Meski hanya sebagai statsiun kelas 3 alias statsiun kecil, namun di kalangan pencinta kereta atau railfans, Stasiun Lebakjero (LBJ) punya daya tarik tersendiri.
"Statsiun ini sudah lama ada, dan bangunan aslinya berbentuk bangunan dari kayu pada awalnya", ungkap koordinator wilayah Bandung, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS)Deden Suprayitno saat di temui di Bandung.
Lantas ada fakta unik apa saja tentang Stasiun Lebakjero ini? Yuk, kita telusuri bersama di bawah ini.
1. Berusia 130 tahun.
Stasiun Lebakjero merupakan saksi bisu sejarah perkerata apian di jalur selatan. Dibangun dalam satu paket proyek besar pembangunan jalur KA dari Bogor, Bandung, Cibatu, Garut hingga Yogyakarta oleh Staatsspoorwegen(SS).
Pembangunan jalur itu sendiri dimulai pada dekade 1880-an. Sedangkan Stasiun Lebakjero sendiri dibangun antara tahun 1884-1889, di mana jalur KA Bandung-Garut baru diresmikan pada 14 Agustus 1889. Jadi jika dihitung umur dari Stasiun Lebakjero ini sudah berusia sekitar 130 tahun. Wah,sudah lama sekali, jadi patut dilestarikan ya.
2. Stasiun tertinggi kedua yang masih beroperasi.
Statsiun ini berada di atas perbukitan dengan ketinggian 818 meter di atas permukaaan laut (mdpl). Hal ini menjadikan Stasiun Lebakjero sebagai stasiun aktif tertinggi kedua setelah Statsiun Nagrek dengan ketinggian 848 mdpl. Sebenarnya sih masih ada yang lebih tinggi yaitu Stasiun Cikajang dengan ketinggian mencapai 1.426 mdpl. Namun sayang, saat ini stasiun tersebut sudah tidak lagi aktif dan tidak lagi dipergunakan, menyisakan sisa bangunan stasiun yang sebagian sudah hancur.
Wah, sayang sekali, mudah-mudahan dengan adanya rencana reaktivasi kembali jalur nostalgia Cibatu-Garut bisa terus diperpanjang hingga ke Cikajang. Sehingga Stasiun Cikajang yang diresmikan pada tahun 1 Agustus 1930 ini kembali hidup dan bangun dari tidur panjannya.
3. Spot para fotografer.
Pemandangan eksotif khas Tatar Parahiangan, jalur melengkung membentuk huruf S, membuat Stasiun Lebakjero memiliki magnet tersendiri buat para railfans dan fotografer untuk mengabadikan momen kemuculan KA setelah menapaki jalur menanjak.
Meski memerlukan perjuangan untuk mencapai stasiun ini (karena tidak semua kereta berhenti di Stasiun Lebakjero), namun hal itu tidak menjadi halangan. Berjarak lebih dari 700 meter dari jalan raya Garut-Nagrek dengan kontur jalan menanjak akan terbayarkan sudah saat mendapatkan spot foto terbaik di pagi atau sore hari di Stasiun Lebakjero ini. Kali aja kamu mau sekalian pemotretan prewedding kayaknya bisa juga tuh di sini.
4. Rel Langsir terpendek di Jawa Barat.
Stasiun Lebakjero ini memiliki rel langsir terpendek di Jabar karena hanya bisa menampung 5 gerbong saja. Sehingga jika melebihi 5 gerbong maka harus diarahkan ke jalur terminus untuk menempatkan bagian belakang gerbong di garis terminus berlawanan.
Nah, itu tadi 4 fakta keunikan dari Stasiun Lebakjaro. Meski hanya stasiun kelas 3, tapi banyak sejarah yang tersimpan dan menjadi saksi bisu dari sejarah panjang moda transportasi Kereta Api di Indonesia.
Source
- PT.KAI, Humas Daop 2 Bandung, Buku ditjen perkereta apian, Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indie