Orang yang lahir pada tahun 19461964 sering kali disebut sebagai generasi baby boomer. Baby boomer adalah sebutan untuk bayibayi yang lahir pasca Perang Dunia II. Meski baby boomer bukan lagi dominator kelompok demografi di Indonesia, gelombang terakhir dari generasi ini belum pensiun. Oleh karena itu, pembaruan informasi tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat ini, informasi tidak hanya didapatkan dari televisi atau radio. Baby boomer juga memperolehnya dari media sosial. Media sosial adalah media online atau dalam jaringan (daring) yang oleh penggunanya dimnfaatkan untuk dapat berbagi, berinteraksi, berpartisipasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Tim Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya, ditemukan bahwa aplikasi WhatsApp adalah media yang sering digunakan oleh baby boomer. WhatsApp adalah aplikasi yang terus berevolusi. Tadinya pengguna hanya dapat bertukar pesan, namun saat ini fungsinya bertambah jadi berbagi status melalui satu aplikasi. Sehingga WhatsApp kini dapat digolongkan menjadi media sosial juga.
Baby boomer merupakan salah satu kelompok usia yang intens dalam penggunaan WhatsApp. Akan tetapi pesan WhatsApp tidak dimediasi. Tidak ada moderasi pesan yang dilakukan di platform ini, rantai pesan mudah disebarkan. Sehingga penyiaran pesan faktual dan palsu (hoax) dapat dilakukan tanpa pengawasan. Baby boomer sebagai pengguna sering kali merasa bahwa semua pesan yang didapatkan dari WhatsApp adalah faktual dan kembali menyebarkannya. Padahal faktualitas pesan tidak dapat dinilai, pesan hoax pun dapat menyebar dengan mudah.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya menemukan bahwa ada strategi untuk meningkatkan literasi media. Peningkatan literasi media akan berdampak pada kesadaran diri untuk melakukan pengecekan informasi. Sehingga penyebaran pesan hoax dapat diminimalisasi. Berikut langkahlangkahnya:
1. Mengecek sumber atau nama yang tercantum di dalam pesan melalui mesin pencari, Google misalnya.
2. Tidak terburuburu meneruskan pesan yang diterima.
3. Jika terkonfirmasi hoax, maka minta pengirim untuk berhenti meneruskan pesannya.
Langkah mudah ini akan membantu baby boomer untuk memahami pesan yang diterima. Yuk, teruskan!