Bos yang suka mengintimidasi adalah tipe bos yang sering menggunakan ancamansoal konsekuensi apabila tanggung jawabmu salah atau gagal. Misalnya: "Pokoknya kalau kamu gagal, saya turunkan gaji kamuatau"Pokoknya kalau klien tidak puas, cuti tahun ini hangus. Dan beragam konsekuensi yang berkonotasi negatif serta bersifat "menakut-nakuti". Walaupun sebenarnya ancaman-ancaman itu tidak masuk akal, kecuali bos kamu adalah owner perusahaan, tapi tentunya tetap tidak bisa semena-mena.
Tipe bos seperti ini memiliki pendekatan yang berlawanan dengan bos yang menjanjikan reward ketika berhasil. Sebenarnya tujuannya sama, yaitu hasil kerja yang membanggakan. Sayangnya, memang kamu tidak bisa memilih tipe orangseperti apa yang menjadi atasanmu. Karena itu kamu harus bersikap dengan tepatsupaya hal ini nggak mengganggu semangat kerjamu.
Ciri-ciri bos yang suka mengintimidasi.
1. Suka mencela depan orang banyak.Ini seolah seperti aib yang dibongkar dan berisiko menciptakan rasa "dendam".
2. Pelit pujian.Bukannya ingin dipuji, tapi terkadang pujian adalah hal yang lebih membuat semangat dalam bekerja.
3. Suka menambah pekerjaan, padahal ada tugas-tugas lain yang belum selesai sesuai jadwal. Alasannya ingin mengetahui ketahanan kerja kamu sehingga penambahan kerja sering diberikan.
4. Suka cari kesalahan.Padahal jelas tidak ada yang sempurna, tapi begitu ada kesalahan langsung digarisbawahi. Bahkan, kalau bisa, kesalahan kamu dicari-cari ketika kamu berhasil menyelesaikan tantangan tugas yang ada.
Beberapa hal tersebut membuat rasa tidak nyaman dalam bekerja. Bahkan untuk berangkat ke kantor saja jadi malas. Rasanya selalu waswas dan gampang lelah dalam bekerja.
Lalu, apa yang bisa kamu lakukan?
1. Bangun mental.
Anggap hal ini adalah tantangan dan menciptakan goal kamu sendiri sambil membangun portofolio. Artinya target-target "keras" yang diberikan ke kamu, selesaikan dengan hasil memuaskan, susun rekam jejak kerjamu. Nantinya, bisa dijadikan bahan negosiasi naik gaji atau promosi, atau bahkan bisa kamu tampilkan ketika melamar ke tempat kerja baru yang lebih kondusif.
2. Tetapkan rencanaatau tujuan berikutnya.
Hal ini adalah sebuah tantangan untuk membuat rencana selanjutnya. Kumpulkan link networking baru dari tugas yang ada. Siapkan dirimu untuk bisa mengambil segala "keuntungan" dari penugasan yang mengintimidasi tadi. Apakah kamu akan bekerja dalam waktu yang lama di perusahaan ini, atau ada rencana berkarier di tempat baru, atau bagaimana pilihan rencana kamu yang lain.
3. Susun bukti-bukti intimidasi.
Ini penting, apalagi ketika intimidasi dari atasan mulai tidak masuk akal. Selama kamu berada di koridor yang benar, dan sesuai aturan, tidak perlu takut. Tapi semuanya butuh bukti, bukan?
4. Jangan berhenti sebelum mendapat pekerjaan baru.
Karena mencari nafkah penting untuk kelangsungan kemampuan membayar tagihan, jangan berhenti sebelummendapat pekerjaan baru. Kemampuan menahan diri tapi tetap berada di koridor profesional penting sekali dalam hal ini.
Inti dari hal ini adalah kemampuan membangun mental, karena bisa jadi tipe intimidatif ini, baik dari bos atau rekan, ada di setiap kantor. Jadi, selalu semangat ya!