Kamu sudah sering dong melihat rel kereta, bahkan mungkin tiap hari melintasinya di perlintasan sebidang. Nah, rel ini berupa dua batang logam yang dipasang pada bantalan dan diikat dengan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e.
Saat dilakukan reaktivasi jalur Cibatu-Garut sepanjang 19 km, sejumlah rel dibongkar dan diperbaiki karena jalur tersebut pernah ditutup pada tahun 1983. "Rel yang lama kita bongkar, ganti yang baru. Targetnya akhir Desember 2019 sudah selesai sehingga awal tahun 2020 jalur kereta sudah bisa dioperasikan", ujar Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia (persero) Daerah Operasi (daop) 2 Bandung, Saridal saat ditemui di statsiun Garut.
Nah, lalu ada fakta apa saja sih terkait rel ini? Penasaran? Kita simak penelusurannya di bawah ini yah.
1. Ditemukan oleh George Stephenson.
Stephenson lahir di Wylam, Northumberland, Inggris pada tahun 1781. Berkat ketekunannya belajar, pada tahun 1825 Stephenson ditunjuk untuk membangun jalan kereta api umum di dunia yaitu Stockton-Darlington yang dibuka tahun 1825. Setelah itu dia membangun jalur kereta Liverpol-Machester di tahun 1826. Stephenson menjadi pencetus sekaligus mematenkan rel dengan lebar sepur (track gauge) 1435 mm.
Pada masa itu, kurang lebih 60 persen termasuk di Indonesia menggunakan lebar sepur standar 1435 mm ini. Hingga akhirnya seiring dengan perkembangan teknologi lebar sepur ini tidak lagi digunakan dan diganti dengan 1067 mm.
2. Desa Kemijen.
Desa ini saksi bisu sejarah pembangunan rel pertama di Indonesia. J.P. de Bordes di tahun 1864 membangun rel kereta untuk Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dari Desa Kemijen di semarang timur ke Desa Tanggung Harjo sepanjang 26 km, dan mulai dibuka tahun 1867. Pada perkembangannya rel kereta pertama ini menghubungkan Semarang-Surakarta sejauh lebih dari 100 km.
3. Jalur Cibatu-Garut.
Sedangkan jalur KA, Cibatu - Garut menurut Kordinator wilayah Bandung Indonesian railway preservation society (IRPS), Deden Suprayitno, dilakukan seiring dengan selesainya jalur selatan dari Bogor-Cianjur-Padalarang-Bandung-Cicalengka yang selesai tahun 1884. Setelah itu lalu dengan pembanguna Cibatu-Garut. Jalur KA Cibatu-Garut ini sendiri diresmikan pada tahun 1889.
4. Jenis batang rel di Indonesia.
Nah, di Indonesia sendiri umumnya ada 5 jenis batang rel dengan panjang tiap potongan rel modern (20-25 m) yang digunakan, yakni R 25, R 33, R 42, R 54 dan R 60. Makin besar "R"-nya, maka batang relnya makin tebal. Istilah R 25 misalnya, memiliki pengertian tiap 1 meter potongan rel beratnya adalah 25 kg dan begitu seterusnya.
Nah, itu tadi 4 fakta dari rel kereta yang menjadi saksi bisu sejarah panjang perkeretaapian di dunia, termasuk Indonesia di dalamnya. Hingga saat ini PT. KAI terus mengembangkan kualiatas layanannya, termasuk mereaktivasi kembali sejumlah jalur yang sempat mati.
Source
- PT. KAI Daop 2, Indiase spoorweg PNR en trein onderzoek, grandadsez.co.uk/railways/continuous-rail