Minke adalah tokoh fiktif dalam film sekaligus novel "Bumi Manusia" karya Pramodya Ananta Toer yang mengenyam pendidikan di HBS (Hogere Burger School) atau setara dengan Sekolah Menengah Atas. Sedangkan HBS adalah sekolah yang benar-benar ada pada masa kolonialisme Belanda dan masih eksis hingga sekarang.
HBS bukanlah sekolah sembarangan pada masanya, sebab tidak semua anak bisa memasukinya. Tak hanya itu, sekolah ini hanya ada di pusat kota besar seperti Surabaya, Batavia, dan Semarang. Simak fakta menarik tentang sekolah tersebut.
1. Berdiri pada tahun 1875.
Dalam buku "Oud Soerabaia" karya Von Vaber mencatat bahwa pada tahun 1857 pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah bernama Gymnasium Willem III. Kemudian berdasarkan Keputusan Gubernemen 30 Agustus 1875 sekolah tersebut diganti nama menjadi Hoogere Burgerschoolyang secara resmi dibuka pada 1 November pada tahun yang sama.
Karena belum mempunyai gedung khusus, sementara para siswa menempatiInstitut Buysdi dekat alun-alun Contong hingga tahun 1881 Kemudian gedung sekolah pindah ke Jalan Regentstraat yaitu di Kantor Pos hingga tahun 1923.
Semakin lama jumlah siswa juga semakin banyak sehingga membutuhkan lebih banyak ruang kelas. Akhirnya pemerintah membangun gedung baru di Jalan Ketabang dan mulai ditempati tahun 1923.
2. Sering kali dipandang sebagai sekolah elit dan istimewa.
Sebenarnya ada beberapa sekolah menengah yang setara dengan HBS seperti Sekolah Pertukangan atauAmbachschooldan AMS (Algemeene Middle School). Namun, sekolah itulah yang sering dipandang elit dan istimewa. Sebab, tidak semua kalangan bisa masuk di sekolah tersebut entah itu karena biaya, status sosial dan ekonomi maupun kemampuan berpikir.
Vaber juga melaporkan dalam bukunya "Oud Soerabaia" sekolah ini didominasi oleh kalangan keturunan Eropa atau Indo. Sedangkan anak-anak bumiputera hanya sebagian kecil saja, khususnya dari kalangan pejabat elit atau keturunan bangsawan. Sedangakan tenaga pengajarnya juga bukan main-main sebab kebanyakan mereka bergelar setara dengan doktor.
3. Sekolahnya para tokoh penting bangsa.
Tentu saja mereka yang bisa menempuh sekolah HBS bukan sembarang orang. Mengingat kurikulum yang diterapkan hampir sama dengan yang ada di Belanda, termasuk memasukkan pelajaran bahasa Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman serta masih banyak lagi. Tak heran banyak siswa yang tidak sampai menyelesaikannya dengan baik.
Namun tidak dengan beberapa tokoh penting bangsa Indonesia, seperti halnya bapak proklamator yaitu Ir Soekarno yang pernah mengenyam pendidikan menengah di HBS sejak tahun 1915 dan lulus tahun 1920. Kemudian ia melanjutkan ke perguruan tinggiTechnische Hoge School (ITB), sebagaimana yang dicatat oleh Cindy Adams dalam biografi "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat". Selain itu juga ada Ruslan Abdulgani, Soejatmiko, dan masih banyak lagi.
4. Pernah menjadi markas tentara pelajar Republik Indonesia tahun 1945.
Selama masa genting pasca Proklamasi Kemerdekaan, khususnya dalam peristiwa 10 November 1945 gedung sekolah ini dijadikan sebagai markas Tentara Pelajar Republik Indonesia setelah berperang dengan Sekutu. Tentu saja aktifitas belajar mengajar sudah tidak efektif dan bahkan ditutup.
Sebelumnya pada masa pendudukan Jepang gedung sekolah HBS dijadikan sebagai markas pasukanRikugun(Angkatan Darat Jepang). Di kompleks sekolah tersebut juga dibuat tugu yang tertuliskan nama-nama pelajar maupun guru yang gugur saat peperangan. Hal itu bertujuan untuk mengenang jasa-jasa mereka.
5. Kini gedung HBS menjadi SMA Kompleks Surabaya.
Gedung HBS menjadi salah satu cagar budaya di Surabaya dan kini menjadi SMA Kompleks. Sekarang letaknya berada di Jalan Wijaya Kusuma yang terdapat empat sekolah sekaligus di kompleks tersebut yaitu SMA 1, SMA 2, SMA 5, dan SMA 9. Arsitektur bangunan sekolah tersebut masih asli dan hanya mengalami sedikit perubahan.
Source
- https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/
- https://www.colonialarchietecture.eu/