Apakah kita selalu menghabiskan makanan di piring kita? Hayo ngaku siapa nih yang masih sering menyisakan makanan di piringnya? Menyisakan makanan di piring dan menjadikannya sampah, kita ketahui bersama menyebabkan kerugian secara ekonomi serta tidak etis dalam beberapa kebudayaan.
Namun taukah kalian bahwa ternyata sampah makanan juga berdampak buruk bagi lingkungan? Selain dampak tersebut, terdapat 4 fakta lain tentang sampah makanan nih yang perlu kita ketahui bersama.
1. Indonesia penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia.
Setiap tahunnya diperkirakan sampah makanan mencapai 1,6 miliar ton di seluruh dunia di mana 1,3 milliar ton di antaranya adalah sampah makanan yang sebenarnya masih bisa dikonsumsi. Sedangkan Indonesia diperkirakan menghasilkan 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. Berat ini setara dengan 500 kali berat Monas.
Hasil yang hampir serupa disampaikan Food Sustainability Index pada tahun 2017 di mana Indonesia menempati peringkat kedua penghasil sampah makanan setelah Saudia Arabia dengan jumlah sampah makanan mencapai 300 kg per orang per tahunnya. Wah malunya ternyata sisa makanan kita yang mungkin dianggap sedikit namun dihasilkan setiap hari, tanpa kita sadari menjadi jumlah yang besar ya.
2. Sampah makanan seperti halnya sampah plastik ternyata berbahaya bagi lingkungan.
Dari sampah makanan yang terbuang hanya sebagian kecil yang berakhir menjadi kompos, sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Padahal sampah makanan yang terbuang di tempat pembuangan akan menghasilkan gas metana dan gas kardondioksida.
Gas metana sendiri diketahui senyawa yang berdampak bagi pemanasan global. Gas metana bahkan 21 kali lebih bahaya daripada kardondioksida. Sedangkan jumlah karbon hasil pembusukkan sampah makanan di dunia tercatat mencapai hingga 3,3 giga ton. Ini setara dengan emisi rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Pasti tidak menyangka kan kalau sampah makanan memiliki dampak yang sebegitu mengerikannya bagi bumi tempat kita tinggal?
3. Sampah makanan dan kelaparan.
Menurut laporan The Economist Intelligent Unit, terdapat 1,3 miliar ton sampah makanan di dunia. Di sisi lain terdapat 795 juta orang yang mengalami kelaparan di seluruh dunia. Nah, di Indonesia sendiri jumlah sampah makanan mencapai 13 juta ton per tahun di mana dengan jumlah makanan sebesar itu dapat memberi makan 11 % penduduk Indonesia atau sekitar 28 juta orang. Jumlah yang sama dengan angka kelaparan di Indonesia. Wah, malunya kita saat menyisakan makanan, ternyata masih sangat banyak saudara kita yang sedang kelaparan dan membutuhkan makanan.
4. Kerugian ekonomi akibat sampah makanan.
Selain dampak lingkungan dan kelaparan, sampah makanan juga berdampak secara ekonomi loh. Menurut Food And Agriculture Organization 1,3 miliar ton sampah makanan setara dengan konsumsi air sebesar 25 km kubik per tahun. Selain itu jumlah sampah makanan sebesar ini juga menyia-nyiakan 1,4 hektar atau sekitar 28 % dari lahan pertanian di dunia.
Ada juga yang berpendapat bahwa dengan membuang satu kilogram daging sapi setara membuang 50.000 liter air yang digunakan untuk memproduksi daging tersebut. Totalnya nih sampah makanan menyebabkan kerugian ekonomi dunia sebesar 8,5 tririliun rupiah per tahun. Tampaknya mungkin sampah makanan sudah tidak berguna ya, nyatanya sampah makanan telah menyebabkan kerugian dengan nominal yang besar.
5. Stop food waste.
Setelah mengetahui mengetahui fakta tentang sampah makanan, masihkah kalian berpikir akan menyisakan makanan di piring? Jika aku akan merasa malu tentunya. Semoga setelah mengetahui fakta tentang sampah makanan kita menjadi lebih bersyukur dan lebih bijak dengan makanan yang ada di piring kita dengan cara mengubah gaya hidup.
Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menghabiskan makanan yang ada dipiring kita. Sebelum makan mari kita membiasakan untuk menentukan kapasitas perut kita. Ambil secukupnya dan habiskan setiap makanan yang ada di piring kita. Jika masih kurang silakan tambah lagi, tapi jangan menyisakan ya.
Nah apabila jika sedang makan di luar, agar tidak membuang makanan kita bisa kok meminta makanan kita dibungkus agar dapat disantap lagi di rumah. Dan apabila makanan kita terasa berlebih jangan ragu membagi pada orang yang membutuhkan. Percayalah kita belum terlambat untuk memulai.
Take what you need, eat what you take. Dont waste the food.