Kura-kura, hewan lucu berkaki empat ini tentu sudah sering kamu lihat dong. Bahkan hewan ini jadi salah satu peliharaan favorit karena selain lucu, hewan ini relatif mudah dipelihara dan bisa berumur panjang asal kamu benar dalam memeliharanya.
Indonesia, sebenarnya adalah 'surga' bagi kura-kura. Namun, kerusakan lingkungan dan alih fungsi lahan membuat keberadaan mereka semakin menyusut. Salah satunya adalah kura-kura asal Pulau Rote yang sekarang udah jarang sekali ditemukan di habit aslinya.
"Kami memiliki sejumlah koleksi kura-kura endemik Indonesia. Salah satunya adalah kura-kura leher panjang asal Pulau Rote", ungkap Marketing Komunication Bandung Zoo, Sulhan Syafi'i saat ditemui di Bandung.
Lalu apa saja ya, fakta unik dari kura-kura leher panjang ini, sampai-sampai banyak diburu oleh para kolektor hewan endemik internasional. Penasaran? Yuk kita telusuri bersama.
1. Ditemukan tahun 1891.
Kura-kura dengan nama latin Chelodina mccordiini pertama kali ditemukan pada tahun 1891 oleh George Albert Boulenger. Di tahun 1994, Dr. Anders Rhodin dari Chelonia Research Fondation Lunenburg (Massachusetts), AS hewan ini dipisahkan menjadi spesies tersendiri. Di tahun 1994 pula seorang ahli kura-kura asal Hopewell Junction, New York, AS memberikan nama mccordidan ditetapkan sebagai spesies tersendiri, terlepas dariChelodina novaeguineae.
2. EndemikPulau Rote.
Mendiami sebelah selatan Pulau Rote, kura-kura unik ini banyak ditemukan di rawa-rawa, danau, ataupun sungai. Namun keberadaannya di pulau seluas 97.854 hektare ini saat ini sudah sangat berkurang. Bahkan sudah jarang ditemui di habitat aslinya. Hal ini diakibatkan oleh perburuan besar besaran untuk dijual kepada para kolektor hewan endemik internasional. Oleh karena itu untuk melindunginya, IUCN memasukan kura-kura leher panjang ini dalam status Kritis (Critically Endangered).
3. Berleher panjang.
Saking panjangnya, kura-kura ini tidak bisa menarik kepalanya ke dalam tempurung (kerapas). Sehingga untuk melindungi kepala dan lehernya, maka dilipat menyamping di bawah sisi terluar tempurung.
Kura-kura leher panjang ini ukuranya cukup kecil, dengan panjang kerapas antara 18-24 cm dengan sisi kerapas melengkung ke atas. Sepintas kepala dari kura-kura leher panjang ini seperti ular, sehingga sebagian masyarakat menyebutnya sebagai kura-kura kepala ular.
4. Lambat berkembang biak.
Selain perburuan besar-besaran, kura-kura leher panjang ini juga tergolong lambat dalam bereproduksi. Diperlukan waktu 6 tahun buat kura-kura ini bisa bertelur, dengan jumlah rata-rata 8 - 14 butir sekali bertelur. Jika habitat aslinya masih terjaga dengan baik, kura-kura leher panjang ini bisa bertelur 3 kali dalam setahun.
Nah, itu tadi 4 fakta unik tentang kura-kura leher panjang asal Pulau Rote. Semoga keberadaanya tetap lestari yah.
Source
- Bandung Zoo, iucnredlist.org