Ibu Pertiwi sampai saat ini masih dipenuhi oleh peristiwaperistiwa kekerasan seksual yang meresahkan publik. Salah satu peristiwa kekerasan seksual masih merajarela adalah disebabkan oleh kebiasaan menonton konten yang berbau pornografi.
Sudah sepatutnya hal ini menjadi perhatian bersama. Tidak hanya itu, hal ini sudah seharusnya menjadi "alarm"bagi para orang tua agar lebih memperhatikan anakanaknya dalam penggunaan alat elektronik.
Menurut Parental Communication Spesialist, Hana Yasmira mengatakan bahwa"Secara teori, anak di bawah umur delapan tahun yang mendapat pengasuhan baik dan sehat, kecil sekali kemungkinan terpapar pornografi. Itu artinya, antisipasi disarankan untuk dilakukan pada anak yang berumur di atas delapan tahun," ujarnya.
Meskipun banyak cara yang dapat dilakukan oleh buah hati untuk mendapatkan tayangan tersebut, orang tua perlu memperhatikan anak agar dapat memahami bahwa hal tersebut tidak baik untuk mereka lihat.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar anak tidak terpapar konten pornografi:
1. Menerapkan peraturan sedini mungkin.
Setiap keluarga memang memiliki berbagai peraturan dan hukuman bagi sang buah hati. Namun hal tersebut juga perlu dipikirkan sebaik mungkin. Jangan sampai salah kaprah agar anak tidak merasa bahwa dirinya terlalu dikekang.
Begitu pula dengan aturan mengenai menonton tayangan yang mengandung unsur pornografi. Orang tua perlu menjelaskan secara rinci mengapa hal tersebut tidak boleh mereka lihat. Dengan penjelasan yang mudah mengerti dan rinci anak-akan lebih mengerti untuk mematuhi segala aturan yang sudah orang tua buat.
2. Berikanedukasi seks sejak dini.
Untuk sebagian orang menganggap hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan. Namun sesungguhnya pendidikan seks sejak dini adalah penting untuk orang tua berikan kepada anakanak mereka. Contohnya seperti anggota tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, termasuk oleh orang tua ketika anak beranjak dewasa. Tidak hanya itu saja, orang tua perlu mengajarkan anggota tubuh mana yang perlu ditutupi dan dijaga.Dengan penjelasan yang mudah dan menarik anak juga akan mengerti dan mempraktekan dalam kehidupan mereka seharihari.
3. Batasi penggunaan internet dan perangkat elektronik.
Sudah sepatutnya orang tua membatasi tayangan dan internet pada anak. Tugas orang tua sangat penting pada tahap ini. Orang tua perlu mengaktifkan mode anak pada setiap alat elektronik dan situs-situs yang biasa digunakan oleh sang anak sehingga anak hanya mengonsumsi tayangan yang memang sepantasnya.
4. Buat aktivitas bersama anak.
Penyebab anak mengonsumsi tayangan yang berbau konten pornografi adalah karena luangnya waktu yang mereka milik sendiri. Oleh sebab itu orang tua perlu memberikan aktivitas positif agar anak tidak memiliki keinginan untuk melihat tayangan tersebut. Kegiatan positif juga tidak hanya menjauhkan anak dari tayangan pornografi, namun juga dapat membangun relasi yang baik antara orang tua dan anak.
5. Memberikankepercayaan pada anak.
Anakanak yang masih beranjak remaja akan memiliki emosi yang beragam. Saat itulah sang anak sedang mencari diri dan keinginan mereka. Karena hal tersebutlah orang tua perlu memberikan privasi dan kepercayaan kepada mereka. Biarkan anak berkreasi dengan segala hobi mereka miliki. Sebagai orang tua tidak ada salahnya untuk membantu mereka dalam mencari jati diri.
Source
- Ulfah, S. (2019). Darurat Pornografi Pada Anak, Berikut 7 Cara untuk Mencegahnya. PopMama.com. Retrieved 29 July 2020, from https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/sarrah-ulfah/darurat-pornografi-pada-anak-berikut-cara-mencegahnya/7.