Bagi umat Muslim pastinya sudah kenal dengan Nabi Zakarya AS dan sudah mengetahui bagaimana cobaan yang diberikan Allah kepadanya. Tetapi kita semua juga mengetahui bahwa Nabi Zakarya AS memiliki ketabahan dan kesabaran yang tiada tara sehingga ia mampu melalui ujian dari Allah SWT dengan ikhlas tanpa berprasangka buruk sedikit pun terhadap Allah SWT.
Nabi Zakarya AS mengalami cobaan yang sangat panjang di perjalanan hidupnya. Mulai dari ia masih muda, menikah, hingga sudah tua ujian itu tetap menimpa dirinya. Dan mungkin di kehidupan saat ini pun ada pula manusia yang diberikan Allah ujian yang sama dengan Nabi Zakarya AS.
Ujian yang ditimpakan oleh Allah SWT kepada Nabi Zakarya AS adalah sulit memiliki keturunan dari ia menikah hingga tua. Banyak orang mengatakan bahwa Nabi Zakarya AS dan istrinya divonis monopos atau mandul dan juga banyak orang yang menyangsikan bahwa mereka akan bisa memiliki keturunan atau mustahil bagi mereka. Tetapi, Nabi Zakarya AS bukanlah seorang yang dapat percaya begitu saja kepada manusia melainkan ia memiliki rasa kepercayaan yang tinggi terhadap Allah SWT dan sama sekali tidak pernah meragukan rahmat Allah SWT kepadanya.
Hingga pada suatu saat, di saat keadaannya sudah sangat renta, rambut pun sudah memutih, istrinya juga demikian, ia memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan yang akan meneruskan amalan-amalannya dan yang akan mendoakannya ketika ia sudah tiada nanti. Nabi Zakarya pun memohon dengan bahasa dan doa yang sangat indah, halus, dan penuh harap kepada Allah SWT hingga ketika ia belum menyelesaikan salatnya, turunlah Malaikat Jilbril yang memberikan berita langsung kepadanya bahwa istrinya akan mengandung seorang bayi laki-laki yang diberikan nama langsung oleh Allah SWTyaitu Yahya yang berarti hidup.
Hal ini termaktub dalam firman Allah SWT Quran surah Al-Anbiya ayat 90 yang artinya:
Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanyaYahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.
Dari kisah Nabi Zakarya AS tersebut ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan jadikan acuan dalam menjalani ujian yang diberikan oleh Allah SWT, antara lain:
1. Jangan pernah putus asa dengan rahmat Allah SWT.
Dalam kisah tersebut jelas tersirat makna bahwa Nabi Zakarya AS tidak pernah berputus dari harapannya terhadap rahmat Allah SWT sehingga ia selalu berdoa dan selalu meminta kepada Allah juga percaya kepada Allah tanpa berprasangka buruk sedikit pun terhadap ujian yang diberikan Allah kepadanya.
Pelajaran ini berlaku untuk semua ujian dan masalah hidup yang diberikan Allah SWT kepada kita, bukan hanya berlaku kepada persoalah ujian hidup Nabi Zakarya AS saja. Oleh karena itu janganlah pernah kita berprasangka buruk terhadap Allah SWT karena sesungguhnya di balik ujian tersebut akan ada hikmah dan nikmat sangat besar yang akan didatangkan Allah SWT kepada kita.
Hal ini termaktub dalam firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
2. Tingkatkan ibadah.
Pelajaran kedua yang dapat kita ambil hikmahnya dari kisah Nabi Zakarya AS ini adalah meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT ketika ditimpa suatu masalah ataupun diberikan ujian oleh Allah SWT. Walaupun Nabi Zakarya AS diberikan ujian yang sangat lama jangka waktunya oleh Allah SWT, ia tak pernah sekali pun berputus asa untuk berdoa dan beribadah kepada Allah dengan khusyuk dan ikhlas karena sesungguhnya ia mengetahui bahwa Allah akan mendengar doa-doanya dan akan memberikan rahmat yang tiada tara dalam kehidupannya.
Oleh sebab itu, hendaklah kita mencontoh Nabi Zakarya AS jika kita diberikan suatu ujian dalam bentuk apa pun oleh Allah SWT dengan meningkatkan ibadah kepadanya, bukan dengan mengeluh dan menyesali masalah atau ujian yang sedang menimpa kita.
3. Berdoa dengan sungguh-sungguh.
Selama ini kita memang sering berdoa kepada Allah, tetapi apakah doa kita tersebut sudah benar dan sudah sesuai dengan apa yang kita butuhkan? Allah SWT mengetahui apa pun kebutuhan dan keinginan hambanya, tetapi pada dasarnya Allah SWT akan mengabulkan setiap doa yang bersangkutan dengan kebutuhan kita, buka saja hanya keinginan. Oleh sebab itu jika kita sangat membutuhkan sesuatu dalam kehidupan dan sulit untuk mendapatkannya maka bermohonlah dengan bahasa yang halus, lembut, dan bermakna kepada Allah SWT.
Hal tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi Zakarya AS. Ia meminta sesuatu dengan sungguh-sungguh kepada Allah yang menyangkut kebutuhannya dan berdoa pula dengan bahasa yang indah, lembut, dan halus, serta yakin akan Allah SWT sehingga saat itu juga Allah langsung mengabulkan doa Nabi Zakarya AS tanpa ia harus menunggu lama. Karena pada dasarnya ketika Allah sudah berkehendak, maka tak ada yang mustahil bagi-Nya dan tak ada pula hal yang sulit untuk dilakukan-Nya. Karena Allah memiliki kemampuan tanpa batas dalam hal apa pun.
Hal ini termaktub dalam firman Allah SWT dalam Quran surah Az-Zumar ayat 38-39 yang artinya:
Dan sungguh, jika engkau tanyakan kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Niscaya mereka menjawab,'Allah.' Katakanlah, 'Kalau begitu tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan bencana itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?' Katakanlah, 'Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah orang-orang yang bertawakal berserah diri'.
Pada kisah Nabi Zakarya AS tersebut dapat kita ambil makna dan pelajaran bahwa pada setiap masalah dan ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita, itu adalah tanda bahwa Allah pun ingin kita bermohon kepada-Nya dan tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Selain itu kisah Nabi Zakarya AS dan rahmat yang diturunkan Allah kepadanya berlaku untuk setiap ujian dan masalah baik dalam pekerjaan, sekolah, rumah tangga, rezeki, dan sebagainya. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mendapat rahmat Allah SWT.