Membicarakan Jepang dan kultur pop yang mereka sebar ke seluruh dunia selalu menyenangkan. Sejak mulai membangun diri pasca kekalahan Perang Dunia Kedua lebih dari tujuh dekade lalu, bangsa Jepang kini dikenal sebagai salah satu negara maju dengan berbagai capaian modern serta bermanfaat untuk dunia. Seperti misalnya eksistensi pemutar musik mobile dan portable yang dunia nikmati saat ini.
hal tersebut mungkin saja tidak akan pernah terjadi jika perusahaan Jepang Sony tidak menciptakan Walkman yang legendaris. Di saat mendengarkan musik mengharuskan seseorang duduk manis di depan alat berukuran jumbo seperti piringan hitam, Sony mengenalkan pemutar musik yang bisa masuk ke dalam saku celana. Revolusioner? Tentu saja. Itulah kenapa ikon kultur pop Jepang merajai dunia konsumen. Tidak hanya pemutar musik tapi juga video game, televisi, komik, serta animasi dan berbagai benda lain dengan status "produk kultur pop Jepang" merupakan karya bangsa Jepang yang dinikmati dunia saat ini.
Tapi tentu saja tidak cuma kultur modern Jepang yang enak digali. Walau sudah membuka diri sejak Restorasi Meiji lebih dari 150 tahun lalu, bukan berarti budaya dan kearifan lokal bangsa ini tergeser dan menghilang dari kehidupan bermasyarakat. Banyak budaya Jepang tradisional masih terjaga keberadaannya dan jadi kebiasaan sehari-hari warga di sana. Memang tidak semua budaya lama diterapkan dalam kehidupan harian, seperti mengenakan pakaian tradisional karena faktor kepraktisan. Tapi untuk hal-hal budaya lain seperti di bawah ini, bangsa Jepang masih menjalankannya dalam kehidupan harian.
1. Makan atau minum menyeruput hingga menimbulkan suara adalah hal wajar dan disarankan untuk menghargai.
Foto: Wonder How To
Di budaya Barat (atau bahkan Timur/Asia lain seperti negara kita) makan atau minum dengan menyeruput hingga mengeluarkan bunyi keras dianggap gestur tidak sopan dan kurang beradab. Ini tidak berlaku di Jepang. Justru dengan mengeluarkan suara "sruputan" saat makan dianggap sebagai bentuk maksimum menikmati hidangan, yang berarti menghargai juru masaknya. Sehingga jika belum terbiasa dengan kondisi ini, dijamin kamu akan kaget jika sedang makan semangkuk mie di Jepang dan mendengar suara keras seruputan kuah dari orang di sebelahmu. Itu adalah hal normal dan malah disarankan.
2. Semua orang saling menuang minuman saat kumpul ramai-ramai.
Foto: CommisCEO-Global
Utamanya terjadi jika rekan sekantor minum bersama selepas jam kerja. Budaya minum bareng ini sudah lama ada dan terus terjaga di kultur Jepang. Yang junior atau level bawah akan menuangkan minuman (normalnya alkohol seperti Beer, Whiskey, atau Sake) ke senior sebagai bentuk penghormatan status, dan senior bisa membalas dengan menuangkan minuman ke gelas junior sebagai bentuk penjagaan citra. Kebiasaan ini juga ada di negara serumpun Jepang seperti Korea Selatan dan Cina dengan makna serupa.
3. Kultur olahraga populer Jepang? Baseball! Bukan Sumo.
Foto: Japan-Guide
Orang sering salah paham soal olahraga populer Jepang karena untuk dunia luar, Sumo adalah olahraga yang mencitrakan bangsa ini. Walau mungkin benar, tapi olahraga nasional bangsa ini sebenarnya malah olahraga impor dari Amerika, yaitu Baseball. Sebagai olahraga terpopuler Jepang, Baseball punya gengsi tersendiri. Banyak anak sekolah berharap terkenal dari Baseball dengan bertanding di final Koshien (yang merupakan pertandingan nasional dengan jutaan penonton setiap tahun).
4. Natal dan Valentine adalah liburan romantis buat pasangan.
Foto: Santatizing Wordpress
Sebagai bangsa dengan kepercayaan agama lama Shinto (dan itu pun tidak terlalu dijalankan sebagian besar warganya), Jepang justru memilih hari besar impor seperti Natal dan Valentine untuk menikmati liburan yang bernuansa romantis. Pada hari-hari ini biasanya pasangan saling bertukar kado dan menghabiskan waktu berdua saja. Lucu juga mengingat populasi warga Kristen yang merayakan Natal sebenarnya hanya 2% saja dari total warga Jepang, tapi setiap perayaan Natal seluruh prefektur merayakannya dengan gembira.
5. Oleh-oleh alias omiyage adalah "wajib" hukumnya.
Foto: The Culture Trip
Hampir mirip seperti kita di Indonesia yang doyan mengatakan "Eh jangan lupa oleh-olehnya ya" ke mereka yang mau pergi jalan-jalan, di Jepang budaya ini juga ada. Bahkan lebih "sadis" lagi karena oleh-olehdisebut Omiyagemerupakan sesuatu yang diharapkan tanpa harus diberitahu sebelumnya. Seram juga, ya?
Tidak membawa omiyage saat pulang dianggap sebagai gestur tidak sopan di kebudayaan Jepang sehingga terkadang budaya ini memberatkan sebagian warga Jepang sendiri. Omiyage populer biasanya berupa makanan khas daerah/prefektur yang didatangi, lengkap dengan bungkusan khas yang menandakan asal omiyage tersebut.
6. Makan dan minum sambil berjalan? Tidak berlaku di budaya Jepang.
Foto: Illumestories
Kebiasaan ini juga berlaku di beberapa negara lain tapi tidak berlaku di negara Barat seperti Amerika Serikat karena makan maupun minum sambil berjalan sering dilakukan warga Barat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jangan lakukan di Jepang karena menurut budaya mereka itu dianggap kurang sopan. Saking menjaga kesopanan soal ini, sering terlihat orang yang membeli makanan atau minuman Vending Machine lantas menikmati pembeliannya di dekat mesin demi menghindari melakukannya di jalan.
Hal-hal di atas merupakan bagian kultur Jepang tradisional tapi masih terjaga kelestariannya. Membuang sampah di tempatnya atau tidak menyeberang jalan seenaknya juga merupakan budaya baik di bangsa Asia Timur ini yang masih dijalankan warga setiap harinya. Menarik, bukan? Menurut kamu apa kita juga bisa menjaga budaya-budaya lama yang baik seperti mereka juga?