Herman Lantang adalah sosok yang populer dalam dunia pendakian di Indonesia. Selain dikenal sebagai pendiri Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Indonesia, Herman Lantang juga merupakan sahabat dari aktivis terkenal zaman Orde Baru, Soe Hok Gie.
Foto: kiri: Soe Hok Gie, kanan: Herman Lantang
Keduanya mendaki Gunung Semeru bersama pada 12 Desember 1969 sampai akhirnya Soe Hok Gie meninggal di Semeru karena menghirup gas beracun dan mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan Herman Lantang yang kala itu datang menyusul Soe Hok Gie yang tengah terlihat kritis di puncak.
Herman Lantang
Herman Lantang sendiri tutup pada usia 81 tahun. Kepergian Herman Lantang pada 22 Maret 2021 lalu pun menyisakan duka yang cukup mendalam bagi publik, terutama di kalangan para pencinta alam.
Film dokumenter berjudul HOL sendiri sudah gala premiere pada 22 Mei 2021 di Auditorium Syahida Inn lantai 2, Ciputat, Jakarta. Rencananya Film HOL ini akan tayang juga di beberapa kota, di antaranya Kota Surabaya dan Malang.
Ressy Elang saat tengah diwawancara awak media
Menurut keterangan dari Ressy Elang Andrian, sutradara dari film HOL atau film Herman O Lantang, film ini dibuat mulai tahun 2019 dan sempat mengalami kendala saat kepergian Herman Lantang menerpa.
"Dalam produksinya film ini memang banyak mengalami kendala. Salah satunya kendala masalah waktu, masalah pendanaan, budget produksi, dan juga kendala saat kepergian Opa. Setahun lebih kita membuat film ini. Saya tak menyangka sebelumnya, Opa (Herman Lantang) akan pergi untuk selamanya. Persiapan film sudah matang kala itu, namun kita harus rombak dan edit kembali di bagian akhir setelah Opa pergi meninggalkan kita semua," ujar Ressy saat sesi wawancara penayangan gala premiere film HOL, 22 Mei 2021.
Perkenalan Ressy Elang Andrian dengan Opa Herman dimulai pada tahun 2014 di mana waktu itu Opa Herman menjadi salah satu narasumber di film dokumenter drama Hawa Mahameru yang disutradarai Ressy Elang Andrian.
Hingga kemudian pada tahun 2018 riset film dokumenter HOL mulai dibuat sampai pertengahan 2019. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengambilan footage/shooting sampai pertengahan tahun 2020.
Halaman luar gedung auditorium Syahida Inn
"Film ini bisa dinikmati, lebih bagus lagi dibuat per part," komentar Riri Riza, Produser film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) yang turut hadir pada gala premiere film HOL.
Acara peluncuran film yang disponsori oleh salah satu brand produk outdoor ternama ini juga diwarnai sesi tanya jawab sertagive awaybagi penonton yang bisa menjawab pertanyaan dari sang sutradara.
Tentunya kamu ingin tahu, kan? Bagaimana sih film ini? Apalagi jika kamu seorang pegiat alam, film ini sangat direkomendasikan sekali, lho! Mengingat faktor-faktor internal yang terkandung di dalam film ini. Memang apa saja?
Berdasarkan informasi yang telah dihimpun pada 22 Mei 2021, berikut di bawah ini ada tiga hal yang perlu kamu ketahui tentang film HOL. Yuk, kepoin.
1. Mengupas lebih dalam sosok Herman Lantang.
Ressy Elang, Herman Lantang, dan istri
Selama ini yang diketahui kebanyakan orang tentang Herman Lantang hanya berpaku pada dua hal, yaitu seorang pendiri Mapala UI dan sahabat dari Soe Hok Gie. Nah, pada film dokumenter HOL ini kamu akan dituntun untuk mengenal lebih dalam sosok Herman Lantang dari berbagai segi tentunya. Baik dari segi kehidupan pribadi, kehidupan lingkungan pertemanan, kehidupan masa kecil, karier, kehidupan percintaan, juga soal pengalaman mendaki Herman Lantang yang pastinya sangat membuat kamu penasaran.
Seperti kita ketahui bahwa Herman Lantang dan tim Mapala UI pernah mendaki Puncak Cartenz Pyramid di Papua, yang termasuk pada tujuh puncak tertinggi di dunia.
2. Film yang dibuat dari hati.
Seperti yang disampaikan oleh Ressy Elang Andrian, sutradara film HOL, tujuan dari pembuatan film ini tak melulu soal komersil. Tujuan film ini dibuat murni sebagai kenangan dan persembahan atas kekaguman khalayak pada sosok Herman Lantang, dimana beliau adalah salah satu sosok besar dan legenda petualang yang perlu dikenal lebih dalam terutama di kalangan pencinta alam.
Bahkan sang sutradara sendiri berharap kehadiran film dokumenter HOL akan mendorong para film maker lain untuk membuat film tentang Herman Lantang dari segi, genre, dan sudut pandang yang berbeda. Salah satunya jenis film fiksi.
3. Banyak orang terdekat Herman Lantang yang menjadi narasumber.
Ada banyak orang-orang terdekat Herman Lantang yang menyampaikan pandangan dan penilaiannya terhadap pribadi Herman Lantang. Salah satunya teman di masa sekolah. Tak hanya itu, dari sini pun kamu akan tahu bagaimana sih, kisah-kisah berkesan, tingkah, dan hal lucu yang pernah terjadi di lingkungan pergaulan Herman Lantang muda.
Tentunya hal ini akan membuat kamu merasa seperti mengenal dekat sosok legenda petualang ini ketika menonton filmnya. Salah satu artis Indonesia, Ramon Yusuf Tungka, selaku brand ambassador dari Eiger Adventure, juga turut andil sebagai narasumber. Nah, bikin penasaran, bukan?
Oh, ya, perlu diingat. Film dokumenter ini bukanlah film tentang pendakian gunung yang dilakukan Herman Lantang. Melainkan lebih pada penggalian soal sosok, karakter, kehidupan, serta orang-orang yang ada di sekitar Herman Lantang. Dukung terus karya anak bangsa!