Munculnya wabah akibat virus Corona (COVID-19) membuat gempar Indonesia, apalagi setelah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengumumkan terdapat dua orang yang positif terjangkit virus COVID-19. Kedua WNI yang dinyatakan positif COVID-19 merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun. Diketahui bahwa kedua WNI tersebut sebelumnya sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang sebelumnya sempat dinyatakan terjangkit COVID-19 ketika di Malaysia.
Sesaat setelah pengumuman, warga berbondong-bondong memborong masker dan handsanitiser. Banyak upaya yang dilakukan masyarakat untuk menghindari wabah virus ini. Tetapi ada beberapa hal keliru atau menjadi sia-sia dilakukan apabila ingin terhindar dari COVID-19.
Berikut ini lima hal yang sia-sia jika dilakukan kala menghadapi virus Corona.
1. Memborongmasker tapi tidak mencuci tangan dengan benar.
Untuk menjaga kebersihan, cara yang paling sederhana yaitu mencuci tangan dengan benar. Banyak masyarakat yang belum mencuci tangan dengan benar. Mencuci tangan harus memakai sabun dan dengan air yang mengalir. Pastikan seluruhnya bersih, termasuk punggung tangan, jari-jari dan kuku.
Mencuci tangan pun harus teratur, terutama setelah dan sebelum makan, setelah menggunakan toilet, menyentuh hewan, membuang sampah, dan saat setelah batuk atau bersin. Jika sulit untuk mencari air atau sabun, bisa menggunakan hand sanitizer. Hand sanitizer yang digunakan juga harus mengandung minimal 60% alkohol supaya lebih efektif membunuh kuman.
Dokter Rizal, Koordinator Tim Medis Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengatakan, sumber penularan pada diri paling utama berawal dari tangan. Percuma kalau kita pakai masker, namun tangan kita tidak bersih dan sering menyentuh muka serta menurunkan masker dan mengenakan masker, terang dokter Rizal. Hal utama yang harus masyarakat pahami, lanjut dokter Rizal, yaitu penyebaran virus terjadi karena droplet (air liur) terinfeksi.
2. Penggunaanmasker yang salah.
Kesalahan yang paling sering terjadi dalam penggunaan masker yaitu menyentuh bagian luar masker karena bagian tersebut merupakan bagian filter yang berguna untuk menyaring virus ataupun bakteri dari luar. Jika tersentuh, maka virus, kuman, atau bakteri bisa berpindah ke jari-jari tangan. Partikel-partikel virus bisa pindah dari tangan dan menempel pada benda-benda yang sering kita pegang, misalnya ponsel, mouse, ataupun keypad.
Memakai masker yang sama lebih dari satu kali juga merupakan kesalahan dalam pemakaian masker. Masker yang telah dipakai mengandung banyak bakteri maupun virus yang menempel. Oleh karena itu, setiap masker yang telah dipakai harus segera dibuang dan tidak dipakai lagi agar bakteri dan virus yang menempel tidak ikut tercemar.
3. Menimbunmakanan tidak sehat dan tidak menjaga daya tahan tubuh.
Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Sudah pasti jika kita tidak menjaga daya tahan tubuh maka berbagai penyakit sangat mudah untuk masuk ke dalam tubuh. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, kamu disarankan mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, makanan berprotein seperti telur dan ikan, serta daging tanpa lemak. Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan COVID-19 ini.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cara utama menjaga diri dari serangan COVID-19. Masyarakat harus menerapkan etika batuk dan bersin serta selalu menjaga kebersihan tangan. Daya tahan tubuh yang kuat tidak akan membuat seseorang mudah terserang COVID-19.
Untuk kebal terhadap penyakit, kita harus meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara makan makanan bergizi, cuci tangan, dan menghindari bepergian atau kontak dengan banyak orang, ungkap dokter Rizal, Koordinator tim medis Aksi Cepat Tanggap (ACT). Selain itu, hindari tempat-tempat keramaian jika sedang tidak fit.
