Sama seperti saat kita berkendera di jalan raya, masinis kereta juga harus mematuhi aturan persinyalan saat menjalankan moda transportasi massal tertua di Indonesia ini. Hal ini biar perjalanan kereta lancar dan aman.
Nah, salah satu sistem persinyalan yang menjadi saksi bisu sejarah perkeretaapian di Jawa Barat masih bisa kamu jumpai di jalur reaktivasi Cibatu-Garut. Hal ini diungkapkan oleh kordinator wilayah Bandung Indonesian Railway Preservation Society, Deden Suprayitno. "Sinyal ini menjadi unik karena merupakan sinyal generasi pertama kereta api dan bisa dibilang masih lengkap kondisinya", ujar Deden saat ditemui di sela-sela pengecatan ulang sinyal krian di Garut.Wih keren yah, lalu seunik apa sih sinyal krian ini? Yuk kita telusuri fakta sejarahnya yah.
1. Berusia 130 tahun.
Sinyal tebeng atau krian ini merupakan sinyal generasi pertama sebelum digantikan oleh sinyal semaphore. Nah sinyal ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta Cicalengka-Cibatu-Garut dan Warung Bandrek. Di mana mulai beroperasi pada 14 Agustus 1889, dan 14 Agustus 2019 ini genap berusia 130 tahun.
Nama krian ini diambil dari nama Stasiun Krian (KRN) di Sidoarjo, Jawa Timur di mana sinyal ini pertama kali dipasang. Di Museum Kereta Ambarawa, sejak 5 Desember 2014
sinyal ini menjadi salah satu koleksi menarik terkait dengan perkembangan sinyal kereta di Indonesia.
2. Cara kerja.
Cara kerja dari sinyal tebeng ini dengan cara menarik tuas yang berada di stasiun, sehingga papan akan bergerak, dan masinis akan mengikuti instruksi dari papan/ lengan instruksi ini. Pada sinyal krian, jika papan dengan bulatan mengarah ke pandangan masinis, maka kereta harus berhenti dulu. Baru setelah papan diputar 90 derajat sehingga hanya terlihat plat pipih maka jalur sudah aman dan kereta bisa masuk ke statsiun. Kebayang ya kerja masinis dan kepala stasiun pada waktu itu. Salut deh sama dedikasinya.
3. Dipugar kembali.
Nah, seiring dengan reaktivasi jalur Cibatu-Garut, sinyal krian yang masih berdiri kokoh meski diselimuti karat dan tanaman perdu dipugar, dibersihkan, dan dicat ulang oleh komunitas IRPS Bandung. Tujuanya agar bangunan bersejarah ini tetap lestari dan bisa dinikmati langsung di lokasi oleh masyarkat, khususnya para pencinta kereta tidak harus datang jauh-jauh ke museum. Deden sendiri berharap, bangunan sinyal ini bisa menjadi monumen karena merupakan bagian sejarah yang tidak terpisahkan dari stasiun Garut.
Nah, itu tadi 3 fakta sejarah dari sinyal krian, sinyal mekanik peninggalan staatspoorwegen yang menjadi saksi bisu perjalanan kereta di jalur Cibatu-Garut.
Source
- IRPS Bandung, PT. KAI, Thesignalpage.nl