Kehidupan yang dijalani manusia di Bumi ini hanyalah bersifat sementara. Semua yang hidup akan mati dan kembali kepada Allah SWT tak peduli apakah mereka orang kaya, berkedudukan tinggi, maupun memiliki pengaruh yang besar terhadap peradaban dunia. Hal ini telah menjadi janji manusia kepada Allah SWT sejak manusia itu di dalam kandungan hingga dilahirkan. Seperti dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari:
Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.
Jika kita melihat ke masa kehidupan para sahabat dan Nabi Muhammad, banyak dari mereka yang menganggap kehidupan hanyalah tempat persinggahan sementara dan kita semua tidak kekal di dalamnya. Oleh karena hal itu mereka berlomba-lomba mempersiapkan bekal untuk dibawa saat kembali pulang menghadap Allah SWT. Kita pun sebagai manusia biasa harus melakukan hal demikian.
Berikut ini beberapa amalan yang dapat kita lakukan agar tidak menjadi orang yang rugi saat kembali kepada Allah SWT.
1. Amal saleh.
Hendaknya selama masa hidup yang diberikan Allah SWT kepada kita digunakan sebagai wujud untuk melakukan amal saleh. Amal saleh dapat dilakukan dengan cara melakukan segala perintah Allah SWT dan sunah Rasulullah dan meninggalkan hal yang di benci oleh Allah SWT.
Yang termasuk amal saleh dalam Islam antara lain salat tepat waktu, berpuasa karena Allah SWT, melakukan amalan sunah seperti tahajud yang memberikan banyak manfaat dan terutama menuntut ilmu.
Menuntut ilmu juga merupakan jihad di jalan Allah dan jihad adalah termasuk amal saleh yang sangat Allah sukai dari hambanya. sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Zalzalah: 7 yang artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.
2. Menjaga ibadah kepada Allah.
Pada dasarnya ini sama dengan amal saleh tetapi hal ini lebih spesifik kepada cara hamba tersebut melakukannya. Menjaga ibadah kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara melakukan salat dengan tepat waktu dan tidak menunda-nunda serta melakukan niat baik dengan sesegera mungkin, misalnya tidak menunda niat bersedekah.
Saat ini banyak orang yang lalai akan perintah Allah dan lebih mementingkan urusan dunia. Padahal ketika urusan akhirat dan urusan kepada Allah didahulukan maka secara tidak langsung urusan dunia pun akan diberi kemudahan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu mari sekarang kita lebih mengejar akhirat, sehingga dunia pun akan ikut juga bersamaan dengannya. Hal ini tertera dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari yang artinya:
Aku bertanya kepada Aisyahradhiyallahu anhaapakah Rasulullahshallallahu alaihi wa sallammengkhususkan hari-hari tertentu dalam beramal? Dia menjawab, Tidak.Beliau selalu beramal terus menerus tanpa putus.Siapakah dari kalian yang akan mampu sebagaimana yang mampu dikerjakan oleh Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam?(HR. Bukhari no. 1987 dan Muslim no. 741)
3. Menjaga muamalah dengan sesama manusia.
Muamalah di sini diartikan sebagai hubungan atau hubungan baik dengan manusia. Dalam kehidupan ini, manusia dianjurkan untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dalam interaksi tersebut akan timbul rasa saling mencintai, rasa persaudaraan, dan rasa saling tolong menolong dan dengan semua ini akan timbullah suatu kedamaian. Tetapi kita dapat melhat saat ini banyak orang-orang berselisih paham hanya dikarenakan berbeda pendapat dan berbeda pilihan. Serta ada pula yang membeda-bedakan orang satu dengan yang lainnya hanya karena perbedaan warna kulit, suku, dan ras nya. Padahal di dalam Islam hal itu sangat dibenci Allah.
Allah menyukai orang-orang yang dapat menjaga hubungan baik antara satu dengan yang lainnya, bukannya dengan memecah satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu mari kita memperbaiki dan menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita baik satu keyakinan ataupun tidak karena hal ini akan menjadi bekal atau pahala yang dapat kita bawa saat menghadap kepada Allah SWT suatu saat nanti. Hal ini termaktub dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang artinya:
AllahAzza wa Jallaberfirman, Aku adalah Ar- Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya. (HR Ahmad 1/194)
4. Lakukan ketiga hal tersebut dengan akhlak.
Jika ketiga hal tersebut dilakukan bersamaan dengan akhlak yang baik dan bersahaja, maka beruntunglah orang-orang tersebut yang melakukannya karena ia akan mendapatkan rida dan juga akan menjadikan kehidupannya sendiri menjadi tenang dan damai. Secara keseluruhan ia akan mendapatkan keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat.
Akhlak yang baik dan bersahaja adalah suatu faktor utama yang harus dimiliki oleh umat muslim karena dengan hal tersebut ia akan terpuji di pandangan Allah SWT walaupun tidak terpuji dalam pandangan manusia yang mungkin tidak menyukainya karena pada dasarnya di dunia ini tidak ada orang-orang yang akan terhindar dari pandangan buruk orang lain terhadap dirinya. Hal ini pernah dikatakan oleh Nabi Muhammad yang diriwayatkan dalam hadis Tirmidzi yang artinya:
Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Tirmidzi)