Mari kita pakai istilah gampang sebelum panjang lebar membahas hal ini lebih lanjut; Ego trap. Ya, cuma diterjemahkan ke bahasa Inggris aja. Selanjutnya, kita samakan persepsi kita tentang Ego trap. Diawali dengan, apa sih ego itu?
Menurut Freud, ego adalah bagian yang terorganisir dan paling rasional yang ada dalam diri manusia, menyeimbangkan dorongan irasional dari id (yang letaknya ada di alam bawah sadar dan tersembunyi) dengan tuntutan kehidupan nyata. Ego memberikan kita rasa diri yang teratur, membantu kita menggunakan kemampuan kognitif secara baik dalam mengejar dan mencapai tujuan, merencanakan sesuatu, menemukan tempat dalam bermasyarakat, juga mencapai kesuksesan.
Nah, kalau tidak memiliki ego, mungkin kita tidak bisa melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan karena ego tersebut, kita cenderung mengidentifikasinya dan menjadi buta terhadap bagian lain yang lebih dalam dalam diri kita. Waduh, bingung ya?
Lanjut.. Ego yang terlalu keras atau dominan terkadang menyebabkan jiwa kita teredam. Hal itulah yang akhirnya membuat kita kesulitan untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain. Ego juga berperan untuk merangkul kerentanan untuk menerima bahwa kita selalu memiliki sesuatu untuk dipelajari, bersikap rendah diri, bersikap terbuka tentang perasaan kita, mengakui kesalahan dan meminta maaf, dan lain-lain.
Gampangnya, Ego trap adalah situasi dimana pikiran menyusun aturan untuk kemudian didefinisikan menjadi identitas dengan hasil konsep statis yang dikira sebagai diri sejati. Padahal belum tentu hal tersebut benar adanya.
Lalu, apa saja contoh ego trap sebenarnya?
1. Pokoknya seleramu paling bagus, deh!
Kamu menganggap selera makanan, buku yang kamu baca atau musikmu adalah sesuatu yang paling bagus dan menganggap selera musik temanmu kampungan.
2.Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak.
Peribahasa ini cocok banget buat kamu yang terlalu fokus dalam melihat kesalahan orang lain dari pada membiarkan mereka bekerja dan menerima bagaimana mereka berusaha memperbaikinya.
3. Anti gossips club!
Kamu menganggap orang yang masih menonton televisi, gosip atau membaca majalah adalah orang yang tidak lebih baik dari dirimu yang sengaja menghindarinya.
4. Gak mau denger, maunya didenger.
Kamu membenci berkompromi atau mendengar pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan kemauan kamu. Dan kamu cenderung hanya berteman dengan orang yang memiliki pendapat sepertimu.
5.Gue tahu segalanya, lo cuma serpihan batu.
Kamu menjadi yang paling tahu tentang segala sesuatu dan menganggap orang lain tidak mungkin mengetahuinya. Yakin banget ya?
Nah, setelah membaca, berkacalah. Apakah kamu termasuk golongan orang yang terjebak dalam ego sendiri?