Dunia punya sejarah panjang walau dokumentasi untuk menguatkan lini masa sejarah cenderung kurang lengkap dan akurat. Sejarah tertulis dan terdokumentasi baru terjadi setelah manusia mengenal bahasa, alfabet, serta peralatan menulis dengan konsep pengarsipan informasi; yang tentu saja berkaitan dengan kapasitas pemikiran manusia modern jika dibandingkan manusia pra sejarah. Tidak akan ada catatan sejarah pasti soal siapa, atau bagaimana, manusia pertama kali memanfaatkan api untuk berbagai keperluan: mulai dari membakar benda hingga jadi bagian proses pengolahan makanan. Tapi kita semua tahu kalau hal ini merupakan bagian sejarah manusia di planet Bumi.
Soal arsitektur atau bangunan juga begitu. Tidak ada catatan pasti bagaimana landmark-landmark yang ada di peradaban lama manusia berdiri, selain yang berasal dari peradaban dengan catatan sejarah terdokumentasi. Siapa yang membangun Piramida di Mesir misalnya. Atau Stonehenge di Inggris. Argumen akan terus hidup karena tidak ada yang punya catatan dokumentasi bagaimana bangunan-bangunan ini didirikan. Siapa desainernya? Bagaimana proses pembangunannya? Berbagai teori ada dan mencoba menerangkan dengan argumen (dan logika) masing-masing. Tapi ya itu dia, semua berdasarkan asumsi dan pemahaman logis personal. Bukan catatan resmi otentik.
Stonehenge. Foto: Wired
Beberapa landmark dunia di bawah ini berasal dari peradaban dan budaya lebih modern. Menarik melihat landmark-landmark ini yang semakin dimakan cuaca serta zaman dan mengalami perubahan jika dibanding bentuknya semula. Perubahan yang terjadi terkadang cukup drastis saat melihat bentuknya di masa lalu.
1. Patung Liberty dari Amerika Serikat.
Patung Liberty kini. Foto: Silverkris
Dunia mengenal patung ini sebagai salah satu simbol negara Amerika Serikat. Landmark yang jadi spot turisme terkenal di mana-mana. Patung Liberty aslinya merupakan hadiah bangsa Prancis dan punya nama La Libert clairant le monde alias 'Liberty Enlightening the World'.
Berbahan tembaga, patung setinggi sekitar 92 meter ini dirancang seniman patung Perancis Frdric Auguste Bartholdi dan resmi berdiri sejak 1886. Patung yang melambangkan kemerdekaan dan kebebasan berkeadilan itu seiring waktu berubah warnanya: dari warna tembaga menjadi kehijauan karena proses oksidasi.
Patung Liberty dulu. Foto: Yale University
2. Times Tower di Times Square, Amerika Serikat.
Times Square kini. Foto: Wikipedia
Ini landmark populer dalam berbagai unsur kultur pop Amerika Serikat dan jadi spot merayakan Tahun Baru yang meriah setiap akhir tahun. Berdiri sejak 1905, awalnya ini adalah bangunan milik konglomerat media The New York Times Adolph S. Ochs. Seiring waktu berbagai bisnis mendekati area bangunan ini seperti teater dan restoran.
Jika dulu bangunannya terlihat biasa walau cukup tinggi untuk ukuran saat itu, Times Tower (kini dengan nama One Times Square) sekarang terlihat modern warna-warni dengan lautan lampu neon, papan iklan digital dan berbagai tampilan masa kini. Billboard penuh cahaya dan warna jadi salah satu ciri khas ikon kota New York ini sampai sekarang.
Times Square dulu. Foto: Pinterest
3. Madison Square Garden dari Amerika Serikat.
Madison Square Garden kini. Foto: Wikipedia
Bangunan penting dan venue untuk berbagai kegiatan spektakuler, mulai dari konser musik hingga acara olahraga, Madison Square Garden awalnya tidak seperti yang terlihat sekarang. Bermula dari stasiun Pennsylvania Railroad Station tahun 1910, area di New York ini lantas digusur untuk direnovasi jadi seperti yang sekarang pada tahun 1963. Dari bangunan bergaya klasik Romawi, Penn Station berubah bentuk (dan fungsi) jadi seperti yang kini dirasakan warga New York. Jika sedikit jeli mencari, beberapa jejak lama dari Penn Station masih dapat ditemukan di sekitar area ini.
Penn Station (Madison Square Garden) dulu. Foto: Wikipedia
4. Tembok Berlin, Jerman Barat-Timur (sebelum unifikasi Jerman).
Tembok Berlin kini. Foto: Dawn
Tembok pembatas antara dua wilayah Jerman ini jadi ikonik justru di saat keruntuhan. Dengan diruntuhkannya tembok pembatas antara dua wilayah Jerman, berakhir pula istilah 'Jerman Barat' dan 'Jerman Timur'.
Tembok itu sendiri dibangun 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman untuk memisahkan area Barat dan Timur kota Berlin di Jerman waktu itu. Revolusi terjadi tahun 1989 dan tembok pemisah antar warga Jerman berbeda pandangan politik tersebut runtuh dan jadi monumen persatuan Jerman tidak resmi. Temboknya sendiri kini sudah tidak lagi berbentuk seperti semula dan tinggal reruntuhan serta puing-puing dengan coretan grafiti dimana-mana.
Tembok Berlin dulu. Foto: Religious Left Law
5. Monumen Nasional / Monas, di Jakarta Indonesia.
Monas kini. Foto: Jakarta Tourism
Sepertinya belum ada landmark lain yang bisa menggantikan Monas sebagai penanda Oh itu Indonesia!. Dibangun berdasarkan konsep presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, Monumen Nasional mulai dibangun tahun 1961 dan baru dibuka untuk publik tahun 1975. Lumayan lama untuk tugu setinggi 137 meter dengan ornamen kobaran api berlapis emas di puncaknya.
Melewati waktu lebih dari empat dekade,Monas tidak terlalu mengalami perubahan signifikan dalam penampilan tugu namun untuk areal sekitarnya terlihat memang ada perubahan-perubahan landscape seperti pepohonan dan bangunan. Monas sendiri didirikan dengan harapan agar bertahan lama jadi ikon kota/negara; mungkin selama ratusan tahun kelak?
Monas dulu. Foto: Jatinegara Indah
Bangunan memang bisa hilang dan runtuh dimakan cuaca dan era. Atau juga bencana alam seperti kota resort terkenal Pompeii yang tertimbun abu vulkanik letusan gunung berapi Vesuvius di Italia tahun 79 Masehi misalnya.
Kuil Apollo Pompeii dulu (penggambaran sketsa). Foto: Creative Commons
Kuil Apollo Pompeii kini. Foto: Creative Commons
Tapi selama peradaban manusia ada, maka bangunan ikonik akan selalu berdiri. Karena ras manusia adalah ras dengan kemampuan cipta karya yang lebih baik dibandingkan ras lainnya di muka Bumi ini. Kamu setuju?