4. Menunda-nunda untuk ke dokter ketika sakit.
Sering sekali beberapa masyarakat menyepelekan ketika sedang merasakan tubuh yang kurang fit. Memeriksakan diri ke dokter sesegera mungin ketika sakit dapat mencegahmu dari virus-virus lain yang masuk.
Drh. Moh Indro Cahyono, seorang Peneliti Virus dan Praktisi Penanganan Wabah Penyakit menganjurkan tiga prinsip penanganan wabah COVID-19 yang dapat dilakukan sendiri. Pertama, mengurangi paparan virus melalui hidup sehat dan bersih serta menghindari tempat di mana banyak orang sedang sakit. Kemudian menaikkan antibodi dan energi dengan minum vitamin C dan E plus madu. Serta terakhir apabila merasa sakit, beri waktu tubuh untuk beristirahat di rumah.
Sehingga, jika katakanlah (menderita) demam 4-5 hari itu wajar. Tidak usah panik, biasa saja. Kita hanya perlu memberikan vitamin C, vitamin E, makan yang cukup, istirahat yang cukup, nanti pada hari ke-7, antibodi kita keluar. Ini berlaku juga untuk yang sedang sakit. Sebenarnya kita semua akan bisa menangani wabah dari virus Corona ini. Asal kita bisa tahu basic-nya seperti apa, ilmunya seperti apa, dan yang paling terakhir jangan panik, ujar dokter Indro.
5. Belanja berlebihan.
Sejak dikeluarkannya pengumuman virus Corona masuk ke Indonesia, banyak masyarakat yang langsung panik dan menyerbu toko ritel dan apotek. Mereka memborong kebutuhan pokok dalam jumlah besar, seperti makanan instan, minuman kemasan, hingga popok bayi secara berlebihan dalam sehari. Cara ini dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi merebaknya wabah virus ini. Selain kebutuhan pokok masyarakat juga langsung beramai-ramai memborong barang-barang seperti hand sanitizer, masker, obat-obatan, dan multivitamin.
Salah satunya terjadi di supermarket di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sejumlah warga memborong bahan makanan di sana. Salah satu warga, Albert Oentoro (36), mengaku kaget karena aksi belanja tersebut menyebabkan antre di kasir hingga dua jam, seperti dilansir dari today.line.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N. Mandey berharap dan mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan panic buying akibat fobia. Tindakan berlebihan ini justru membuat kepanikan atau fobia baru lainnya yang tidak perlu terjadi. Sebab, efek dari mereka yang memborong sembako juga akan berimbas pada masyarakat yang kurang mampu.
Menurut seorang ahli, sekalipun memiliki kemampuan untuk menyebar secara cepat, virusCorona tidak seganas yang digambarkan media pada umumnya. Dari 80.000 orang terjangkit, sebanyak 2.400 meninggal dan jumlah tersebut hanya 2% hingga 3% dari penderita.
Sebagai langkah antisipasi, awal Februari lalu ACT juga telah melangsungkan sejumlah aksi pencegahan penyebaran virus Corona. Misalnya saja pembagian masker di Bandara Soekarno Hatta, bekerja sama dengan mitra internasional dalam penanggulangan Covid-19, dan pengiriman belasan ribu masker untuk WNI di negara-negara waspada dan siaga.
Oleh karena itu, untuk pencegahan virus ini banyak upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Tetapi tidak asal dilakukan saja, ada beberapa cara yang harus kita perhatikan agar upaya yang dilakukan tidak menjadi sia-sia. Selain upaya pencegahannya, kita juga harus bisa memilah dan memilih dalam mencerna sebuah informasi. Sebaiknya juga kita jangan terlalu panik dan tetap tenang dalam menghadapi wabah virus ini.
Source
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191015150037-255-439672/6-langkah-mencuci-tangan-yang-benar
- https://www.sehatq.com/artikel/cara-pakai-masker-yang-benar
- www.news.act.id