkan prestasi yang gemilang. Julukannya sebagai raja renang di Asian Games seolah tak terpatahkan lagi. Berbagai kategori dari gaya bebas 50m, 100m, sampai 4x100m semua dikuasainya dengan baik. Tidak berhenti sampai di situ, Ning sempat menghebohkan dunia kala mampu mengalahkan perenang unggulan Australia Cameron McEvoy di Kejuaraan Dunia Renang dengan catatan waktu yang mengesankan. Kemenangan ini tidak hanya memperbaiki rangkingnya melainkan Ning mencetak sejarah sebagai perenang Asia pertama yang memenangkan Kejuaraan Dunia Renang Hal inilah yang membuat Ning menjelma sebagai kuda hitam dalam persaingan renang internasional.
Kehidupannya di luar atlet sama bagusnya dengan karirnya. Ning sempat menjajal profesi sebagai model di Milan's Fashion weeks. Selain itu, Ning mencoba peruntungannya di dunia hiburan dengan menjadi bintang iklan Olahraga.