Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan kemunculan ulat daun jati, tawon, dan lebah yang meresahkan masyarakat. Serangan serangga tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang. Biasanya gejala yang muncul yaitu kulit menjadi bengkak dan memerah karena terjadi inflamasi. Tak hanya inflamasi biasa, bahkan serangan tawon endas/tawon vespa affinis dapat menyebabkan kematian pada seseorang.
Untuk mencegah reaksi yang membahayakan akibat sengatan ulat, tawon, lebah, atau jenis serangga lain dapat menggunakan berbagai bahan alam sebagai obat tradisional. Penggunaan obat tradisional selain mudah didapatkan bahan bakunya juga memiliki kelebihan yaitu lebih aman tanpa ada efek samping jangka panjangnya.
Berikut ini beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan khasiatnya sebagai penyembuh gigitan serangga yang sedang mewabah.
1. Melati (Jasminum sambac).
Foto: Melati (Dok. Pribadi, 2019)
Melati merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia karena dijadikan sebagai puspa bangsa. Bunga melati berwarna putih yang muncul pada terminal atau aksiler (Backer and van den Brink, 1968). Dalam buku Flora of Java setidaknya ada 11 spesies jasminum di Pulau Jawa (Backer and van den Brink, 1968). Tidak banyak orang tahu kalau melati dapat digunakan sebagai obat penawar gigitan serangga, khususnya gigitan lebah (Thomas, 2006).
Bahan: 1 genggam daun melati.
Cara membuat: Bahan tersebut diremas-remas sampai halus.
Cara menggunakan: Ditempel pada bagian yang disengat lebah.
2. Kunyit (Curcuma domestica).
Foto: Habitus Kunyit di Kecamatan Nguntoronadi Wonogiri 209 mdpl (Dok. Pribadi, 2019)
Kunyit merupakan terna berumur tahunan (Muhlisah, 1999). Pelepahnya berlapis-lapis membentuk batang semu (Tjitrosoepomo, 2016). Kunyit atau kunir adalah tanaman yang rimpangnya berwarna kuning. Tanaman ini awal mulanya digunakan untuk pewarna kuning pada perayaan holi di India (Ravindran et al., 2007). Tanaman ini masuk dalam infraspesifik C. viridiflora Roxb. dengan warna daun seragam hijau (Backer and van den Brink, 1968).
Kunyit memiliki khasiat antibakteri, antijamur, dan antivirus. Kunyit mengandung curcumin yang memiliki khasiat untuk meredakan inflamasi, seperti bengkak dan nyeri (Army, 2018; Widodo and Fitriana, 2015).
Bahan yang digunakan adalah: 2-3 rimpang kunyit sebesar ibu jari dan sendok makan kapur sirih.
Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata.
Cara menggunakan: Dioleskan pada bagian yang disengat serangga atau bulu ulat (Thomas, 2006).
3. Asam Jawa (Tamarindus indica).
Foto:Tanaman Asam Jawa (Dok. Pribadi, 2019)
Asam Jawa merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong (Raina, 2011). Asam Jawa berasal dari Suku Caesalpiniaceae (Anonim, 2009). Bagian yang digunakan untuk penyembuhan gigitan serangga adalah biji atau klungsu (Thomas, 2006).
Asam Jawa dapat dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak karena disengat lipan atau lebah.
Bahan: 3-5 biji asam Jawa (klungsu= Jawa) dan minyak kayu putih secukupnya.
Cara membuat: Biji asam Jawa ditumbuk halus.
Cara menggunakan: Bagian yang bengkak dibersihkan terlebih dahulu dengan kain yang dibasahi minyak kayu putih, kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji Asam Jawa tersebut.
4. Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis Vahl.).
Foto:Ngokilo (Dok. Pribadi, 2014)
Ngokilo adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak (Thomas, 2006). Batang pohonnya berdiameter antar 0,2-0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi cokelat. Daun Ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang daun 5-8 cm dan lebar 2-5 cm.Apabila terkena bisa ulat dan semut hitam dapat diatasi dengan memanfaatkan daun Ngokilo.
Bahan yang dibutuhkan: 1 lembar daun Ngokilo mentah dan yang masih segar.
Cara penggunaan: Digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan dua kali setelah berselang 2 jam.
5. Bawang putih (Allium sativum).
Foto: Bawang Putih (Dok. Pribadi, 2019)
Bawang putih merupakan tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis (Tjitrosoepomo, 2007). Umbi ini dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu yang terdiri dari atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak, dan berdaging. Kandungan bawang putih yaitu kalsium, zat besi, kalium, selenium, magnesium, fitonutrien allicin. Manfaat dari bawah putih adalah antibakteri, antivirus, antiseptik, mengencerkan darah, dan menguatkan kekebalan tubuh (Widodo and Fitriana, 2015).Apabila terkena sengatan serangga maka dapat memanfaatkan bawang putih yang murah meriah (Thomas, 2006).
Bahan: Umbi bawang putih, sendowo, dan garam secukupnya.
Cara membuat: Umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata.
Cara menggunakan: Dioleskan pada bagian tubuh yang disengat serangga.
Source
- Anonim, 2009. Ayo Mengenal Tanaman Obat, 1st ed. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.
- Army, R., 2018. Jamu, Ramuan Tradisional Kaya Manfaat, 1st ed. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.
- Backer, van den Brink, B., 1968. Flora of Java (Spermatophytes Only). The Auspices of The Rukserbarium, Leyden.
- Muhlisah, F., 1999. Temu-Temuan dan Empon-emponan Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
- Raina, M.H., 2011. Ensiklopedi Tanaman Obat untuk Kesehatan, 1st ed. Penerbit Absolut, Yogyakarta.
- Ravindran, P.N., Babu, N., Sivaraman, K. (Eds.), 2007. Turmeric (The Genus Curcuma). CRC Press, USA.
- Thomas, A.N.S., 2006. Tanaman Obat Tradisional 1, 18th ed. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
- Tjitrosoepomo, G., 2016. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan, 4th ed. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.
- Tjitrosoepomo, G., 2007. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
- Widodo, H., Fitriana, F., 2015. Olahan Sejat Berkhasiat Obat, 3rd ed. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Karanganyar.