Jika harus menyebut satu nama sineas perfilman dunia yang dicintai sekaligus dibenci banyak penggemar video game, maka saya yakin kalau nama yang muncul adalah Paul W.S. Anderson. Pria Inggris kelahiran 4 Maret 1965 ini mungkin lebih dikenal sebagai sutradara film-film Resident Evil bersama istrinya Milla Jovovich sebagai pemeran utama. Mengubah filosofi game Resident Evil yang menganut konsep survival horror situasi sempit tertutup jadi horror pasca kiamat di mana dunia hancur lebur akibat virus dan zombie, film-film Resident Evil karya Anderson lucunya sukses secara finansial namun hampir tidak pernah meraih simpati fans video game Resident Evil. Karakter utama seperti Alice (yang tidak ada dalam game) dianggap perubahan aneh untuk Resident Evil. Walau belakangan film-film Resident Evil buatan Anderson mulai memasukkan karakter-karakter game tapi tetap saja Alice merupakan jualan utama sementara karakter-karakter ikonik game Resident Evil seperti Jill Valentine dan lainnya cuma dijadikan karakter pembantu.
Namun itu dia; film-film Resident Evil buatan Anderson laris. Karena tidak hanya penggemar game Resident Evil yang nonton dan menghabiskan uang mereka membeli tiket, tapi juga penonton film horror zombie kasual yang bahkan tidak tahu kalau film yang mereka tonton berasal dari video game.Tapi debut seorang Paul W.S. Anderson di kancah film berdasarkan video game sebenarnya bukan dimulai dari Resident Evil melainkan Mortal Kombat.
Foto: GameSpot
Nah, anehnya karya Anderson ini dipuji habis-habisan (termasuk oleh saya sendiri) dan jadu 'cult'. Walau tidak 100% identik dengan game-nya tapi film Mortal Kombat (1995) buatan Anderson termasuk paling oke di masa itu; terutama kalau dibandingkan film-film video game lain seperti Super Mario Bros (1993) atau Double Dragon (1994). Anderson tidak memasukkan unsur brutal dari game Mortal Kombat (seperti cipratan darah, anggota tubuh terpotong dan sejenisnya) namun fans Mortal Kombat masih dapat menerima dan menikmati film ini. Apalagi lagu tema dan original soundtrack-nya sangat berkesan. Menggunakan irama techno dance yang populer pada era 90-an, film Mortal Kombat Anderson bisa menghasilkan duit hingga $122 juta dengan modal hanya $18 juta saja. Hebat, kan?
Intinya Anderson berhasil menggarap film berbasis video game sehingga mungkin reputasi itu membuat Capcom menggaetnya untuk mengerjakan film berbasis gameResident Evil.
Sejak dibicarakan media hingga resmi dirilis, film Resident Evil (2002) buatan Paul sudah menuai kontroversi meriah.
Foto: IMDb
Bagaimana tidak? Perubahan ekstrem dilakukannya pada lore/story Resident Evil yang sudah begitu melekat di kepala fans Resident Evil. Bukannya memberi panggung untuk karakter asli game seperti Chris atau Jill, Anderson malah menciptakan karakter utama yang nggak ada di dalam game. Bukan itu saja perubahan yang dia lakukan. Jika di game Resident Evil zombie-nya berjalan tertatih-tatih dengan suara erangan menyeramkan, di film Anderson zombie-nya malah bisa berlari kencang seperti pelari Olimpiade.
Tapi anehnya kebanyakan penonton suka sehingga film perdana itu bisa laris sampai $103 juta sementara modalnya hanya $33 juta plus pemberitaan buruk di mana-mana. Film buatan Anderson ini bahkan menciptakan sekuel-sekuel hingga total ada enam film Resident Evil di mana Paul W.S. Anderson selalu terlibat di dalamnya (bersama sang istri sebagai pemeran utama).
Terkini Paul dan Milla sedang dalam proyek pembuatan film video game lagi. Capcom mungkin sudah jatuh cinta dengan mereka berdua sehingga memercayakan adaptasi game populer Monster Hunterjadi film live action ke tangan pasutri ini.
Foto: YouTube
Tapi Paul saat diwawancarai Polygon pada event New York Comic Con 2020 mengklaim perbedaan antara film Monster Hunter ini dengan karya-karya dia sebelumnya. Saya mencintai game Monster Hunter! Film ini (Monster Hunter) bahkan merupakan film favorit saya dari seluruh film sepanjang karier perfilman saya, ujar Anderson dalam wawancara tersebut.
Uniknya, Paul mengabarkan kalau campur tangan team developer game Monster Hunter sangat terasa di proses pembuatan filmnya. Para animator game MonHun akan mengatakan Oh ini harusnya gerakannya lebih lamban atau tinggi monsternya ketinggian. Bahkan ada situasi di mana mereka mengatakan ini kuku monsternya terlalu runcing. Bayangkan. Tapi saya mengerti kalau monster di game dengan monster di film harus sama serta akurat, dan mereka paling mengerti soal itu, tambahnya lagi.
Walau keraguan akan kualitas film Monster Hunter buatan Paul W.S. Anderson cukup beralasan, jika melihat reputasi kinclong dia soal menghasilkan box office, sepertinya pilihan Capcom tidak akan mengecewakan para produser yang terlibat. Saya sendiri lumayan berharap kalau film Monster Hunter buatan Anderson tidak seburuk film-film Resident Evil dia. Apalagi ada aktor badass Ron Perlman dan Tony Jaa di film ini. Sepertinya bakal seru, sih.
Kita lihat saja nanti bulan Desember 2020 saat film ini dirilis ke pasaran. Tentu jika badai Covid-19 tidak membuatnya diundur seperti film-film lain.