Ada banyak hal yang tertunda sejak pandemi Covid-19 merebak. Agenda liburan, perjalanan bisnis, proyek kerja, dan bahkan acara pernikahan serta agenda lainnya banyak yang tertunda.

Khusus mengenai pernikahan, tentunya pasangan yang harus menunda acara pernikahan akan merasa sedih dan bingung menentukan hingga sampai kapan ditunda karena melihat situasi pandemi yang juga belum kunjung usai. Sebagian orang ada yang menunda dan sebagian lagi tetap ingin melaksanakannya.

Bagi kamu yang merupakan sebagian orang yang sudah terlanjur menetapkan tanggal pernikahan dan sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, serta tetap menginginkan untuk melangsungkan acara tersebut, ada beberapa tips yang bisa kamu coba.

Berikutini merupakanbeberapa rekomendasi dari penulis supaya acara pernikahan kamu tetap aman dan pastinya hari bahagiamu lebih rendah risiko menjadi cluster baru Covid-19.

1. Pernikahan secara agama dan sipil tanpa pesta resepsi.

Calon pengantin bisa melangsungkan pernikahannya secara aman dan tentunya resmi secara hukum dan agama, dapat disahkan dengan acara pemberkatan di gereja oleh Pendeta dan disaksikan oleh keluarga inti, lalu disahkan secara hukum oleh catatan sipil.Hal tersebuttentunya bagi yang beragama Kristen.Bagi yang beragama lain bisa mengikuti prosedur pernikahan yang berlaku dengan keyakinan yang dianut.

Apabila kamu telah telah terlanjur melakukan pemesanan catering dan tidak bisa dibatalkan atau tidak ingin membatalkannya, kamu bisa coba nego pihak catering supaya makanan tersebut diubah dalam bentuk nasi kotak yang elegan, lalu dikirimkan ke tetangga atau undangan yang tinggal di sekitar lingkungan rumah kamu. Jika berlebih, kamu masih bisa membagikan nasi kotak tersebut untuk orang yang membutuhkan. Misalnya dikirimkan ke panti asuhan terdekat, warga miskin di sekitarmu, dan lain-lain. Tentunya hari bahagiamu jadi terasa unik karena kamu melakukan aksi sosial di hari pernikahan kamu, bukan?

2. Pernikahan dengan acara resepsi skala kecil.

Apabila kamu merasa ingin merayakan hari bahagiamu dengan kerabat dan sahabat terdekat, mungkin pesta resepsi skala kecil (kira-kira 15-20 orang)bisa kamuadakan di rumah kamuapabila kamu punya pekarangan yang cukup luas. Halaman rumah bisa menjadi ruang terbuka yang menyenangkan dan rendah risiko menjadi cluster baru.

Protokol kesehatan selama acara berlangsung pun tetap harus dilakukan. Misalnya dengan desain penataan meja makan untuk tamu undangan harus diatur dengan baik, yaitu memiliki jarak aman antar meja, satu meja untuk dua atau tiga orang, dan menyediakan hand sanitizer di setiap meja dan area lainnya. Usahakan untuk tidak melakukan sistem prasmanan saat resepsi atau standing partykarena agak sulit mengatur tamu saat antre mengambil makanan. Oleh karena itu, kamu harus mencari catering yang bersedia melayani tamu di meja.

Apabila kamu ingin mengadakan resepsi tersebut di sebuah gedung atau tempat lainnya, prinsip pelaksanaanya sama saja. Hanya saja kamu harus memastikan vendor untuk melakukan disinfektan sebelum tempat tersebut digunakan.

3. Pernikahan dengan resepsi skala menengah (30-60 orang).

Apabila kamu dan calon pasangan memiliki keluarga besar dalam jumlah yang banyak dan juga banyak sahabat, maka salah satu hal yang bisa kamu lakukan adalah menggelar acara resepsi secara berkala atau terjadwal. Kamu bisa memulai dengan penjadwalan yang ditawarkan saatmengirimkan undangan elektronik.

Kamu harus mendesain undangan elektronik dengan pilihan jam resepsi yang akan dihadiri oleh tamu undangan. Misalnya acara resepsi akan diadakan pada pukul 11.00-12.00, 14.00 -15.00, dan 17.00-18.00. Setiap tamu undangan hanya boleh datang pada salah satu pilihan waktu resepsi yang ditawarkan dengan catatan kuota maksimum per acara adalah 20 orang. Penerima tamu pada setiap acara resepsi haruslah memilikidaftar nama tamu undangan sesuai dengan data undangan elektronik yang diterima atau buku tamu setiap acara resepsi sudah berisikan nama tamu undangan sesuai data yang diterima melalui undangan elektronik.

Agar lebih aman, ada baiknya tidak menerapkan jamuan prasmanan atau standing party. Pilihan menggunakan meja yang diatur seperti pada poin nomor dua lebih rendah risikonya.Selain itu, carilah juga vendor pernikahan yang bersedia melakukan disinfektan yang ramah lingkungan di jam kosong atau waktu jeda antara resepsi pertama dan berikutnya. Jika kamu menyelenggarakan acara resepsi ini di rumah danhalaman rumah,pastikan ada panitia yang mengurus hal ini dengan baik dan tegas mengenai jam resepsi.

4. Pernikahan dengan skala besar.

Apabila tamu undangan jumlahnya besar, tetap saja gunakan cara pada poin ketiga di atas. Hanya saja bukan kuota tamu undangan di tiap acara resepsi yang dinaikkan, melainkan jumlah pilihan waktu resepsinyalah yang harus ditambah. Ini tentunya akan berkaitan dengan biaya sewa gedung apabila kamu menyewa gedung. Tetapi, ini adalah pilihan yang rendah risiko untuk jadi cluster baru.

Atau apabila kamu mengadakannya di rumah, berdasarkan pengalaman penulis saat tinggal di Jogja, kamu bisa mengadaptasi salah satu kebiasaan atau budaya dari masyarakat di sana yang membuka pintu rumah mereka untuk tamu undangan yang tidak dapat hadir di hari pernikahan, kira-kira seminggu lamanya. Prinsip teknis pelaksanaannya sama saja, tamu undangan harus memilih jam bertamu yang ditawarkan, sehingga pihak calon pengantin juga tetap bisa memberikan hidangan suguhan dengan baik kepada para tamu.

Demikian beberapa tips atau ide yang dapat dipertimbangkan bagi kamu yangingin melaksanakan acara pernikahan yang mungkin tertunda atau baru saja dipikirkan. Rekomendasi di atas adalah ide murni penulis dan bukan kajian ilmiah yang berdasar pada landasan ilmu tertentu. Kamu bisa mempertimbangkannya, bahkan mengembangkan atau memodifikasinya sesuai anjuran protokol kesehatan yang disarankan oleh Pemerintah supaya acara pernikahan kamu aman dan tidak menjadi cluster baru penyebaran Covid-19.