Tak dipungkiri, gangguan tidur seperti insomnia dapat menyerang siapa saja. Tentu hal ini dapat mengganggu produktivitas harian. Apalagi jika besoknya seseorang harus bangun tepat waktu dengan intensitas jadwal yang padat. Maka tak jarang terbersit keinginan untuk segera menelan obat tidur sebagai jalan keluar.
Namun, apa dampaknya jika obat tidur yang terlanjur dikonsumsi tanpa resep dokter kemudian tidak cocok dengan sistem imun dalam tubuh?Ini adalahtanda seseorang harus segera mendapat penanganan khusus jika hal berikut terjadi.
1. Sakit kepala.
Ada kecenderungan jenis obat tidur seperti Tamezepam atau Estazolam menyebabkan waktu tidur lebih lama. Periode waktu tidur yang panjang dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Namun konsumsi obat yang mengandung antihistamin memiliki efek samping pusing bila digunakan pada dosis yang tidak proporsional.
Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh. Zat histamin memiliki fungsi pertahanan terhadap virus atau bakteri yang masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan. Hal inilah yang dapat membangkitkan rasa nyeri di kepala.
Solusi: Untuk menghindari pusing saat bangun di pagi hari, minum obat tidur sesekali hanya jika mengalami kesulitan tidur yang parah.
2. Kesemutanpada area tubuh tertentu.
Kesemutan (paresthesia) memiliki sensasi seperti ditusuk-tusuk, digelitik, dan disertai rasa kebas. Paresthesia terjadi akibat transport axon (bagian dalam serabut saraf) terganggu sehingga nutrisi dari saraf lain ikut terganggu.
Dalam penggunaan obat tidur, efek domino yang dihasilkan obat tidur dapat berpengaruh pada saraf sehingga jika takarannya tidak tepat, kesemutan berkepanjangan menyebabkan rasa tidak nyaman.
Solusi: Diamkan selama beberapa menit sampai rasa kesemutan mereda.
3. Tremor.
Pada umumnya tremor menggambarkan gerakan spontan pada area tubuh tertentu. Tremor akan lenyap begitu kondisi yang menyebabkannya bisa diatasi.
Solusi: Jika kondisi cukup mengkhawatirkan, terdapat alternatif seperti stimulasi otak atau dengan terapi fisik semisalnya pada pergelangan tangan diberikan beban tertentu.
4. Nyeri pada perut disertai mual-mual.
Jika timbul gejala seperti mulut dan bibir menjadi kering, rasa haus berlebihan (dehidrasi), sedikit buang air kecil, urine berwarna gelap, mata tampak cekung, pusing atau pening sehingga sulit berdiri dan berjalan, serta jantung berdebar dan sesak napas, berhentilah menggunakan obat tidur sebisa mungkin. Ini bisa menandakan terjadi peradangan pada selaput perut yang merupakan efek samping dari obat-obatan tertentu.
Solusi: Air jahe atau air jeruk dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit. Selesaikan dengan memeriksakan pada ahli medis guna memastikan hal tesebut dapat diatasi dengan melakukan check up seperti tes darah, tes urine, atau pemindaian.
5. Lemasseluruh tubuh.
Ada indikasi obat yang digunakan sebenarnya adalah obat anti-depresi yang dapat mengurangi insomnia ketika dikonsumsi dalam dosis yang lebih rendah. Meskipun sering diresepkan, ini tidak disetujui oleh Food and Drug Administration pada kasus insomnia.
Ketika insomnia disebabkan oleh depresi atau kecemasan, antidepresan dapat memperbaiki kedua kondisi pada saat yang sama. Pada akhirnya, efek obat tidur residual terkait dengan gangguan fungsi dan penurunan kualitas hidup para pengidap insomnia akan memberikan risiko lemas pada tubuh, memengaruhi kondisi kesehatan yang lain.
Solusi: Mencari obat yang memiliki kandungan suplemen melationin, akar valerian, atau lavender yang memiliki efek samping lebih rendah. Cara lain seperti mengatur waktu konsumsi obat tidur, idealnya dilakukan sampai semua aktivitas harian selesai (sebelum tidur).
6. Alergi parah (anafilaksis).
Dalam anafilaksis, sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi yang berlebihan terhadap alergen yang menyebabkan gejala alergi berat yang berpotensi membuat tubuh tidak siap.
Solusi: Sebaiknya hentikan penggunaan obat yang tidak tepat pada indikasinya. Penggunaan obat yang tidak rasional cenderung menimbulkan alergi apabila tubuh merespon negatif terhadap obat. Jika seseorang diduga terserang atau mengalami reaksi anafilaktik harus segera dibawa ke UGD untuk diberi epinefrin.
7. Ketergantungan.
Untuk insomnia jangka pendek, dokter mungkin akan meresepkan obat tidur selama beberapa minggu. Namun, toleransi belum ditunjukkan dengan obat yang tidak membentuk kebiasaan seperti Belsomra, Rozerem atau Silenor yang memungkinkan adanya ketergantungan secara psikologis terhadap obat. Ada ketergantungan tersebut membuat seseorang berpikir tidur tanpa obat akan membuat gelisah. penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dalam jangka panjang sebenarnya mengganggu tidur.
Solusi: Cara terbaik untuk menghindari pengembangan ketergantungan fisik atau emosional pada obat tidur adalah dengan mengikuti instruksi dokter dan berhenti minum obat ketika direkomendasikan.
8. Kurang fokus.
Penderita insomnia, atau tidak cukup tidur karena gaya hidup, hingga mengambil pilihan obat tidur sebagai solusi mempunyai kadar hormon stres seperti kortisol yang tinggi. Walau tidak mengalami henti napas (sleep apnea) atau gejala kekurangan oksigen pada malam hari tapi fungsi kognitif pada tubuh bisa terganggu. Hal ini menyebabkan kurang fokus pada jam-jam produktif.
Solusi: Demi menjaga kinerja otak berfungsi dengan optimal, disarankan untuk lebih fokus pada rangsangan alami untuk tidur dan tidak meneruskan obat tidur jika sampai mengganggu stamina.
9. Gangguanpada ingatan.
Masalah dengan penggunaan antihistamin adalah sifat penenang yang sering bertahan hingga hari berikutnya, yang juga berpotensi mengarah ke efek mabuk. Ketika digunakan jangka panjang, hal tersebut bisa menyebabkan lupa ingatan dan ganguan pada memori. Termasuk gangguan memori jangka pendek dan periode amnesia.
Solusi: Biasakan selalu membaca panduan pengobatan sehingga memahami bagaimana dan kapan harus minum obat dan apa efek samping utama. Jika masih bingung, tanyakan kepada apoteker sebelum membeli.
10. Nafsumakan berubah.
Peneliti menemukan bahwa penderita insomnia kronis memiliki kadar ghrelin yang lebih rendah daripada orang normal. Hormon tersebut dihasilkan lambung, tetapi bisa juga ditemukan di saluran pencernaan, pankreas, ovarium dan korteks adrenal. Kadar hormon ghrelin akan meningkat sebelum lapar dan kemudian akan menurun setelah makan.
Solusi: Pengobatan herbal memiliki efek menenangkan misalnya saja lemon balm atau passionflower. Banyak suplemen tidur alami, seperti MidNite dan Luna, menggunakan kombinasi bahan-bahan ini untuk meningkatkan kualitas tidur tanpa harus mengonsumsi obat tidur jika kadar ghrelin yang lebih rendah sulit diatasi.
Source
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4689974/