Maraknya isuLGBT di kalangan masyarakat menyebabkan pro kontra yang berkepanjangan. Sejatinya LGBT ataupun yang berkaitan dengan itu dianggap tak wajar atau berada di luar normal manusia sejatinya. Sehingga banyak yang kontra, bahkan menghakimi kaum LGBT dengan cacian dan kebencian.
Sedangkan yang pro akan LGBT menganggap itu semua adalah hak pribadi dan kebebasan berekspresi selama tidak meresahkan atau mengganggu orang lain. Lalu, apa jadinya jika LGBT ini terjadi pada selain manusia? Ya, beberapa hewan mengalami fenomena fisiologi dalam tubuhnya. Pergantian jenis kelamin pada hewan memang sering terjadi, khususnya pada hewan invertebrata, di antaranya annelida dan molusca. Perubahan kelamin tersebut dapat terjadi dari spesies jantan ke betina dan sebaliknya. Tak jarang pergantian kelamin terjadi pada kalangan hewan vertebrata seperti bangsa pisces (ikan).
Nah, berikut ini adalah bebarapa ikan yang mengalami pergantian jenis kelamin.
1. Ikan Badut/Nemo.
Gambar: Amphiprion ocellaris/ Nemo/ Clownfish
Sumber: Cliparts
Pada studi yang dilakukan oleh Peter Buston di Papua Nugini, para jantan dari ikan Nemo/Clownfish akan mengubah fisiologinya ketika menjaga anakannya yang ditinggal ibunya, sehingga pejantan tersebut dianggap sebagai ibu barunya (Milius, 2004).
2. Anthias squamipinnis.
Gambar: Anthias squamipinnis
Sumber: Eol.Org/Biopix
Penghilangan spesies jantan pada kelompok ikan karang Anthias squamipinnis yang dilakukan oleh Shapiro (1981a) berhasil merangsang salah satu ikan betina menjadi berjenis kelamin jantan. Ikan betina lainnya menerima pejantan baru dikelompoknya sebagai jantan pada umumnya.
3. Kerapu Merah.
Gambar: Ephinephelus morio/ Kerapu merah
Sumber: Eol.org/SEFSC Pascagoula Laboratory
Selain ikan Amphiprion ocellaris (Nemo/Clownfish), beberapa ikan lain seperti Anthias squamipinnis, dan Epinephelus morio (Kerapu merah) dilaporkan mengalami pergantian kelamin.
4. Labroides dimidiatus.
Gambar: Labroides dimidiatus
Sumber : Eol.Org/Brian Gratwicke
Fenomena pergantian kelamin pada ikan ini terjadi secara alami. Ikan karang tersebut hidup berkelompok dengan komposisi satu ikan jantan dan beberapa ikan betina. Apabila dalam kelompok tersebut ikan jantan mati, kemungkinan yang terjadi adalah ikan jantan dari luar akan masuk ke dalam populasi tersebut atau salah satu ikan betina yang dominan harus mengubah fenotip dari betina ke jantan.
Ikan betina yang dominan umumnya akan menolak kehadiran jantan lain untuk memasuki kelompoknya (Ayala dkk.,1984). Ikan betina yang dominan tersebut akan berubah menjadi ikan jantan, dan dalam jangka waktu dua minggu, individu jantan baru tersebut telah dapat menghasilkan sperma yang fertil (Corebima, 2004).
5. Belut Sawah.
Gambar: Monoterus albus/ belut sawah
Sumber: Fendiwells
Faktor umur pada ikan telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Riani (2004) yang mengatakan bahwa perubahan jenis kelamin ikan belut berdasarkan ukuran tubuh (panjang) tidak mutlak pada suatu angka, namun cenderung lebih ditentukan oleh umur belut.
Ciri-ciri yang tampak ketika ikan betina akan berubah kelamin secara fenotip yaitu, pertama, 2 hari setelah ikan jantan dihilangkan, kecepatan gerakan hidung meningkat. Kedua, hari keempat setelah ikan jantan dihilangkan, gerakan renang berbentuk huruf U. Ketiga, hari kesebelas setelah ikan jantan dihilangkan, muncul tonjolan duri punggung ketiga. Keempat, tiga sampai empat minggu, ikan jantan baru tersebut sudah memperlihatkan perilaku sebagaimana seekor individu jantan umumnya.
Jadi, perubahan jenis kelamin yang secara alami terjadi pada sebagian ikan disebabkan oleh kondisi sosial (faktor luar), seperti hilangnya pasangan dan kondisi fisiologis endogen hewan (faktor dalam) seperti umur, berat, tingkatan perkembangan, dan kenaikan rasio kelamin.
Source
- Ayala, F. J, dkk. 1984. Modern Genetics. The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc., Menlo Park California
- Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya. Airlangga University Press
- Milius, Susan. 2004. When To Change Sex (A handy guide from biologist). Science News. Vol. 165
- Riani, Etty., dan Ernawati, Y. 2004. Hubungan Perubahan Jenis Kelamin dan Ukuran Tubuh Ikan Belut Sawah (Monopterus albus).Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Vol 11, No 2, 139-144.