Sebagai produk hiburan seni, video game memiliki sifat dan kualitas seperti musik atau film. Ini keniscayaan karena produk seni seperti video game, film, musik, maupun anime tidak mungkin selalu berkualitas terbaik. Ada video game buruk, dan ada video game bagus. Seperti adanya film bagus, dan sebaliknya. Walau parameter bagus/tidak bagus tidak ada yang baku (karena seni tidak punya ukuran itu) namun opini penikmat seni bisa dijadikan gambaran 'bagus' atau 'buruk' suatu karya seni.
Di era internet sangat mudah menemukan pendapat, opini, ataupun review video game karena semua orang dapat menyampaikan pendapat lewat media sosial dan blog/vlog. Ini tidak bisa dilakukan sebelum internet memasyarakat seperti sekarang karena dulu untuk mengetahui pendapat soal video game hanya bisa lewat majalah video game atau show televisi yang mengulas soal review game. Tapi itu dulu. Sekarang baik saya atau kamu dapat berpendapat soal video game kapan saja lewat internet. Pendapat positif maupun negatif yang beredar bisa dijadikan ukuran apakah judul game itu memang bagus atau buruk dalam hal gameplay, grafis, musik, atau cerita.
Berdasarkan hasil Googling dan pengalaman pribadi, berikut beberapa judul game yang mendapatkan respon negatif sehingga sering disebut bagian sejarah video game terburuk. Ingat kalau ini adalah opini dan bukan fakta sehingga tidak dapat dijadikan pedoman. Sebab karya seni tidak dapat dinilai dengan ukuran baku.
1. The Last of Us Part 2.
Foto: YouTube
Publisher: Sony Interactive Entertainment
Tahun rilis: 2020
Platform: PlayStation 4
Genre: Action Adventure
Jika melihat tampilan grafis dan gameplay IP ini rasanya aneh jika ada opini negatif yang dia dapat. The Last of Us Part 2 memiliki tampilan gambar super cakep banget dan merupakan game PS4 dengan grafis terbaik (setidaknya sampai tulisan ini dibuat). Gameplay-nya juga seru memadukan aksi brutal dengan elemen stealth mendebarkan.
Jadi kenapa ada begitu banyak review dan pendapat jelek untuk game keren ini? Gara-gara sisi ceritanya yang membuat sebagian fans marah besar karena perubahan ekstrem dari sisi karakter game sebelumnya (The Last of Us). Sehingga game keren seperti The Last of Us Part 2 ini bukannya akan diingat sebagai kenangan indah di akhir kejayaan PlayStation 4, tapi sebagai gamePS4 dengan polarisasi pendapat yang berlangsung berminggu-minggu (dan mungkin bertahun-tahun di masa mendatang).
2. Superman 64.
Foto: Defunct Games
Publisher: Titus Interactive
Tahun rilis: 1999
Platform: Nintendo 64
Genre: Action Adventure
Sepertinya tidak ada satu pun orang maupun review yang memuji atau melindungi game ini dari serbuan komentar negatif. Karena game ini memangtidak bagus. Tidak berlebihan jika banyak reviewer gaming memberikan penilaian buruk.
Grafis yang biasa-biasa saja (untuk sekelas Nintendo 64) ditambah gameplay buruk dan nyeleneh (seperti harus terbang melewati ring dalam batas waktu) menjadikan game Superman ini mendapatkan reputasi buruk di mata gamers. Jika The Last of Us Part 2 masih memiliki pendapat bagus di samping pendapat buruk, maka Superman 64 tidak bernasib serupa.
3. E.T the Extra-Terrestrial.
Foto: Rolling Stone
Publisher: Atari
Tahun rilis: 1982
Platform: Atari 2600
Genre: Adventure
Belum pernah memainkan game ini? Bersyukurlah karena game ini merupakan salah satu aib di industri video game dunia. Film E.T memang sukses besar dan merupakan salah satu film fiksi ilmiah terbaik sepanjang masa, tapi adaptasi video game-nya menyandang predikat game terburuk sepanjang masa.
Grafis seadanya dengan gameplay membosankan akan membuat siapa pun kehilangan minat bermain dengan cepat. Saking nggak lakunya game ini, jutaan kopi yang tidak terjual konon dikubur dan di beton di padang pasir setahun kemudian. Jika penasaran, kamu dapat mencoba memainkan E.T Atari 2600 lewat emulator untuk PC dan Android.
4. Umbrella Corps.
Foto: YouTube
Publisher: Capcom
Tahun rilis: 2016
Platform: PlayStation 4 & PC
Genre: Tactical Shooter
Aslinya inispin-off IP terkenal Capcom Resident Evil. Selain spin-off, genre-nya juga berbeda dari game utama yaitu tactical shooteryang fokus pada aksi menembak ketimbang survival horror. Banyak kalangan fans menilai game ini menyimpang jauh dari nama Resident Evil sehingga dianggap tidak menarik. Anehnya majalah game Jepang terkemuka Famitsu malah memberikan nilai 36/40 untuk Umbrella Corps, yang mana itu nilai tinggi.
Saya sendiri melihat game ini sebagai game segmented dan mungkin akan disukai mereka yang doyan situasi tembak-tembakan seperti Call of Duty. Untuk yang berharap ketegangan zombie ala game-game Resident Evil klasik harus mencarinya di game lain.
5. Street Fighter: The Movie.
Foto: Geekphilia
Publisher: Capcom
Tahun rilis: 1995
Platform: Arcade, PlayStation & Saturn
Genre: Fighting
Saya suka Street Fighter series. Saya main hampir semua game Street Fighter sejak awal IP ini diciptakan Capcom buat arcade tahun 1987. Dan hampir semua game Street Fighter itu keren serta seru. Tapi adaptasi film live actionStreet Fighter: The Movie(1994) Jean-Claude Van Damme ini tidak keren sebagai game Street Fighter lainnya.
Menggunakan grafis Digitized Actorala Mortal Kombat, Street Fighter: The Movie juga memiliki cara bermain sedikit berbeda dari game Street Fighter sebelumnya walau tidak 100% berubah. Pemain Street Fighter masih bisa menikmati game ini tapi menurut saya ini adalah salah satu Street Fighter yang tidak seru dimainkan secarakeseluruhan. Kurang solid dan terlalu floaty sebagai game Street Fighter.
Tidak perlu dimainkan? Mainkan saja jika kamu ada kesempatan. Tapi kamu tidak akan rugi apa pun jika tidak memainkan Street Fighter: The Movie. Mendingan main Street Fighter EXdaripada ini.